Mohon tunggu...
Tri Fuji Lastari
Tri Fuji Lastari Mohon Tunggu... Guru - English Teacher, SMP NEGERI 32 OKU

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.4

4 Juni 2024   00:05 Diperbarui: 4 Juni 2024   00:56 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Pengalaman yang saya alami terkait penerapan budaya positif yaitu rasa keinginan untuk menyelesaikan suatu masalah dengan penerapan budaya positif, namun seringkali masalah tersebut berbenturan dengan aturan sekolah yang menurut pendapat saya kita tidak bisa menerapkan segitiga restitusi pada kasus -- kasus tertentu. Semisal, anak yang terlibat criminal, apakah cukup dengan menerapkan segitiga restitusi? Hal inilah yang akan saya bangun dengan menyadarkan seluruh komponen warga sekolah untuk bertindak prefentif dalam menekan masalah yang timbul di sekolah. Saya berkeinginan untuk memposisikan diri sebagai manager, namun kebiasaan dan budaya disekolah saat ini masih menerapkan hukuman sebagai tindakan yang paling efektif dalam menerapkan kedisiplinan pada anak.

Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Perasaan saya selama ini dalam mendisiplinkan siswa masih berada pada tingkatan sebagai penghukum dalam posisi kontrol. Saya memiliki keinginan untuk memposisikan diri sebagai seorang manager, berusaha memperbaiki kesalahan yang sudah saya lakukan pada waktu sebelumnya. Dengan menempatkan diri sebagai seorang manager rasanya bahagia ketika kita mampu mendisiplinkan anak sesuai dengan langkah terbaik supaya siswa memiliki nilai budaya positif dari dalam dirinya, bukan bersikap disiplin karena ada stimulus atau rangsangan dari luar. Perasaan saya lebih tertantang untuk mengimplementasikan posisi sebagai pendidik sebagai menejer dan menerangkan segitiga restitusi dalam meyelesaikan beberapa kasus indisiplioner peserta didik. Karena dengan menempatkan kepada peserta didik untuk melatih mempertanggungjawabkan perilaku dan mendukung menemukan solusi atas permasalahannya.

Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Menurut saya sekolah saya sudah menerapkan budaya positif di sekolah, hal itu diwujudkan dengan kegiatan kegiatan budaya positif seperti apel bersama, sholat berjamaah bersama dan hal hal kolaboratif lainnya yang dapat membentuk karakter budaya positif. Hal yang perlu kembangkan lebih lanjut yaitu terkait sosialisasi nilai kebajikan yang harus dimiliki setiap anak serta keyakinan kelas, karena masih banyak guru dan murid belum memahami perbedaan keyakinan kelas dan aturan kelas. Hal yang perlu diperbaiki yaitu terkait posisi kontrol, selama ini masih berada pada posisi penghukum dan pembuat rasa bersalah, kedepan saya berkeinginan berada posisi sebagai manager dalam menyelesaikan masalah pada anak.

Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Sebelum saya mempelajari modul posisi kontrol, posisi saya yang sering saya terapkan ketika berinteraksi dengan siswa adalah sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah. Perasaan saya saat itu merasa 2 hal itu merupakan cara yang sudah benar dan terbaik karena selama ini semasa sekolah dan awal menjadi seorang guru hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang menjadi budaya. Selain itu cara yang saya terapkan kadang membuahkan hasil, terkadang gagal bahkan peristiwa yang sama terulang kembali alias bersifat sementara. Setelah mempelajari teori posisi kontrol posisi yang saya gunakan yaitu sebagi pemantau dan manager, perasaan yang saya alami yaitu saya menjadi lebih tenang, siswa lebih mudah menerima dan sadar tentang kesalahan yang dia perbuat sehingga siswa menjadi tergerak hatinya untuk berubah dari dalam dirinya sendiri, bukan dari paksaan atau rangsangan dari luar. Perbedaan yang paling menonjol yaitu tentang peristiwanya, jika kita memposisikan diri sebagai penghukum, maka perubahan siswa hanya bersifat sementara, sedangkan ketika kita memposisikan diri sebagai manager, maka siswa akan tergerak hatinya untuk berbuat dan memperbaiki kesalahan dan perubahan tersebut tidak bersifat sementara.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Sebelumnya saya sudah melakukan langkah segitiga restitusi namun tidak secara urut dan benar, dalam hal ini saya melakukan hanya sebatas memvalidasi tindakan yang salah yang dilanjutkan dengan proses menghukum, sehingga 2 langkah segitiga restitusi yang lainnya tidak dilakukan.

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun