Essi 241 – Betapa Pendek Ingatan Manusia
Tri Budhi Sastrio
Kalau ada teman tiba-tiba menyebut nama
     Farina, Giuseppe Farina tepatnya,
Apa yang kira-kira diingat oleh kita? Tidak ada,
     itulah tepatnya reaksi pertama.
Kalau data ditambah dengan kata kunci
     berikutnya, Alfa, Alfa Romeo pastinya,
Orang pasti mulai sedikit cerah meskipun
     mungkin tetap berkerut karenanya.
Giuseppe Farina dan Alfa Romeo ... ah …
bukankah ini nama khas Eropa sana,
Sementara yang kedua kalau tidak salah itu
     merek mobil terkenal di dunia?
Kalau sudah begini tentu amat dekat dengan
     fakta realita yang sebenarnya,
Karena Giuseppe Farina memang mengendarai
     mobil balap bermerek Alfa
Ketika menjadi juara dunia pertama balap mobil
     paling bergengsi formula.
Lalu apa hubungan ini semua dengan pendek
     panjangnya ingatan manusia?
Ha ... ha ... ha ... sabar bung, sabar bang, sabar
     nona, ... di dunia mana ada
Peristiwa yang benar-benar mandiri dan tidak
     kait mengkait dengan lainnya?
Semua terkait dan selalu terkait, terjalin dan
     terpilin dalam putaran karma.
Lauda, Senna, Schumacher, dan yang paling
     akhir generasi Vettel tentu saja,
Adalah rentetan sejumlah olahragawan yang
     dalam balap mobil mereka berjaya.
Coba saja mereka tidak menjuarai formula, lalu
     apa ada yang ingat mereka?
Itulah manusia dan ingatannya, pendek-pendek
     saja, bahkan ribuan peristiwa
Yang terjadi kemarin lusa atau minggu ketiga
     jelas tidak mungkin semuanya Â
Dapat diingat dan disimpan dalam memori otak
     manusia, hanya untungnya
Tiba juga masa revolusi penyimpanan data yang
     jika sistemnya normal bekerja
Ingatan manusia diperpanjang hampir tak
     terhingga, karena dengan klik saja,
Eh, semua data lengkap tersaji purna begitu saja
     di depan layar komputer kita.
Luar biasa sehingga diduga bahkan malaikat
     dan dewa pun dibuat iri karenanya.
Coba bayangkan saja, kejadian apa selama lima
     dasar warsa terakhir di dunia
Yang tidak bisa diakses dan dihadirkan ke depan
     mata ... ah, hampir semuanya
Bisa, nyata, dan fakta sekaligus realita, ingatan
     manusia walau tanpa sengaja,
Diperpanjang secara luar biasa, tidak hanya
     gudang penyimpanan datanya
Tetapi juga kemampuan mengambil kembali
     semua simpanan data kapan saja.
Bravo pada kemampuan otak manusia yang
     mampu merekayasa ini semua.
Hanya saja dengan catatan besar luar biasa,
     kalau keadaan normal-normal saja.
Bagaimana kalau suatu ketika entah mengapa
     ada ‘orang gila’ yang ternyata bisa
Dan mempunyai kemampuan menghapus semua
     yang telah disimpan di sana?
Semua data tiba-tiba sirna dan menghilang
     begitu saja dari semua gudangnya,
Apa yang tersisa hanya garis kosong tak
     bermakna, bahkan juga cadangannya.
Ikut pergi dan tidak tahu ke mana rimbanya, lalu
     akan seperti apa umat manusia?
Panik? Tidak berdaya? Kembali ke peradaban
     jaman lama andalkan catatan saja?
Teorinya mungkin sudah ada, skenarionya
     mungkin sudah dicoba, penangkalnya
Mungkin juga sudah disediakan, tetapi apakah
     semuanya bisa hadapi itu bencana?
Saya justru meragukannya ... menurut saya
     umat manusia pasti belum siap sedia
Jika detik ini juga semua data – entah mengapa
     – tiba-tiba menghilang begitu saja.
Hidup umat manusia rasanya sangat tergantung
     pada data, pada penyimpannya,
Pada sistem untuk menghadirkannya, dan pada
     sistem untuk mencatat apa saja.
Jangankan sampai sirna tidak bersisa, sedikit
     terganggu saja, maka dampaknya
Benar-benar luar biasa ... kepanikan serta
     bencana tentu dapat terjadi begitu saja.
Ambil saja contoh bagaimana jika semua data di
     sebuah pesawat terbang serta
Data di menara pengendalinya sirna menghilang
     dan tidak ada jejak atau sisa?
Bukankah semuanya akan buta dan terbang
     buta tanpa data tentu saja bencana,
Apalagi jika semuanya berlangsung dalam
     waktu cukup lama, yah ... pasti petaka.
Ketergantungan pada data dan kecanggihan
     sistem penyimpannya serta juga
Kehebatan sarana untuk menghadirkan kembali
     semua data sudah cukup lama
Membelenggu manusia, sayangnya tidak banyak
     yang menyadarinya karena
Sebagian besar dari kita justru sibuk dengan
     masalah ketergantungan narkoba.
Banyak kampanye dilancarkan untuk
     memastikan bahwa ketergantungan pada
Narkoba adalah petaka, adalah bencana,
     karenanya harus diperangi kapan saja.
Lalu bagaimana dengan ketergantungan pada
     data, kita semua jadi korbannya,
Tetapi tidak ada tindakan memadai dilakukan,
     bahkan yang menyadarinya saja,
Mungkin tidak banyak jumlahnya, padahal
     dampaknya kan lebih luar biasa?
Yah ... memang begitulah manusia, sekali
     persepsi terbentuk yang lain ditunda,
Penting atau tidak yang tertunda, seringkali
     ternyata bukan masalah luar biasa.
Yah ... sekarang ayo beralih ke masalah yang
     lain saja sebagai kelanjutannya. Â
Pada mulanya, tanpa keikutsertaan ingatan
     yang direkayasa, ingatan manusia
Memang dibuat pendek-pendek saja, dan ini
     semua tentu saja ada maksudnya.
Coba dibayangkan kalau semua kejadian eh
     selalu teringat dengan begitu saja,
Apakah kita dapat bahagia ... rasanya sih tidak
     juga ... kita bahagia karena kita
Mempunyai kemampuan untuk lupa, lupa pada
     banyak peristiwa karenanya bisa
Bahagia ... lalu mengapa gembira dan senang
     luar biasa terhadap hasil rekayasa
Memperpanjang ingatan sampai-sampai-sampai
     tak terbatas akhir dan ujungnya?
Semoga dengan digubahnya larik-larik cahaya
     sederhana, nanti akan ada juga
Yang menyadari ini semua, walau harus diakui
     biasanya mereka tuna kuasa,
Padahal sejarah menunjukkan diperlukan
     banyak kuasa untuk mengubah dunia,
Walau terlalu banyak kuasa bisa juga digunakan
     untuk menghancurkannya.
Data itu penting tentu tidak ada yang
     meragukannya tetapi jika dibiarkan saja,
Jaring-jaringnya akan menjerat erat dan kalau
     sudah terlambat tidak ada cara
Untuk selamat, semua akan terjerat erat-erat
     dan tidak selamat pada akhirnya.
Ibarat seranggga di jaring laba-laba, kalau ingin
     bahagia ya jangan terjerat data.
Â
Essi 241 – POZ14122012 – 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H