3. Prasasti Balawi
Â
Prasasti Balawi berangka tahun 1305 M. Kutipan dari bagian prasasti tersebut adalah:
"..., Juru gusali (pandai besi), tuha nambi (tukang obat), tuha dagang (ketua pedagang),.....
.....Kdi (dukun wanita), Walyan (dukun laki-laki),...."
4. Prasasti Biluluk
Prasasti Biluluk berasal dari masa pemerintahan raja Hayam Wuruk (1350 M -- 1389 M) dan Wikramawardhana (1389 M -- 1429 M). Kutipan dari bagian prasasti pad sisi muka adalah:
Sisi muka : " ..., selanjutnya segala penjaga tanah perdikan yang menjalankan usaha pekerjaan, semuanya masing-masing satu, mereka itu dibebaskan dari segala macam beban bea dan cukai, yaitu (yang berkaitan dengan) padadah (dukun pemijatan), pawiwaha (perkawinan),....."
Selain dari prasasti, ada juga kitab-kitab yang memuat mengenai ramuan jampi dan bahkan menuliskan resep-resep ramuan kuno tersebut secara detil, yang sayangnya kurang dihargai oleh generasi setelahnya. Kini jampi-jampi itu nyaris punah. Padahal kerajaan Majapahit menjadi besar karena ditunjang oleh masyarakatnya yang sehat, dan masyarakat yang sehat tidak terlepas dari ramuan makanan dan minuman yang menyehatkan pula.
Salah satu ramuan warisan Majapahit yang berhasil populer hingga masa kini adalah minuman sekoteng. Ini adalah minuman yang dahulu kala disajikan untuk menghormati tamu istimewa kerajaan.
Jampi rempah telah mengembara jauh ke seluruh penjuru dunia. Jampi telah sukses menorehkan sejarah melampaui kebesaran Majapahit. Sayangnya, pahit jampi tak sepahit nasib Majapahit, kerajaan yang berjasa membesarkannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI