Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi Kasidi 94 - Hidup oleh Aku

4 Juli 2024   17:11 Diperbarui: 4 Juli 2024   17:19 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hosabi Kasidi 94 – Hidup Oleh Aku

        Paragraf pertama Hosabi 44 yang di-ISBN-kan (978-623-498-766-9 (PDF) - 978-623-498-765-2) dengan judul ‘Tuhan pun Ahli Memaki’ tampak seperti di bawah ini. Paragraf pertama ini ditulis ulang untuk menunjukkan betapa penting untuk mewartakan semua Sabda Tuhan tanpa direkayasa, apalagi berani beranggapan bahwa Sabda Tuhan yang ini benar, Sabda Tuhan yang itu tidak benar. Semua Sabda Tuhan benar adanya. Berikut paragraph pertama Hosabi 44:

‘Semua Sabda Tuhan haruslah diwartakan. Tidak boleh hanya yang menyenangkan atau hanya yang disuka yang disebarkan dan diwartakan tetapi sudah seharusnya semua tentang Tuhan dan SabdaNya haruslah terus menerus disebarkan dan diwartakan. Apakah Sabda itu menyejukkan dan menimbulkan harapan dan menggelorakan semangat tetapi semua Sabda yang mengguncangkan iman, menciutkan nyali, bahkan yang membuat jiwa tidak tenang, haruslah juga diwartakan karena itulah perintah Tuhan. Jangan memanipulasi, jangan merekayasa, jangan mengubah, jangan juga menggunakan Sabda Tuhan untuk tipu-tipu. Wartakan semua Sabda Tuhan dengan semangat dan apa adanya. Jangan dilebihkan juga jangan dikurangkan.’

Demikian juga dengan Sabda Tuhan yang berikut ini. Agak panjang memang tetapi dicatat dengan indah oleh seorang penulis. Kisahnya terjadi di Kapernaum Ketika Tuhan berdialog dengan banyak orang yang mencarinya setelah mereka diberi makan oleh Tuhan secara ajaib sampai kenyang.

‘Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, yang ibu bapa-Nya kita kenal? Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga?" Jawab Tuhan kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 

Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."’

‘Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan." Maka kata  Tuhan kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman."

"Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." Semuanya ini dikatakan Tuhan di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.’

Jadi, kata Kasidi, semua orang yang total  percaya itu hidup oleh Tuhan. Yang tidak percaya apakah akan mati? Ya, secara literal atau metaforis akan mati, secara harafiah atau figuratif akan tidak hidup. Tidak ada kemungkinan yang lain, kata Kasidi tegas dan mantap tetapi tetap senyum.  (sda/tbs-04072024-hvk94-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun