Apalagi melihat data dari Muhamad (2023), yang menunjukkan bahwa terdapat 10 kanal podcast yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia menurut IPWS. Beberapa dengar persentase paling tinggi adalah Curhat Bang Denny Sumargo (39,69%), Mata Najwa oleh Najwa Shihab (36,79%) dan Close the Door oleh Deddy Corbuzier (9,41%). Sisanya adalah diikuti oleh podcast dengan fokus hiburan dan hal-hal viral lainnya.Â
Anak muda sebagai penerus bangsa sebenarnya dapat memaksimalkan podcast dengan menjadi pembuat bahkan pendengar hal-hal yang dapat memperluas wawasan. Bukan sekadar menghibur. Anak muda sebagai generasi yang kreatif dan memiliki ide segar sebetulnya dapat menjadi creator yang menghasilkan konten yang berorientasi pada pengetahuan, bukan hanya ke-viral-an semata.
Podcast sebagai Jurnalisme Masa Kini
Sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, menarik untuk mengaitkan hal ini dengan jurnalisme multimedia dan jurnalisme online. Dalam Widodo (2020, h. 74), jurnalisme multimedia sendiri diartikan sebagai jurnalisme yang dapat melakukan perubahan terkait adanya 'kedangkalan jurnalisme' yaitu dengan memberikan aspek naratif. Salah satunya adalah dengan membuatnya dalam format yang berbeda pula, seperti video, audio, atau gabungan keduanya.Â
Selanjutnya jurnalisme online sendiri dapat diartikan sebagai jurnalisme yang menggabungkan tiga fitur komunikasi seperti kemampuan multimedia, kualitas interaktif serta fitur yang bisa disesuaikan dengan keinginan/kebutuhan pengguna.Â
Podcast sebagai pendatang baru dalam media penyebaran informasi, dapat menjadi angin segar bagi jurnalisme masa kini. Ditambah lagi, podcast dapat dibawakan dengan tema yang beragam, target pasar yang beragam dan hal tersebut dapat disesuaikan dengan pembawaan pembawa acaranya.Â
Menyikapi Kehadiran Podcast
Lalu, bagaimana anak muda sebagai penerus bangsa dapat beradaptasi dengan kehadiran media baru ini?
Terdapat dua hal yang bisa dilakukan, yaitu adaptasi dan peduli. Ini bukanlah sekadar kata-kata. Tetapi, anak muda sebenarnya dapat memanfaatkan podcast untuk membawa perubahan, terkhusus bagi lingkungan terdekatnya. Apalagi dengan melihat situasi tahun politik saat ini. Terdapat banyak sekali potensi hoaks yang dapat menimpa masyarakat, mulai dari anak muda hingga orang tua.Â
Di sini, terdapat peran anak muda sebagai pembawa perubahan dengan mulai memproduksi konten yang benar dan jujur. Hal ini tentu menjadi harapan bagi anak muda kedepannya.
Selanjutnya adalah peduli. Dengan peduli terhadap diri sendiri serta lingkungan, kita tidak hanya bisa jauh-jauh membuat konten dari podcast. Jauh sebelum itu, anak muda bisa peduli dengan mengonsumsi informasi dari podcast yang lebih bermanfaat. Misalnya yang memiliki topik pengembangan diri, edukasi dan pengetahuan, hingga topik bisnis dan lain sebagainya.Â
Sebenarnya terdapat cukup banyak channel podcast yang dapat didengarkan oleh anak muda. Yang tentunya channel ini pun dapat lebih menambah wawasan kita. Dari sana, anak muda kemudian bukan hanya menjadi konsumen hal-hal viral yang membuat penat, namun juga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Beberapa rekomendasi dari penulis adalah Asumsi Bersuara, Collage Info Geek, Ilmu Otak dan Inspigo.Â