Essi 207 -- Ada dan Menjadi Ada
Tri Budhi Sastrio
Seorang filsuf klasik nan besar dengan tegas
pernah menyatakan bahwa
Ada dan menjadi ada ternyata memang beragam
dan berbeda caranya.
Menurut dia setidaknya ada lima cara menjadi
ada yang dapat diamatinya.
Masing-masing berbeda dan tentu saja menjadi
menarik melirik telaahnya
Khususnya bagi mereka yang sempat dan
tertarik memikirkan nalar logika
Yang digunakan sang filsuf tatkala harus
menjawab dari mana itu ada serta
Mengapa harus ada dan mungkin juga
bagaimana yang ada menjadi ada.
Pertama ada dapat menjadi ada karena ada
perubahan bentuk namanya.
Sebagai contoh ambil saja patung perunggu
yang paling terkenal di dunia,
Yang bertahun-tahun telah menjadi simbol
     harapan bagi banyak manusia.
Simbol harapan terhadap hidup bahagia serta
sejahtera di tanah Amerika.
Patung perunggu yang konon kabarnya
merupakah hadiah antar bangsa,
Dipuja-puja karena melihatnya sama dengan
melihat harapan jadi nyata.
Supaya mudah diskusinya ayo diasumsikan
patung ini perunggu semua.
Dari kepala sampai kaki, dari obor di tangan
sampai pada alas jiwa raga,
Semuanya dari perunggu dan hanya perunggu
saja ... itulah asumsinya.
Patung kebanggaan ini ada karena jelas-jelas
ada perunggu sebelumnya
Hanya mungkin bongkahan mungkin juga
lempengan yang jadi bentuknya.
Bongkahan dan lempengan perunggu jelaslah
berbeda dengan patungnya.
Singkat kata, patung kemerdekaan ada karena
memang ada perunggunya,
Tetapi keberadaan bongkahan dan lempengan
perunggu tidak serta merta
Menjadikan patung kemerdekaan yang terbuat
dari perunggu menjadi ada
Kalau tidak ada seniman pembuat patung
dengan segala ide dan kreasinya
Yang kemudian merealisasikan sehingga ...
jadilah patung itu ada dan ada.
Yang kedua ada dapat menjadi karena adanya
     pertambahan atau lain kata
Karena terjadinya pertumbuhan, dan untuk ini
biji jeruk sebagai contohnya.
Karena terjadi pertumbuhan maka pohon jeruk
dapat muncul di dunia nyata.
Yang asalnya hanyalah biji kecil tetapi karena
bertambah dan tumbuh maka
Pohon jeruk dan kemudian nanti mungkin bunga
dan buah jeruk produknya
Segera ada dan menjadi ada di dunia nyata ...
jadi karena tumbuh maka ada,
Jadi karena bertambah maka menjadi ada,
begitulah sang filsuf yakin percaya.
Berikutnya konsep ada atau menjadi ada yang
ketiga ternyata ada kaitannya
Dengan pengurangan ... karena dikurangi maka Â
menjadi ada ... lho kok bisa?
Lihat penjelasan singkatnya ... ada sebuah
bongkah batu besar, di dalamnya
Jelas-jelas sudah ada bentuk kuda, tetapi
bentuk ini tidak tampak oleh mata
Karena ditutupi bagian batu lainnya maka
bagian batu yang menutupi si kuda
Haruslah dibuang atau sang bongkah batu besar
     harus dikurangi agar supaya
Si kuda muncul, menyapa mata manusia dan
kalau perlu ya dinikmati gayanya.
Singkat kata ada atau mengada yang ketiga
karena dikurangi bagian elemennya.
Ada atau menjadi ada yang keempat karena ada
proses menggabung unsurnya.
Contoh yang paling nyata dan sederhana dapat
     dilihat pada rumah, umpamanya.
Batu kali, batu bata, kayu, kaca, plastik, semen,
serta sejumlah elemen lainnya
Jika disatukan dengan teknik dan cara yang
tepat dan ditangani oleh para ahlinya,
Sebentuk rumah indah mempesona yang
diinginkan dapat ada atau menjadi ada.
Sedangkan ada yang kelima dapat dilihat contoh
nyatanya ya pada proses kimia.
Hidrogen dan oksigen jika disatukan melalui
proses yang tepat maka air jadinya.
Singkat kata air itu ada dan menjadi ada karena
dua hal berbeda menyatu jiwa.
Dan semua proses ada dan menjadi ada di atas
     ini asal muasalnya ya ternyata
Berasal dari sesuatu yang sudah ada, tidak satu
pun dari contoh dan prosesnya
Yang berasal dari sesuatu yang jelas tidak ada
 ... semua berasal dari yang ada.
Pertanyaannya sekarang apa mungkin sesuatu
yang ada berasal dari tidak ada?
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang juga
     ada, sudah terjawab sebelumnya.
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang tidak
ada, rasanya sulit cari contohnya.
Walaupun dengan iman keyakinan, dan
referensinya dari kitab suci umpamanya,
Ada banyak contoh, bahkan sang mahapencipta
     jelas-jelas tercatat kiprahnya
Telah menciptakan segala sesuatu yang ada
dari keadaan kosong dan tidak ada.
Tetapi ini kan pemikiran yang landasannya iman
dan keyakinan, bukan dari indra.
Juga apakah mungkin sesuatu yang mulanya
     ada benar-benar menjadi tidak ada?
Hukum kekekalan energi yang hanya mengenal
konsep berubah dan bukannya
Konsep sirna dan ada, yang sejauh ini dijadikan
rujukan pengetahuan manusia,
Telah lama diterima, diguna, dan belum
     terpatahkan juga kebenaran konsepnya.
Energi tidak bisa sirna, berubah bisa, walau
tentu ada saja yang meragukannya.
Lalu apakah benar bahwa energi itu kekal,
energi itu baka dan ada selamanya?
Mereka yang percaya pada kitab suci tentu akan
menggeleng-gelengkan kepala.
Yang kekal itu hanya sang mahakekal, nah
     apakah beliaunya itu energi adanya?
Ini yang sampai sekarang manusia dan ilmu
pengetahuan belum menjawabnya.
Belum lagi semakin banyak saja orang yang
tak percaya jika sang mahapencipta
Memang ada, sama adanya dengan semua
hasil kreasi, inovasi dan ciptaanNya.
Â
Ada dan menjadi ada memang dua hal berbeda,
tetapi fokus perbincangannya
Tetap saja hal-hal yang memang sudah ada,
karenanya jika digeser sedikit saja,
Masalah dan problematikanya jelas sekali
bergeser sedemikian rupa sehingga
Yang misteri berubah menjadi rahasia dan
yang rahasia semakin rapat tutupnya.
Ada ke tiada, dari tiada ke ada, begitu
seterusnya bergantian tak pernah purna.
Alpha dan Omega-nya saling kait mengkait
sampai-sampai manusia hanya bisa
Menjadi pemirsa atau paling jauh didebatkan,
     tetapi tak pernah tuntas purna.
Essi 207 -- SDA02102012 -- 087853451949
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI