Keberanian Khaulah kembali teruji ketika dia dan beberapa mujahidah tertawan musuh dalam peperangan Sahura. Mereka dikurung dan dikawal ketat selama beberapa hari. Walaupun agak mustahil untuk melepaskan diri, namun Khaulah tidak mau menyerah dan terus menyemangati sahabat-sahabatnya.
Katanya, "Kalian yang berjuang di jalan Allah, apakah kalian mau menjadi tukang pijit orang-orang Romawi? Mau menjadi budak orang-orang kafir? Di mana harga diri kalian sebagai pejuang yang ingin mendapatkan surga Allah? Di mana kehormatan kalian sebagai Muslimah? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak orang-orang Romawi!"
Demikianlah Khaulah terus membakar semangat para muslimah sampai mereka pun membulatkan tekad untuk melawan tentara musuh yang mengawal mereka. Rela mereka mati syahid jika gagal melarikan diri.
"Janganlah saudari sekali-kali gentar dan takut. Patahkan tombak mereka, hancurkan pedang mereka, perbanyak takbir serta kuatkan hati. Insya Allah pertolongan Allah sudah dekat," kata Khaulah menyemangati.
Dikisahkan, pada akhirnya, karena keyakinan mereka, Khaulah dan kawan-kawannya berhasil melarikan diri dari kurungan musuh.
Dalam kisah dua orang mujahidah di atas, kita bisa ambil pelajaran darinya. Mereka tidak hanya menjadi sseorang muslimah, namun mereka juga menjadi seorang mujahidah yang pandai bela diri, hingga tak hanya diri mereka sendiri yang terlindungi, tapi mereka juga bisa melindungi banyak orang.
Bunda, jangan larang anak perempuanmu untuk mempelajari ilmu bela diri, karena dengan itu mereka mempunyai bekal untuk melindungi diri mereka, bahkan orang-orang di sekitar mereka. Itulah mengapa saya di sini menuliskan tentang "izinkan anak perempuaanmu belajar ilmu bela diri".
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk semua Bunda dan para pembaca lainnya. Aamiin. (**)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI