Mohon tunggu...
Tri Endri Utami
Tri Endri Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just Have Fun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentingnya Pemahaman Lintas Budaya bagi Guru MGMP Bahasa Mandarin

7 Agustus 2021   16:32 Diperbarui: 7 Agustus 2021   17:29 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1 : Dokumentasi kegiatan secara daring melalui aplikasi zoom

Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang (UM) pada Kamis (05/8/2021) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada guru guru MGMP bahasa Mandarin dengan judul “Penguatan Pemahaman Materi Lintas Budaya (Indonesia-China)” secara daring melalui aplikasi Zoom. Kegiatan ini diikuti oleh total 15 guru MGMP bahasa Mandarin. Tujuan diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman guru MGMP bahasa Mandarin mengenai pentingnya pemahaman materi lintas budaya dalam pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua.

Ketua pelaksana kegiatan Lukluk Ul Muyassaroh, S.Pd., MTCSOL dalam sambutannya “Kita ketahui sebagai pembelajar maupun pendidik bahasa kedua tidaklah mudah. Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, tidak hanya mengenai penguasaan kosakata maupun pelafalan, namun pemahaman mengenai materi lintas budaya juga sangat penting diketahui dan dipahami. Hal tersebut karena dalam berkomunikasi dan bersosialisasi setiap individu perlu memahami budaya lawan bicara untuk mengurangi adanya salah presepsi maupun kendala lainnya saat berkomunikasi, terlebih lagi komunkasi yang dilakukan dengan lawan bicara yang mempunyai perbedaan latar belakang budaya maupun bahasa.”

Gambar 2 : Pemaparan materi 
Gambar 2 : Pemaparan materi 

Pemateri dalam kegiatan Penguatan Pemahaman Materi Lintas Budaya (Indonesia-China) ini adalah Mr. Qiao Peng (Chinese nattive speakers). Dalam paparan materi yang disampaikan, beliau membahas mengenai pengalaman yang dirasakan sebagai orang Tiongkok yang tinggal di Indonesia dengan penyesuaian kebudayaan yang berbeda. Beliau juga menjelaskan mengenai hal yang dianggap biasa di Indonesia namun kurang sopan apabila diterapkan bagi orang Tiongkok contohnya adalah memberikan kado jam ataupun angka yang memiliki nominal 4.

Hal mengenai kebudayaan tersebut harus saling dipahami oleh kedua belah pihak agar komunikasi berjaan dengan lancar dan tidak ada terjadi salah paham. Selain itu bagi guru manfaat mengetahui materi pemahaman lintas budaya adalah guna saat mengajarkan teori mengenai kebahasaan dapat diperkaya dengan materi mengenai materi lintas budaya. Hal tersebut bertujuan agar kemampuan peserta didik tidak hanya sebatas dalam keahlian bahasa namun juga memahami sampai ke dalam etika dalam berkomunikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun