Hosabi Kasidi 64 -- Kala Putus Asa
Pernah putus asa? Pernah sangat putus asa? Pernah benar-benar putus asa, putus asa benar-benar? Lalu kalau sudah begitu harus bagaimana? Berdoa? Ya memang harus berdoa tetapi berdoa pada siapa? Tentu saja pada Allah yang Mahasegalanya. Juga bisa berdoa pada Tuhan. Tidak ada tempat doa ditujukan kecuali pada Allah yang Mahakuasa dan Tuhan. Tidak ada yang lain.
Hanya saja ada tradisi, ada kebiasaan, yang dilakukan oleh banyak orang jika putus asa sudah sampai pada puncaknya mereka akan tetap berdoa pada Allah atau Tuhan dengan juga memohon bantuan melalui santo pelindung. Dalam hal ini santo pelindung yang dimaksud adalah santo pelindung untuk perkara yang mustahil dan tidak ada harapan serta kala putus asa sudah pada puncaknya. Dia adalah Santo Yudas yang juga dikenal dengan nama Santo Yudas Tadeus, salah seorang rasul Tuhan, dia juga dikenal sebagai 'Yudas, yang bukan Iskariot', juga dikenal sebagai Yudas bin Yakobus, juga dikenal sebagai Yudas saudara tiri Tuhan. Apakah santo yang satu ini penting? Tentu saja penting meskipun yang paling penting tentu saja Allah dan Tuhan.
Santo yang pelindung orang yang sangat putus asa ini juga bisa menulis dengan baik dan indah dalam suratnya yang ditujukan pada sekelompok orang yang terpanggil, dikasihi, dan dipelihara oleh Tuhan. Simak bagian kecil dari surat tersebut.
'Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.Â
Celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain dan karena mereka, oleh sebab upah, menceburkan diri ke dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali. Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya. Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan." Mereka itu orang-orang yang menggerutu dan mengeluh tentang nasibnya, hidup menuruti hawa nafsunya, tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-perkataan yang bukan-bukan dan mereka menjilat orang untuk mendapat keuntungan.'
Jelas terlihat betapa luas pengetahuan santo yang satu ini. Kain, Bileam, Korah, Henokh, awan tanpa air, Â pohon tanpa buah, ombak laut yang ganas, bintang-bintang yang tak dapat dijadikan penunjuk arah, orang fasik, dan para penjilat, dapat dirangkai dengan indah oleh dia untuk mengingatkan orang yang terpanggil, dikasihi, dan dipelihara oleh Tuhan, supaya waspada. Memang tulisan Yudas ini bukan Sabda Tuhan tetapi ada banyak pelajaran bisa dipetik dari tulisan ini. (sda/tbs-16062024-hvk64-087853451949)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H