Hosabi Kasidi 78 -- Lima Suaminya
    Apakah seorang wanita bisa bersuami sampai lima? Ya bisalah kata Kasidi. Apakah ada Sabda Tuhan yang dilanggar? Sama sekali tidak ada, kata Kasidi makin riang. Apakah seorang pria bisa beristri sampai lima? Ya bisalah, masih kata Kasidi. Apakah ada Sabda Tuhan yang dilanggar? Sama sekali tidak ada, kata Kasidi sama riangnya seperti tadi.
Lho kok bisa? Seperti biasanya dengan santai tetapi sangat serius Kasidi mulai menjelaskan dengan cepat bak senapan mesin.
Coba bayangkan seorang wanita menikah. Setahun menikah suaminya meninggal. Setahun menjanda, wanita ini jatuh cinta lagi dan menikah yang kedua. Setahun kemudian suami keduanya meninggal. Menjanda lagi selama setahun, eh jatuh cinta lagi. Menikah lagi dengan suami ketiga.Â
Entah nasib atau takdir, eh setahun kemudian suami ketiga berpulang. Kali ini dua tahun menjanda sebelum jatuh hati pada suami keempat. Menikah lagi. Hidup bahagia selama 1,5 tahun dan takdir kembali berbicara. Suami keempat meninggal, suami kelima segera ada. Jika ceritanya seperti itu adakah Sabda Tuhan yang dilanggar? Tidak ada, bukan?
Begitu juga sebaliknya.
Coba bayangkan seorang pria menikah. Setahun menikah istrinya meninggal. Setahun menduda, pria ini jatuh cinta lagi dan menikah yang kedua. Setahun kemudian istri keduanya meninggal. Menduda lagi selama setahun, eh jatuh cinta lagi. Menikah lagi dengan istri ketiga. Entah nasib atau takdir, eh setahun kemudian istri ketiga berpulang. Kali ini dua tahun menduda sebelum jatuh hati pada istri keempat. Menikah lagi. Hidup bahagia selama 1,5 tahun dan takdir kembali berbicara. Istri keempat meninggal, istri kelima segera ada. Jika ceritanya seperti itu adakah Sabda Tuhan yang dilanggar? Tidak ada, bukan?
Berikutnya ayo dibandingkan ilustrasi di atas dengan apa yang dicatat tentang Tuhan ketika bertemu dengan seorang wanita Samaria.
'Ketika Tuhan mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes --- meskipun Tuhan sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, --- Ia pun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.Â
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Â Di situ terdapat sumur Yakub. Tuhan sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air.Â
Kata Tuhan kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Tuhan kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."Â
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"'
'Jawab Tuhan kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."Â
Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Tuhan kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami."
 Kata Tuhan kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu.
Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."'
Kelanjutan percakapan dengan wanita Samaria yang bahkan mempunyai suami lebih dari lima ini hanya yang terakhir belum sah menjadi suaminya, yang akan digunakan dalam Hosabi yang lain, juga tidak kalah serunya.
Singkat kata, tidak ada masalah dengan beristri lebih dari lima atau bersuami lebih dari lima, karena sejak dulu memang sudah ada. Yang jadi masalah adalah jika orang tidak mau 'mata air kehidupan' yang ditawarkan oleh Tuhan. Untungnya perempuan Samaria itu menerima tawaran mata air kehidupan dari Tuhan dan selamatlah dia. Â (sda/tbs-26052024-hvk28-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H