Mohon tunggu...
Trifena Oktavia Chuwiarco
Trifena Oktavia Chuwiarco Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2021

Halo! Saya Fena, anak bungsu yang sangat suka bakso Malang!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Alternatif Media Efektif, Podcast Jawabannya!

23 November 2023   16:37 Diperbarui: 23 November 2023   16:38 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak kenal dengan platform kekinian nan populer ini? Ya podcast namanya. 

Podcast adalah salah satu media komunikasi dan penyampaian pesan yang sering kali dimiripkan dengan pendahulunya, yakni radio. Namun, jarang disadari bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari podcast dan radio. 

Podcast memungkinkan pendengarnya untuk mendengarkan siarannya di mana saja dan kapan saja, selama memiliki akses internet. Pengguna hanya tinggal memastikan sudah mengunggah aplikasi penyedia siarannya seperti Podcast, Laughable, Stitcher dan masih banyak lagi. 

Sedangkan pendahulunya yaitu radio, hanya bisa didengarkan di waktu tertentu, tidak dapat diputar kembali dan tidak memiliki interaktivitas selayaknya podcast. Interaktif dalam hal ini adalah terkait kemungkinan audiens untuk memberikan komentar. Pengguna juga dapat melakukan diskusi yang dapat secara tidak langsung membantu creator untuk menganalisa konten apa yang lebih disukai.

Lebih dalam tentang podcast, platform ini sebenarnya merupakan pengembangan setelah berkembangnya teknologi internet, khususnya melalui smartphone. Podcast pun memberikan kemudahan bagi audiens untuk memilih topik yang disukai atau yang ingin didengarkan dengan sifatnya yang fleksibel. 

Pengguna di Indonesia

Dikutip dari Radika (2020, dalam Meisyanti & Woro Harkandi Kencana, 2020), podcast diartikan sebagai suatu program melalui internet berupa audio yang dilampirkan ke RSS (Really Simple Syndication), yaitu sebuah digital data media atau beberapa media yang disalurkan ke internet untuk diputar di media portable. 

Jika menilik lebih dalam dengan konteks Indonesia, pendengarnya pun tidaklah sedikit. Mengacu dari data GlobalWebIndex (GWI) dalam (Pahlevi, 2022), persentase pendengar podcast Indonesia menjadi terbesar kedua di seluruh dunia (per kuartal III 2021). 

Angka pendengarnya mencapai 35,6% dari total pengguna internet berumur 16-64 tahun. Angka ini dapat terbilang cukup banyak, apalagi mengingat bahwa podcast adalah platform yang baru berkembang di Indonesia. 

Sementara itu, persentase umur yang mendengarkan podcast pun bisa ditebak. Tentunya didominasi oleh anak muda. Berdasarkan data dari Bayu (2021), diketahui bahwa jumlah pendengar podcast dengan usia 15-19 tahun adalah 22,1%. Usia 20-24 tahun sebanyak 22,2%, usia 25-29 tahun sebanyak 19,9% dan usia 30-34 tahun dengan persentase 15,7%. Terakhir, pendengar podcast pun semakin menurun seiring bertambahnya usia. Persentase 11,8% dengan rentang 35-39 tahun dan 8,4% untuk rentang umur 40-44 tahun. Dari data tersebut, anak muda dapat menjadi sasaran empuk bagi pada creator untuk menargetkannya saat membuat konten. 

Peluang Menuang Pikiran

Pada dasarnya, podcast bukan hanya platform untuk mendapatkan keuntungan dengan mengundang public figure semata. Tetapi lebih dari pada itu, podcast sangat bisa dijadikan sebagai ruang untuk menyalurkan pendapat, sebagai media pembelajaran hingga media untuk memberikan hiburan kepada khalayak. Namun sayangnya, fungsi-fungsi tersebut sepertinya kurang begitu terasa di khalayak Indonesia. 

Apalagi melihat data dari Muhamad (2023), yang menunjukkan bahwa terdapat 10 kanal podcast yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia menurut IPWS. Beberapa dengar persentase paling tinggi adalah Curhat Bang Denny Sumargo (39,69%), Mata Najwa oleh Najwa Shihab (36,79%) dan Close the Door oleh Deddy Corbuzier (9,41%). Sisanya adalah diikuti oleh podcast dengan fokus hiburan dan hal-hal viral lainnya. 

Anak muda sebagai penerus bangsa sebenarnya dapat memaksimalkan podcast dengan menjadi pembuat bahkan pendengar hal-hal yang dapat memperluas wawasan. Bukan sekadar menghibur. Anak muda sebagai generasi yang kreatif dan memiliki ide segar sebetulnya dapat menjadi creator yang menghasilkan konten yang berorientasi pada pengetahuan, bukan hanya ke-viral-an semata.

Sumber: Pixabay
Sumber: Pixabay

Podcast sebagai Jurnalisme Masa Kini

Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, menarik untuk mengaitkan hal ini dengan jurnalisme multimedia dan jurnalisme online. Dalam Widodo (2020, h. 74), jurnalisme multimedia sendiri diartikan sebagai jurnalisme yang dapat melakukan perubahan terkait adanya 'kedangkalan jurnalisme' yaitu dengan memberikan aspek naratif. Salah satunya adalah dengan membuatnya dalam format yang berbeda pula, seperti video, audio, atau gabungan keduanya. 

Selanjutnya jurnalisme online sendiri dapat diartikan sebagai jurnalisme yang menggabungkan tiga fitur komunikasi seperti kemampuan multimedia, kualitas interaktif serta fitur yang bisa disesuaikan dengan keinginan/kebutuhan pengguna. 

Podcast sebagai pendatang baru dalam media penyebaran informasi, dapat menjadi angin segar bagi jurnalisme masa kini. Ditambah lagi, podcast dapat dibawakan dengan tema yang beragam, target pasar yang beragam dan hal tersebut dapat disesuaikan dengan pembawaan pembawa acaranya. 

Menyikapi Kehadiran Podcast

Lalu, bagaimana anak muda sebagai penerus bangsa dapat beradaptasi dengan kehadiran media baru ini?

Terdapat dua hal yang bisa dilakukan, yaitu adaptasi dan peduli. Ini bukanlah sekadar kata-kata. Tetapi, anak muda sebenarnya dapat memanfaatkan podcast untuk membawa perubahan, terkhusus bagi lingkungan terdekatnya. Apalagi dengan melihat situasi tahun politik saat ini. Terdapat banyak sekali potensi hoaks yang dapat menimpa masyarakat, mulai dari anak muda hingga orang tua. 

Di sini, terdapat peran anak muda sebagai pembawa perubahan dengan mulai memproduksi konten yang benar dan jujur. Hal ini tentu menjadi harapan bagi anak muda kedepannya.

Selanjutnya adalah peduli. Dengan peduli terhadap diri sendiri serta lingkungan, kita tidak hanya bisa jauh-jauh membuat konten dari podcast. Jauh sebelum itu, anak muda bisa peduli dengan mengonsumsi informasi dari podcast yang lebih bermanfaat. Misalnya yang memiliki topik pengembangan diri, edukasi dan pengetahuan, hingga topik bisnis dan lain sebagainya. 

Sebenarnya terdapat cukup banyak channel podcast yang dapat didengarkan oleh anak muda. Yang tentunya channel ini pun dapat lebih menambah wawasan kita. Dari sana, anak muda kemudian bukan hanya menjadi konsumen hal-hal viral yang membuat penat, namun juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Beberapa rekomendasi dari penulis adalah Asumsi Bersuara, Collage Info Geek, Ilmu Otak dan Inspigo. 

Akhirnya, podcast hanyalah menjadi media baru yang biasa saja, apabila penggunanya tidak memanfaatkannya dengan baik dan optimal. Sebagai anak muda, mari senantiasa memaksimalkan pengembangan teknologi yang ada untuk memperbaiki diri dan menjadi generasi yang lebih cerdas.

Sumber : 

Bayu, D. J. (2021). Anak Muda Dominasi Jumlah Pendengar Podcast di Indonesia. Databoks Katadata.co.id. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/03/10/anak-muda-dominasi-jumlah-pendengar-podcast-di-indonesiapendengar-podcast-di-indonesia-didominasi-anak-muda.

Muhamad, N. (2023). 10 Podcast yang Paling Disukai Masyarakat RI Menurut IPWS (26 Juni-2 Juli 2023). Databoks Katadata.co.id. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/09/15/10-podcast-favorit-masyarakat-indonesia-siapa-juaranya. 

Pahlevi, R. (2022). Pendengar Podcast Indonesia Terbesar ke-2 di Dunia. Databoks Katadata.co.id. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/02/08/pendengar-podcast-indonesia-terbesar-ke-2-di-dunia#:~:text=Mengutip%20data%20GlobalWebIndex%20(GWI)%2C,Brasil%20yang%20persentasenya%20mencapai%2037%25. 

Radika, M. I (2020). Strategi Komunikasi Podcast dalam Mempertahankan Pendengar. MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi, 3(2), 96-106.

Widodo, Y. (2020). Jurnalisme Multimedia. Yogyakarta : Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun