Penggiringan opini bahwa Muhammad SAW adalah orang desa miskin dan sebagai tukang sihir itu cukup efektif. Apapun yang disampaikan oleh Beliau dan apapun peristiwa ajaib sebagai bukti kenabian selalu diingkari dengan dalih itu adalah sihir belaka.
Dari waktu ke waktu dakwah Rasulullah SAW semakin berat. Beliau sampai harus pergi ke batas kota untuk menyampaikan ajarannya kepada orang-orang yang hendak masuk ke Makkah. Bahkan Beliau harus pergi jauh ke Thaif demi untuk mengajak umat manusia ke jalan kebenaran.
Seiring berjalannya waktu, Sang Guru Pendengki Sejati yang paling sadis dan bengis itu semakin merasa besar kepala. Merasa seolah-olah telah meraih kemenangan. Pesta-pesta dirayakan sebagai bentuk mengelabuhi dan menipu diri sendiri. Itu memang keahlian lain para pendengki sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H