Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi Kasidi 66 - Tetap Saja Mustahil

17 Juni 2024   19:45 Diperbarui: 20 Juni 2024   10:35 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.com/STARTONIGHT-Canvas-Woman-Framed-Inches/dp/B07NHMT1CT?th=1

Hosabi Kasidi 66 -- Tetap Saja Mustahil

Pada akhirnya ya tetap saja mustahil. Mustahil untuk ditaati dengan setia, mustahil untuk dilaksanakan. Itulah sejatinya Sabda Tuhan, hampir semua Sabda Tuhan.

Sabda Tuhan duh Sabda Tuhan, terasa mudah tetapi sulitnya bukan kepalang, terasa sederhana tetapi rumitnya mencapai langit, terasa bersahaja tetapi mana ada yang bisa dilaksanakan. Pernyataan semacam ini sudah diulang berkali-kali oleh Kasidi, dan kali ini diulang kembali karena rasanya Kasidi, Homili, atau Hosabi yang sudah didunia-mayakan itu tetap saja perlu diulang karena realitanya makin banyak saja yang ngawur, sok tahu, dan bahkan bodoh. Lha bagaimana tidak, semua Sabda itu terang-terangan dilanggar dan tidak ditaati, terang-terangan diabaikan padahal bibir bergerak menyatakan percaya, terang-terangan dimanipulasi dan direkayasa seakan sudah ditaati pada hal sama sekali tidak.

Tidak percaya pada pernyataan Kasidi yang sudah berkali-kali diulang-ulang ini? Ayo diskusikan. Dikutipkan kembali salah satu bagian dari khotbah, homili, atau hosabi dari atas bukit yang sangat terkenal itu, dan simak satu persatu lalu lihat, betapa ternyata tak satu pun bisa dilaksanakan.

'Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.'

Ini adalah Sabda Tuhan yang pasti benar, abadi, mengikat, lintas konteks dan waktu, dan bahkan juga logis dan rasional, jadi ya tidak perlu diragukan lagi. Hanya saja siapa yang sudah pernah taat dan percaya dan melaksanakan yang disampaikan oleh Sabda Tuhan ini untuk; 'Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.'

Siapa coba angkat tangan? Kecuali orang itu benar-benar tidak berdaya barulah dia tidak melawan, barulah dia tidak mempunyai pilihan untuk menyerahkan pipi yang kiri jika ditampar yang kanan. Selama bisa melawan, apalagi memang lebih kuat dan berkuasa, tentu akan membalas dengan lebih keras lagi, bukan? Jadi ya Sabda ini tetap saja mustahil, kecuali ya  itu tadi, tidak berdaya. Rupanya keadaan tidak berdaya ada bagusnya juga karena seseorang jadi taat pada Sabda Tuhan. Hehehe ... aneh, bukan?

Perintah berikutnya: 'kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu'. Mana ada di antara kita yang mau melakukan ini, yang sukarela melakukan ini, kecuali ya itu tadi, dalam keadaan tidak berdaya. Jika keadaan normal dan berdaya adalah tidak mungkin menyerahkan baju begitu saja apalagi hendaknya diberikan jubahnya sekalian. Setiap orang dalam keadaan normal pasti akan mempertahankan hak miliknya jika akan diambil secara tidak pantas. Jadi ya Sabda ini tetap saja mustahil, kecuali ya  itu tadi, tidak berdaya. Rupanya keadaan tidak berdaya ada bagusnya juga karena seseorang jadi taat pada Sabda Tuhan. Hehehe ... aneh, bukan?

Perintah berikutnya: 'siapa pun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.' Mana ada yang mau melakukan ini? Lha untuk apa berjalan dua mil jika satu mil saja tidak akan dilakukan jika dengan terpaksa. Jadi ya Sabda ini tetap saja mustahil, kecuali ya  itu tadi, tidak berdaya. Rupanya keadaan tidak berdaya ada bagusnya juga karena seseorang jadi taat pada Sabda Tuhan. Hehehe ... aneh, bukan?

Perintah berikutnya: 'Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.' Satu atau dua kali memberi pada yang meminta itu ok, satu atau dua kali memberikan pinjaman itu ok, tetapi berulang kali dan setiap saat? Hehehe ... mana ada orang yang bisa begini? Menurut Kasidi ya tidak ada. Yang ada adalah yang sebaliknya. Jadi ya Sabda ini tetap saja mustahil, kecuali ya itu tadi, tidak berdaya. Rupanya keadaan tidak berdaya ada bagusnya juga karena seseorang jadi taat pada Sabda Tuhan. Hehehe ... aneh, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun