Pada akhirnya, hidup memang sebuah panggung. Namun, panggung ini tidak hanya tentang kontes, tetapi tentang bagaimana kita memainkan peran dengan makna. Jika kita tetap berpegang pada pijakan nilai-nilai yang benar, apa yang kita tampilkan dalam kehidupan nyata akan mencerminkan inti sejati kita. Pada titik ini, peran yang kita mainkan bukanlah sekadar kepura-puraan, melainkan ekspresi dari kebenaran yang kita yakini.
Untuk menutup tulisan ini, mari kita sejenak merenungkan kata Pramoedya Ananta Toer,
"Di dalam panggung sandiwara, jangan sampai kita menjadi badut, sekalipun badut besar."
Inspirasi Pustaka :
- As You Like It, Act II, Scene VII. Diakses pada 6 Juli 2022 dari https://poets.org/poem/you-it-act-ii-scene-vii-all-worlds-stage
- Nadjib, Emha Ainun. 2013. Sepak Pojok. Buletin Mocopat Syafa'at, Edisi 59. Yogyakarta.
- Milbrath, Lester W.. 1996. Envisioning a Sustainable Society, dalam. New Thinking for a New Millennium (penyunting : Richard A. Slaughter). London: Routledge.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H