Hosabi Kasidi 74 -- Pembuat KejahatanÂ
    Jika tuduhan semacam ini dibuat oleh musuh atau orang yang benci, rasanya sih biasa. Jika dibuat oleh teman, rasanya ada masalah dan perlu segera diluruskan. Jika oleh keluarga dekat maka tuduhan sebagai pembuat kejahatan menjadi semakin serius dan perlu introspeksi. Jika tuduhan itu dilontarkan oleh Tuhan maka mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kiamat sedang berada di atas kepala.
Tuhan tidak mungkin ngawur kan? Tuhan tidak mungkin sok tahu, bukan? Tuhan pasti benar, kan? Kiamat dan langit runtuh ke atas kepala mereka yang oleh Tuhan diberi label sebagai pembuat kejahatan mungkin kurang keras. Binasa dan terkutuk untuk selamanya jelas bukan sesuatu yang bisa dibuat  main-main. Bukankah hukuman yang akan diterima oleh mereka yang oleh Tuhan disebut pembuat kejahatan  benar-benar abadi dan tidak berkesudahan?
Apa saja ciri pembuat kejahatan menurut Tuhan? Bagaimana menghindari label yang sangat mengerikan ini? Simak yang berikut ini.
'"Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?Â
Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.Â
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"'
Setelah memberi sejumlah nasehat, Tuhan akhirnya dengan tegas mengatakan bahwa 'bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.' Seruan dan pujian terhadap Tuhan sama sekali tidak ada artinya karena yang akan diperhitungkan oleh Tuhan dalam menentukan seseorang masuk sorga atau tidak adalah apakah orang tersebut telah melakukan kehendak Bapa yang di surga. Kehendak Bapa yang di sorga telah lengkap diwartakan melalui Sabda Tuhan dan telah dicatat, sehingga lakukanlah perintah Bapa dan perintah Tuhan yang telah dicatat itu, barulah seseorang itu layak masuk ke dalam sorga.
Kemudian bagaimana dengan mereka  yang merasa telah melakukan semua ini dan merasa berhak masuk ke dalam Kerajaan Allah? Seperti kata Tuhan: 'pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?'
Mengapa mereka tidak boleh masuk? Mengapa mereka dilarang bergabung dengan perjamuan abadi Tuhan? Jawaban yang diberikan Tuhan tenyata tegas, jelas, keras, dan tanpa kompromi, serta sangat mengejutkan. 'Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!'