Mohon tunggu...
Tri Mulyati
Tri Mulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Ibu dua anak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pencegahan Aksi Bullying untuk Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman Menuju Sekolah Damai

12 Maret 2024   05:35 Diperbarui: 12 Maret 2024   06:30 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bullying di lingkungan sekolah telah menjadi masalah yang mendalam dan seringkali mengganggu bagi banyak individu. Tindakan ini tidak hanya merugikan korban secara emosional, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kita. Meskipun ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberantas bullying secara menyeluruh dari lingkungan pendidikan kita. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi akar permasalahan bullying di sekolah, dampaknya yang meluas, serta langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

Perundungan atau bullying di era saat ini bisa menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Bulling di lingkungan sekolah memiliki dampak jangka panjang terhadap kesejahteraan fisik, emosional, dan mental para siswa karena dampak dari bullying bukan luka fisik namun luka batin yang akan lama sembuhnya dan tentu mahal pengobatannya. Untuk mengatasi aksi bullying perlu ditanamkan pada diri setiap siswa bahwa segala pencegahan bentuk bullying harus dimulai dari diri sendiri.

Pengobatan yang panjang dalam menyembuhkan luka akibat perundungan perlu menjadi perhatian khusus, pencegahan merupakan kunci dalam menangani aksi bullying atau perundungan. Pencegahan tersebut dapat berupa peningkatan kesadaran dan pemahaman tentang bullying melalui program pendidikan dan sosialiasasi. Siswa perlu diberikan pemahaman yang jelas apa itu bullying, dampak dan juga bagaiamana cara melaporkan. Dengan begitu siswa akan lebih mampu mengidentifikasi perilaku bullying dan lebih percaya diri untuk melaporkan sehingga tercipta sekolah yang damai.

Bullying dapat didefinisikan sebagai perilaku agresif yang bertujuan untuk menyakiti, menakut-nakuti, atau merendahkan orang lain secara terus-menerus. Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk fisik, verbal, sosial, dan cyber. Contoh-contoh bullying meliputi penghinaan, intimidasi, penolakan, isolasi, pemukulan, dan ancaman.

Pentingnya membangun budaya sekolah yang inklusif dan saling mendukung tidak bisa diabaikan. Sekolah harus menjadi tempat dimana setiap individu merasa diterima dan dihargai, tanpa memandang perbedaan apapun. Inisiatif seperti pembentukan kelompok persahabatan, program mentoring antara siswa yang lebih tua dan lebih muda, serta kegiatan ekstrakurikuler yang mempromosikan Kerjasama dan persatuan dapat membantu memperkuat hubungan antar-siswa dan mengurangi kemungkinan terjadinya bullying.

Dampak dari bullying di lingkungan sekolah sangatlah merusak dan bervariasi, baik bagi korban, pelaku, maupun saksi. Bagi korban, bullying dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, penurunan harga diri, dan bahkan berpotensi menyebabkan trauma jangka panjang. Dalam beberapa kasus yang ekstrem, bullying dapat berujung pada perilaku bunuh diri. Namun, tidak hanya korban yang terpengaruh oleh bullying. Pelaku bullying juga dapat mengalami dampak negatif, seperti kesulitan dalam hubungan sosial, masalah perilaku, dan risiko terlibat dalam tindakan kriminal di masa depan. Sementara itu, saksi bullying juga dapat merasa takut, bersalah, atau merasa terbebani dengan situasi yang mereka saksikan.

Untuk mengatasi masalah bullying di lingkungan sekolah, penting untuk memahami akar permasalahan yang mendasarinya. Bullying sering kali dipicu oleh berbagai faktor, termasuk ketidaksetaraan kekuasaan, kurangnya pengawasan, budaya sekolah yang tidak mendukung, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya menghormati perbedaan. Selain itu, tekanan sosial, ketidakmampuan dalam mengelola emosi, dan pengaruh lingkungan luar sekolah juga dapat menjadi faktor penyebab perilaku bullying.

Untuk mengatasi masalah bullying di lingkungan sekolah, langkah-langkah konkret harus diambil oleh semua pihak terlibat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pendidikan dan Kesadaran: Penting untuk memberikan pendidikan dan kesadaran kepada siswa, guru, staf, dan orang tua tentang tanda-tanda bullying, dampaknya, dan strategi pencegahannya. Program-program pendidikan karakter dan pelatihan keterampilan sosial harus diperkuat untuk membantu mengubah budaya sekolah menjadi lebih inklusif dan menghormati.

2. Pengawasan dan Penanganan: Sekolah harus memiliki kebijakan yang jelas dan tegas terkait dengan bullying, termasuk prosedur pelaporan dan konsekuensi bagi pelaku. Guru dan staf sekolah harus siap untuk menangani setiap laporan dengan serius dan mengambil tindakan yang sesuai sesuai dengan kebijakan sekolah.

3. Pemberdayaan Siswa: Siswa harus diberdayakan untuk melaporkan insiden bullying yang mereka alami atau saksikan tanpa takut akan pembalasan. Mereka juga harus dilibatkan dalam pembentukan inisiatif anti-bullying di sekolah, seperti kelompok persahabatan atau program mentoring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun