Mohon tunggu...
TRI HANDITO
TRI HANDITO Mohon Tunggu... Guru - Kawulaning Gusti yang Mencoba Untuk Berbagi

Agar hatimu damai, tautkankanlah hatimu kepada Tuhanmu dengan rendah hati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menormalisasi Ketidaknormalan

18 Juli 2024   22:11 Diperbarui: 18 Juli 2024   22:52 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lester W. Milbrath menyatakan bahwa pada hari ini manusia bukan saja menghadapi krisis alam dan lingkungan hidup, tetapi sebenarnya manusia berhadapan dengan krisis kemanusiaan yang begitu buruk dan parah. Apakah ilustrasi kasus di atas dan kasus-kasus lain yang senada merupakan contoh terjadinya krisis kemanusiaan dalam lingkungan kehidupan kita? Jika iya, maka eksistensi kita sebagai manusia sedang berada dalam ancaman. Lalu, apakah berdamai dengan keadaan menjadi jalan pemecahan untuk krisis tersebut? Ataukah, kita harus menggugatnya dan kemudian timbul konflik sosial? Yang ditakutkan, dalam suasana ketidaknormalan yang dinormalkan, mereka yang menggugat ketidaknormalan tersebut dianggap sebagai sumber konflik pemicu perpecahan dalam tatanan kehidupan bersama.

Ahhhh...sudahlah!!!

Semoga ini hanya sebatas resah karena gelisah yang membuncah.

Saya hanya ingin menjadi manusia dan bergaul dengan mereka yang benar-benar manusia,

Yang memiliki kepekaan terhadap eksistensi manusia lain,

Yang tidak abai terhadap norma demi memanusiakan manusia lain.

Seperti kata bijak Mahatma Gandhi yang menjadi pengantar tulisan ini :

The greatness of humanity is not in being human, but in being humane.

Semoga ...

Inspirasi Pustaka :

Milbrath, Lester W.. 1996. Envisioning a Sustainable Society, dalam. New Thinking for a New Millennium (editor : Richard A. Slaughter). London: Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun