Semakin bertambah usia, anak memiliki pengalaman unik dengan teman sebaya, guru, dan komunitas lain yang memengaruhi perkembangan. Pada usia pertengahan anak-anak dan remaja, masing-masing anak mencari cara yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, genetik dan lingkungan seringkali bersama-sama berkontribusi pada temperamen dan kepribadian, karena pendekatan seorang anak terhadap dunia mempengaruhi pengalaman yang ia hadapi.
Apakah temperamen anak menetap hingga dewasa? Â
Temperamen awal anak masih terus berkembang sesuai dengan usia. Temperamen merupakan fondasi kepribadian individu pada masa dewasa. Berdasarkan penelitian jangka panjang, secara umum kestabilan temperamen berada pada level rendah hingga sedang. Artinya, sebagian besar anak dapat mengalami perubahan, sedangkan cukup sedikit anak yang tetap sama (Berk, 2005).
Perubahan yang ditampilkan oleh beberapa anak menunjukkan bahwa pengalaman dari lingkungan dapat memodifikasi temperamen secara biologis. Hanya saja, perubahan jarang terjadi dari satu titik ekstrem ke titik lainnya. Misalnya, anak yang sangat pemalu berubah menjadi sangat ramah. Karakteristik ekstrem pada anak (sangat pemalu ataupun suka berinteraksi sosial) cenderung stabil dalam jangka panjang. Sebaiknya prediksi awal temperamen untuk jangka panjang pada usia 2 tahun dan setelahnya. Dimana sistem emosi, atensi, dan perilaku anak lebih menetap.
Bagaimana orangtua menyikapi anak dengan temperamen difficult dan slow to warm up?
- Setiap anak lahir dengan keunikan masing-masing. Oleh karena itu, penerimaan orangtua ataupun orang dewasa terdekat merupakan faktor mendasar dalam membangun pengasuhan yang positif. Selain itu, sikap yang hangat, mendukung, serta memberi tuntutan yang logis dapat memberikan manfaat yang besar bagi anak dengan temperamen difficult dan slow to warm up.
- Anak dengan temperamen difficult membutuhkan pendekatan yang peka dan positif (gembira dan menyenangkan). Orangtua dapat berinteraksi dengan anak melalui aktivitas permainan dengan posisi berhadapan, sehingga dapat membantu anak meregulasi emosi. Apabila pendekatan tersebut dilakukan sejak dini pada anak, maka temperamen difficult dapat berkurang pada usia 2 tahun.
- Anak dengan temperamen slow to warm up membutuhkan stimulasi yang lebih banyak dari orangtua ataupun pengasuh, seperti seringkali ditanya, ditunjukkan objek di sekitar, didukung untuk mencapai tujuan, dan diajak mengeksplorasi lingkungan.
- Ketika orangtua kurang mengenali temperamen anak maupun kesulitan menghadapi perilaku anak sehari-hari, disarankan untuk berkonsultasi dengan Psikolog.
Dengan mengenali temperamen anak dan melakukan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan, kita dapat membantu penyesuaian diri anak di lingkungan. Â
Referensi:Â
Brooks, Jane B. (2011). The Process of Parenting. Eighth Edition. New York, NY: McGraw-Hill.
Berk, Laura E. (2005). Infants, children, and adolescents. Fifth Edition. Boston, MA: Pearson Education, Inc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H