Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Si Tukang Teriak

17 Maret 2024   17:04 Diperbarui: 13 Juni 2024   09:45 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ampun Paduka Rahwana, sayangnya hamba sudah menjadi istri Rama, Raja Ayodya!" tolak Sinta lemah lembut.

Meskipun tahu wanita cinta sejatinya itu sudah menjadi milik orang lain, Rahwana tidak menyerah. Ada dua pilihan, merelakan yang berarti mengembalikan Sinta, atau merebutnya dari tangan Rama.

Dengan tekad bulat ia memutuskan, dengan taruhan nyawa sekali pun, yakni memilih merebut Sinta dari suaminya yang sah.

Sudah menjadi watak Rahwana untuk selalu memperturutkan hawa nafsu. Tidak bisa menerima penolakan, apalagi perlawanan, kecuali pasti akan dihadapinya sampai tetes darah penghabisan.

Ada tujuh sifat Rawana 'Si Tukang Teriak' yang seringkali hinggap pada diri manusia tanpa mereka sadari. Berikut ciri-cirinya:

1. Dalam setiap permasalahan, hanya fokus pada sudut pandang diri sendiri. Sehingga, ia meyakini bahwa jika menurutnya sesuatu itu baik, maka semua orang di dunia juga sepakat bahwa hal itu baik. Jadi ketika ada yang berpendapat sebaliknya, ia akan berpikir bahwa orang itu pasti dungu atau sesat.

2. Tidak pernah mau berpikir bahwa ada kemungkinan bahwa ia bisa berada di posisi salah. Ia akan tetap pada pendiriannya bahwa pihak lainlah yang pasti salah.

3. Merasa memiliki kemampuan untuk mengatasi semua masalah, sehingga semua orang harus mengikuti jalan pikirannya dan harus sependapat dengannya, apapun keadaannya.

4. Suka sekaligus pandai dalam menemukan cela dan kesalahan orang lain. Ia cenderung mencari hal negatif untuk bisa disalahkan ketimbang melihat hal positif, karena yang penting baginya adalah melihat orang lain merasa bersalah, dan itu bisa membuatnya merasa puas.

5. Berpikir bahwa kebanyakan orang tidak becus dalam menyelesaikan masalah jika tanpa campur tangannya. Itu karena ia memang selalu menganggap remeh dan rendah orang lain. Sehingga ia merasa perlu tahu dan perlu mencampuri semua urusan.

6. Sangat sulit untuk mengakui bahwa masing-masing orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Ia hanya cenderung menerima bahwa kelebihan itu harus seperti yang ada pada dirinya, dan itu menjadi tolak ukur dalam membandingkan kualitas dirinya dengan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun