Seiring dengan perkembangan teknologi, jurnalisme kini melakukan transformasi. Banyak pula istilah yang muncul dengan adanya perubahan ini. Mulai dari jurnalisme multimedia, jurnalisme online, new media dan masih banyak lagi.
Lalu apa sebenarnya perbedaan jurnalisme online dan jurnalisme multimedia?
Jurnalisme online adalah segala aktivitas jurnalistik yang dilakukan secara online dengan basis jaringan internet. Ini meliputi jurnalisme yang diproduksi secara eksklusif dan didistribusikan melalui World Wide Web sebagai elemen grafis internet. Jurnalisme online tidak didorong oleh tujuan multimedia dan digital storytelling.Â
Sedangkan jurnalisme multimedia dapat diartikan sebagai sebuah arah konvergensi yang menggunakan banyak platform dan saling terintegrasi. Mulai dari fitur-fitur yang melibatkan teks, musik, gambar diam atau bergerak, dan berbagai elemen interaktif lainnya. Tidak hanya itu, berbagai media pun termasuk di dalamnya, seperti website, email, SMS, radio, televisi, majalah, koran dan lain sebagainya. Semua fitur dan platform ini kemudian terintegrasi dan masuk dalam aspek konvergensi yang berorientasi pada satu tujuan.Â
Dalam perkembangannya, jurnalisme multimedia di Indonesia mulai maju seiring dengan perkembangan internet. Internet di Indonesia bermula pada tahun 1990-an. Tidak lama setelah itu, era dotcom pun kemudian mulai berkembang. Era ini pun ditandai dengan munculnya Republika Online, Kompas versi Internet (kompas.co.id) dan lain sebagainya. Selanjutnya, pada era tahun 2000-an akhirnya muncul media lain seperti OkeZone, Viva, Yahoo dan lain sebagainya.Â
Terlepas daripada hal tersebut, sebenarnya terdapat hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengaplikasian jurnalisme multimedia. Menurut Bradshaw (2012, Â dalam Widodo, 2020, h. 75), terdapat lima prinsip jurnalisme multimedia. Prinsip tersebut adalah Brevity, Adaptation, Scanability, Interactivity, dan Community and Conversation (BASIC).Â
Brevity
Brevity adalah salah satu pengembangan dari adanya jurnalisme multimedia. Dengan majunya teknologi saat ini, memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi bukan dari koran, namun via web. Namun, hal ini tentu berbeda dari aspek resolusi layar yang jauh lebih rendah daripada media cetak (Widodo, 2020, h. 76).Â
Selain itu, paragraf pun haruslah pendek. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna dalam memahami dari maksud tulisan. Lalu, jika dikaitkan dengan aspek video dan audio, Brevity pun berlaku. Saat mengunggah konten di berbagai platform, penting untuk memastikan konten tidak panjang ataupun dapat dipecah menjadi beberapa segmen.Â