Mohon tunggu...
Tri BudiYanuarto
Tri BudiYanuarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Berjuang dengan pena

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Teori Ekologi Perkembangan

20 April 2021   14:04 Diperbarui: 20 April 2021   14:42 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Tri Budi Yanuarto
NIM 1903016089

Kelas 4C

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Walisongo

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan proses yang melekat bersama dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia mulai dari lahir hingga meninggal dunia. Sebagaimana proses yang berlangsung sepanjang hayat, pendidikan dapat dibagi berdasarkan fase kehidupan manusia, mulai dari fase bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Proses pendidikan baru akan berhenti ketika meninggal dunia. Pendidikan pada fase anak-anak, terutama pada masa awal, menjadi sangat penting karena berperan sebagai pondasi bagi pendidikan di fase-fase berikutnya.

Pendidikan di masa awal anak-anak lazim dikenal dengan sebutan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Usia dini merupakan anak dengan rentang usia anatara 0-6 tahun atau usia pra sekolah. Maka Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilakukan terhadap anak-anak dalam rentang usia 0-6 tahun sebagai persiapan bagi anak untuk memasuki pendidikan formal pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam perkembangan anak usia dini adalah aspek lingkungan atau ekologi. Sekolah dapat dikategorikan sebagai bagian dari ekologi yang dihadapi oleh anak, dimana anak berinteraksi dengan teman-temannya dan mulai bersosialisasi. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana teori ekologi perkembangan memandang pendidikan pada tingkat ini dan kondisi ideal yang harus dipenuhi.


B. Pembahasan
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dari pengertian ini maka dapat diketahui bahwa usia anak yang dimaksud antara 0-6 tahun dengan tujuan mempersiapkan diri menghadapi jenjang pendidikan berikutnya.
Di Indonesia ada beberapa lembaga pendidikan anak usia dini yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat luas, yaitu :
1. Taman Kanak-kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA)
TK atau RA merupakan bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun, yang terbagi menjadi dua kelompok: Kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan Kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.

2. Kelompok Bermain (Play Group)
Kelompok bermain merupakan salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggaraan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia 2 sampai dengan 4 tahun.

3. Taman Penitipan Anak (TPA)
Taman penitipan anak salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lainnya.

Ketiga lembaga tersebut memberikan kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas, seperti guru dan teman-teman sebaya. Hal ini dapat mendukung perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak. Namun demikian masih banyak orang tua yang enggan memasukkan anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini tersebut, terutama di daerah pedesaan. Mayoritas orang tua lebih memilih langsung menyekolahkan anak ke Sekolah Dasar (SD) tanpa melalui pendidikan pra sekolah.

Teori ekologi perkembangan menyebutkan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh konteks lingkungan. Hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan yang akan membentuk tingkah laku individu tersebut. Informasi lingkungan tempat tinggal anak digunakan untuk menggambarkan, mengorganisasi dan mengklarifikasi efek dari lingkungan yang bervariasi, (Mujahidah, 2015). Lebih lanjut, penggagas teori ini,  Uri Bronfenbrenner, seseorang ahli psikologi dari Cornell University Amerika Serikat membagi perkembangan anak menjadi tiga sistem lingkungan, yaitu mikrosistem, eksosistem, dan makrosistem.

Mikrosistem adalah lingkungan dimana individu tinggal, konteks ini meliputi keluarga individu, teman sebaya, sekolah dan lingkungan tampat tinggal. Dalam sistem mikro terjadi banyak interaksi secara langsung dengan agen sosial, yaitu orang tua, teman dan guru. Dalam proses interaksi tersebut individu bukan sebagai penerima pasif, tetapi turut aktif membentuk dan membangun setting mikrosistem. Setiap individu mendapatkan pengalaman dari setiap aktivitas, dan memiliki peranan dalam membangun hubungan interpersonal dengan lingkungan mikrosistemnya. 

Lingkungan mikrosistem yang dimaksud adalah lingkungan sosial yang terdiri dari orang tua, adik-kakak, teman-teman dan guru. Lingkungan tersebut sangat mempengaruhi perkembangan individu terutama pada anak usia dini sampai remaja. Subsistem keluarga khususnya orang tua dalam mikrosistem dianggap sebagai agen sosialisasi paling penting dalam kehidupan seorang anak sehingga keluarga berpengaruh besar dalam membentuk karakter anak. 

Setiap sub sistem dalam mikrosistem tersebut saling berinteraksi, misalnya hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman keluarga dengan pengalaman teman sebaya, serta hubungan keluarga dengan tetangga. Dampaknya, setiap masalah yang terjadi dalam sebuah sub sistem mikrosistem akan berpengaruh pada sub sistem mikrosistem yang lain.

Eksosistem adalah sistem sosial yang lebih besar dimana anak tidak terlibat interaksi secara langsung, tetapi begitu berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Sub sistemnya terdiri dari lingkungan tempat kerja orang tua, kenalan saudara baik adik, kakak, atau saudara lainnya, dan peraturan dari pihak sekolah.

Makrosistem adalah sistem lapisan terluar dari lingkungan anak. Sub sistem makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama, hukum, adat istiadat, budaya, dan lain sebagainya, dimana semua sub sistem tersebut akan memberikan pengaruh pada perkembangan karakter anak. budaya yang dimaksud dalam sub sistem ini adalah pola tingkah laku, kepercayaan dan semua produk dari sekelompok manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi. (Mujahidah, 2015).

Lingkungan dalam mikrosistem sangat berpengaruh dalam perkembangan anak khususnya pada masa usia dini hingga remaja. Sekolah sebagai sub sistem dari mikrosistem memberikan pengalaman-pengalaman yang penting bagi perkembangan anak. Secara umum, anak yang mendapatkan pendidikan prasekolah melalui lembaga pendidikan akan memiliki pengalaman yang lebih luas daripada anak yang hanya mendapatkan pendidikan dini dari orang tuanya di rumah.
PAUD menghadirkan lingkungan yang menyenangkan bagi anak untuk belajar, sebagaimana konsep dasar dalam PAUD yaitu permainan dan pembelajaran.

Lingkungan menyenangkan adalah sesuatu, baik makhluk hidup maupun benda mati, di sekitar individu yang dapat membuatnya senang, bersuka hati, dan terbangkitkan rasa senangnya. Dalam konteks PAUD, lingkungan menyenangkan berarti segala sesuatu yang ada di sekitar anak dan membuat dirinya senang, (Agung Hidayatullah, 2014). Kesenangan yang dirasakan oleh anak ketika belajar akan menghasilkan energi postif sehingga anak menjadi lebih bersemangat untuk belajar. Lebih lanjut, lingkungan PAUD ditata sedemikian rupa sehingga ideal sebagai tempat anak belajar. Penataan lingkungan PAUD didasarkan pada prinsip dan syarat yang ideal bagi anak. Prinsip yang harus diperhatikan dalam menata lingkungan belajar PAUD adalah :

1. Membuat anak merasa aman
2. Membuat anak merasa nyaman
3. Mendorong anak untuk dapat bereksplorasi
4. Mendukung anak untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya
5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak, latar belakang keluarga, lingkungan bermain, dan budaya setempat.
7. Lingkungan main yang ditata dapat membantu anak memperkirakan berbagai kegiatan yang akan dilakukan, baik pelaksanaannya (kelompok atau individu) maupun tempat alat main yang dibutuhkan.
8. Mengembangkan kemandirian anak
9. Mengembangkan kepercayaan diri anak
10. Mengembangkan keterampilan motorik halus.

Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah :
1. Ruang atau tempat yang digunakan untuk pembelajaran harus bisa menarik dan mengundang minat anak untuk bermain di situ.
2. Segala sesuatu dan setiap tempat harus mengandung unsur pendidikan. Dari warna, cahaya, tanaman, kamar mandi, dapur, pintu gerbang, dan penataan bahan-bahan main ditata dengan nilai-nilai keindahan.
3. Aman, nyaman, sehat. bebas dari benda-benda yang dapat melukai anak serta binatang-binatang kecil yang berbisa.
4. Menekankan pada berbagai macam media termasuk bahan-bahan alam, bahan daur ulang, dll. (Ari, 2014)
Dengan prinsip dan syarat yang telah disebutkan di atas, lingkungan PAUD menjadi lebih terjamin bagi pelaksanaan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak. Berbeda dengan lingkungan keluarga yang cenderung apa adanya tanpa ada upaya khusus untuk mengkondisikannya agar ideal bagi anak. Keluarga seringkali menerapkan pola pendidikan dini yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak, bahkan tidak memperhatikan pendidikan dini anak sama sekali.

C. Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini melalui tiga lembaga yang telah disebutkan di atas, memiliki peran penting untuk menunjang perkembangan anak. Berdasarkan teori ekologi perkembangan, sekolah merupakan subsistem dari mikrosistem yang artinya anak berinteraksi secara langsung dengan subsistem tersebut. Semakin banyak anak berinteraksi dengan lingkungan maka akan semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan. PAUD menghadirkan lingkungan yang lebih ideal bagi keberlangsungan pendidikan anak daripada keluarga. 

Lingkungan dalam PAUD ditata sedemikian rupa agar perkembangan anak dapat berlangsung secara maksimal, yang pada akhirnya menjadikan anak lebih siap untuk menjalani pendidikan di jenjang selanjutnya dan menghadapi kehidupannnya.

Dengan demikian orang tua sebaiknya bertindak dengan bijak agar memasukkan anaknya ke lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Berbagai arti penting PAUD yang telah dijelaskan di atas sepantasnya menjadi pertimbangan bagi orang tua, namun demikian masih banyak arti penting PAUD yang belum disebutkan dalam artikel ini. Oleh karena itu, orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat perlu memperhatikan urgensi PAUD bagi perkembangan anak. Pada akhirnya diharapkan semakin banyak orang tua yang sadar dan memperhatikan pendidikan usia dini anaknya.

Daftar Pustaka
Ari. 2018. Cara Menata Lingkungan Bermain Anak Usia Dini. Diakses pada 19 April 2021. https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/berita/index/20181121131603
Ariyanti, Tatik. 2016. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang Anak. Jurnal Dinamika Pendidikan Dasar, Vol. 8, No. 1.
Hidayatullah, M. Agung. 2014. Lingkungan Menyenangkan dalam Pendidikan Anak Usia Dini: Pemikiran Montessori. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 8, Nomor 1.
Mujahidah. 2015. Implementasi Teori Ekologi Bronfenbrenneer Dalam Membangun Pendidikan Karakter Yang Berkualitas. Jurnal Lentera, Vol. IXX, No. 2.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun