Mohon tunggu...
Tri Budiartiningsih
Tri Budiartiningsih Mohon Tunggu... -

saya seorang Mahasiswi FKIP UNS S1 PGSD Kebumen, bermotto hidup "Manjadda Wajada..."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intisari : Mencari Alternatif Pembelajaran (Seri Pembelajaran Terpadu-01)

15 Oktober 2010   23:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:24 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Oleh: Tri Budiartiningsih, Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat untuk menyelamatkan pembelajaran yang terjadi saat ini. Yang mana pembelajaran saat ini hanyalah mengejar suatu rutinitas yang berorientasi penyelesaian materi sebagaimana digariskan GBPP, guru hanya memikirkan penyelesaian program sesuai tuntutan atasan, sehingga mereka takut untuk mengembangkan idenya. Hal ini dibuktikan dengan penyusunan rancangan catur wulan yang dilaksanakan secara kaku, penyusunan satuan pelajaran yang dikoorsinir oleh Kantor Depdikbud Kabupaten, walaupun disadari karakteristik tiap sekolah dasar berbeda.

Akibat yang ditimbulkan adalah pengabaian kepentingan minat dan kebutuhan murid sebagai subjek didik dan lingkungan yang pada akhirnya pendidikan dan pembelajaran bukan sebagai wahana pengembangan potensi anak tetapi penyelenggan suatu paket pembelajaran. Dengan adanya pembelajaran terpadu potensi siswa dapat dikembangkan, dapat disalurkan. Siswa dapat menemukan ide-ide baru, pengetahuan baru, pengalaman yang benar-benar membuat siswa senang dalam mengikuti KBM. Mengajak siswa belajar di luar kelas, mengamati lingkungan sekitar merupakan salah satu contoh bentuk alternatif pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk belajar.

Adapun latar belakang dari adanya pembelajaran alternatif tersebut disebabkan oleh kenyataan-kenyataan, sebagai berikut :

1.Hakikat perkembangan anak secara holistik

Anak sekolah dasar berusia 6-12 tahun merupakan masa perkembangan yang sangat kritis. Perkembangan meliputi seluruh ranah yang berlangsung secara bersama-sama dan menyeluruh (holistik). Usia anak sekolah dasar berkisar 6-12 tahun berada pada fase perpindahan dari pra operasional       konkret. Pada usia ini anak mampu berpikir simbolik dan dapt memecahkan masalah dengan menggunakan symbol-simbol seperti angka dan huruf, walaupun belum setaraf orang dewasa. Anak mengerti operasional simbol-simbol dengan melalui aktivitas konkret. Anak memerlukan interaksi dengan materi atau benda-benda yang dipelajari, teman sebaya sebagai mitra kerja, orang dewasa sebagai pembimbing, pendorong, fasilitator (Bredekamp, 1987:2-5). Konsekuensi logis dari kenyataan tersebut, guru harus mampu mendesain pembelajaran yang tidak bersifat abstrak dan asing bagi anak. Pada anak usia muda belum mampu memisahkan segala sesuatu tidak bertolak bertitik tolak dari bidang studi, tetapi dari suatu hal yang menyeluruh dan bermakna (Semiawan, 1997).

2.Karakteristik belajar anak

Kegiatan belajar anak tidak terlepas dari karakteristik perkembangannya. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa anak-anak belajar melalui kerja, aktivitas, dan perbuatan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar anak. Anak usia sekolah dasar belajar melalui aktivitas kerja, hal ini sejalan dengan masa anak yang senantiasa membutuhkan kerja dan benda-benda konkret sebagai media belajar.

3.Kondisi Objektif dan Kebutuhan

Kebutuhan objektif calon guru sekolah dasar di lapangan nantinya secara logis mengelola subjek didik yang berusia muda (6-12 tahun) yang penyelenggaraan pembelajarannya memiliki karakteristik tersendiri. Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajarannya harus sesuai dengan kondisi objektif pekerjaan yang akan menjadi tanggung jawabnya, untuk itu calon guru sekolah dasar harus memiliki bekal kemampuan menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun