Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Essi Nomor 219 - Surat Elektronik dari Obama

13 Januari 2025   15:17 Diperbarui: 13 Januari 2025   15:17 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Essi 219 -- Surat Elektronik dari Obama
Tri Budhi Sastrio

Pengirimnya presiden Barack Obama, email
yang digunakan jelas-jelas saja,
Sebagaimana layaknya email biasa --
          info@barackobama.com -- tujuan juga
Sebening kaca -- tribudhis@yahoo.com -- dan
pastinya email ini email biasa.
Email yang biasa digunakan untuk berkomukasi
di dunia maya, kirim berita,
Terima berita, kadang tempat curhat para
mahasiswa, walau ada banyak juga
Kabar berita yang tak tentu arah tujuannya,
belum lagi para penipu pendusta
Dunia Maya yang terus saja berkirim banyak
cerita dusta dan ... harapannya?
Siapa tahu ada yang percaya, mau kirim uang
begitu saja dan sukseslah dia.
Para pendusta ini kecerdasannya pastilah
lumayan juga, buktinya mereka bisa
Merancang umpan tipuan acak, menggunakan
bahasa Inggris tipe seadanya,
Walau banyak juga yang tatabahasanya persis
lulusan universitas terkemuka.
Yang mengherankan pada penipu dan pendusta
dunia maya ini, persistensinya,
Walau tidak pernah ditanggapi eh ,,, tetap saja
terus mengirim banyak berita
Tentang sejumlah dana yang menanti untuk bisa
          ditransfer ke rekening saya.
Sampai di sini persepsi sedikit berubah, eh,
mereka tidak cerdas-cerdas juga.
Buktinya? Tidak pernah ditanggapi ... en toh,
terus datang bergelombang ria
Tak ubahnya seperti gelombang samudera,
benar-benar 'stupid' ini manusia.
Tetapi itulah fakta dan realitanya, lalu mau apa
kecuali email itu dihapus saja.      

Kembali pada email presiden Obama,
persistensi pengiriman juga luar biasa,
Bergelombang tak ada habisnya khususnya
selama kampanye dalam masanya.
Walau email yang ini tentu saja beda dengan
email para penipu dan pendusta.
Email ini suatu ketika pasti berhenti juga karena
undang-undang mengaturnya,
Tetapi gangguan yang ditimbulkan olehnya
kurang lebih bisa sama dan serupa,
Khususnya bagi mereka-mereka yang memang
bukan simpatisan si petahana.
Pada akhir email biasanya tertulis 'thank you'
lalu nama depan presiden di sana,
Barack, tanpa tanda tangan tentu saja, tetapi
tetap dapat dipastikan otentitasnya.
Email memang dikirim Obama, walau yang
mengirimkan langsung bukan dia.
Rasanya ada ratusan atau bahkan ribuan
relawan yang menangani surat maya,
Karena saya menerimanya tidak bersama
lainnya, jadi hanya untuk saya saja.
Penerima pasti jutaan jumlahnya dan masing-
masing harus dikirim emailnya,
Benar-benar sebuah pekerjaan maharaksasa
yang tidak ada habis-habisnya.
Dan rasanya pekerjaan mega ini cukup berharga
ditangani karena taruhannya
Juga bukan main besarnya ... menjadi orang
yang mungkin paling berkuasa,
Tidak hanya di Amerika sana, tetapi mungkin
juga di seluruh alam semesta.

Email paling anyar yang diterima -- diyakini
masih banyak lagi susulannya --
Seperti biasa diawali dengan kata 'friend' --
bukan 'friends' -- karena saya ...
Ya ... hanya saya saja yang dituju oleh sang
presiden, bukan saya dan lainnya.
Kemudian pernyataan yang jelas, gamblang,
tanpa tedeng aling-aling, katanya:
'Saya tak ingin kalah pemilu ini ' -- 'I don't
want to lose this election', aslinya.
Setuju ... kalau ingin kalah kan mendingan tidak
          mencalonkan sejak awal mula.
Tetapi jangan lupa bos, lawan Anda pastilah
juga berkata hal yang persis sama.
Memangnya aku Mitt Romney ingin kalah ...
ha ... ha ... ha ... aku pasti jaya.
Lalu pernyataan berikutnya 'Bukan karena ada
dampak kekalahan bagi saya,
Michelle dan saya baik-baik saja apapun yang
terjadi, tetapi karena bakal ada
Dampak bagi negara kita dan dampak bagi
keluarga kelas menengah Amerika.'
Obama dan istri tak masalah kalah pemilu,
kami pasti tetap akan oke-oke saja,
Tetapi kalian itu lho ... kalau kami kalah ...
kalian sudah pasti akan menderita.
Apakah taktik seperti ini cukup manjur
menggerakkan orang-orang Amerika?
Jawaban harus ditunggu setelah pemilu, walau
rasanya taktik ini boleh juga.
Pemilu sudah amat dekat dan saya tidak ingin
melihat kemajuan, lanjut Obama,
Yang selama ini anda -- maksudnya jelas saya --
dan saya capai dengan kerja,
Kerja yang sangat keras, eh ... tiba-tiba
menguap dan menghilang begitu saja.
Waktu jelas sudah hampir habis untuk berbuat --
jadi jangan tunggu lebih lama.
Sumbangkan $5 atau lebih hari ini -- kemudian
alamat sebuah situs untuk saya.

Saya percaya pada anda, jika anda tetap
bersama saya, dan kita bersama-sama
Berusaha lebih keras dalam dua minggu yang
tersisa ini, saya yakin dan percaya  
Kita tidak mungkin kalah ... Terima kasih ...
Barack ... kemudian tambahannya,
Ditulis dalam post-scriptum -- sesuatu yang
ditulis setelah sebuah surat purna --
Ditujukan pada siapa saja yang menerima email
Obama dan dia tegas berkata:
Saya tidak tahu Acara Malam Perjamuan Pemilu
di Chicago akan seperti apa,
Tetapi saya menginginkan anda menjadi bagian
dari kegiatan ini ... karenanya
Setiap sumbangan yang diberikan secara
otomatis memberi peluang bagi Anda
Untuk bertemu langsung dengan saya -- biaya
tiket dan hotel untuk Anda berdua,
Telah disiapkan ... yah ... jika beruntung tidak
hanya saya tetapi juga istri saya
Bisa menghadiri acara yang pastinya meriah dan
mungkin juga mewah di sana.
Email purna, maksud jelas, pertarungan dua
kandidat pun bergulir dalam irama.

Lalu berapa sih sebenarnya jumlah dana yang
berhasil dikumpulkan pakai gaya
Kirim surat elektronik ke warga dunia maya yang
sekarang lagi dipakai Obama?
Jumlahnya pasti tidak tanggung-tanggung,
membuat mata terbelalak karenanya.
Jutaan dollar diperoleh dari hasil 'minta-minta'
di dunia maya, dan para pendusta
Yang selama ini terus saja beroperasi di dunia
maya pastilah sangat iri karenanya.
Obama dan Romney jelas melakukan hal yang
sama, dan jutaan dolar hasilnya.
Menghiba dan meminta jelas sifat dasar
manusia, tak ada yang salah padanya.
Tapi semakin tinggi jabatan dan kuasa, biasanya
semakin tidak terbuka ini gaya,
Apalagi kalau di Indonesia, yah banyak orang
malu meminta tapi suka menerima.
Buktinya? Korupsi kan meraja-lela di mana-
mana, karena korupsi satu sifatnya,
Malu meminta tetapi suka menerima, malu
menghiba lalu menggarong jadinya.
Salah satu sumber mengapa pejabat negara
gemar merompak uang negara,
Mungkin karena mereka diperas oleh partai
politik, tempat pijakan anak tangga
Bagi siapa yang mau menjadi penguasa,
bentuknya upeti dana tiap bulannya.
Tetapi mungkin juga karena mereka semua
malu meminta tapi suka menerima.
Partai juga punya alasan yang kuat tidak
terkira-kira, kalau tidak dari mereka,
Lalu dari mana kami bisa dapatkan dana
guna jalankan upaya merebut kuasa?

Gaya di Amerika mungkin tidak cocok dan belum
tentu juga akan berhasil guna,
Tapi paling tidak dengan gaya meminta-minta
yang langsung dan amat terbuka,
Praktek korupsi dan menjadi penyamun di
negara sendiri berkurang jauh jadinya.  
Partai tak perlu memeras anggotanya, rakyat
yang akan menentukan nasibnya.
Kalau satu partai menjadi idola, uang pasti
mengalir masuk dari simpatisannya,
Lalu jika ditambah dengan ribuan relawan yang
siap untuk bekerja kapan saja,
Sama sekali tak ada alasan satu partai tanpa
korupsi kadernya tak akan berjaya.
Yang lebih penting lagi adalah tanggungjawab
          pengeluaran keuangannya.
Kalau di Amerika sudah hampir dapat dipastikan
satu sen saja ada catatannya.
Tidak bakal ada dana yang tidak jelas dipakai
untuk apa, dan siapa pemakainya.
Semua terbuka, semua mempunyai aksesnya,
dan presiden terpilih bisa saja
Tiba-tiba runtuh karena harus masuk penjara
jika berani selewengkan ini dana.
Di sini kekuasaan justru tegak karena piawai
samarkan itu penyelewengan dana,
Sementara yang coba-coba berani membongkar
          ... eh, malah masuk penjara.
Gaya Obama mungkin mengganggu dan
menjengkelkan, tapi korupsinya tidak ada.
Gaya kandidat presiden kita mungkin elegan
penuh hura-hura, tetapi korupsinya?
Yah ... udah tidak usah ditanya, bukan tidak tahu
jawabnya, itu lho dampaknya?
Kan banyak buktinya, eh yang mau bongkar
korupsi malah lebih dulu ke penjara.
Buat terasi, udang melati bahannya; bongkar
korupsi, hati-hati menjadi tumbalnya.

Essi 219 -- POZ24102012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun