Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hosabi Kasidi 61 - Tidak Percaya

16 Juni 2024   07:27 Diperbarui: 16 Juni 2024   07:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hosabi Kasidi 61 -- Tidak Percaya

Dari dulu sampai sekarang dan juga sampai nanti selalu saja ada, bahkan banyak, yang tidak percaya pada Yang Mahakuasa, tidak percaya pada Sang Mahapencipta. Yang seperti ini terdiri dari banyak golongan, artinya dari golongan atau kelompok apa saja hampir pasti ada yang sangat tidak percaya, setengah percaya, sedikit percaya, tidak percaya, sampai pada yang sangat tidak percaya. Meskipun mengherankan tetapi bagi Kasidi ini sebenarnya hal yang biasa saja karena Kasidi sangat total percaya bahwa semua yang ada dalam alam semesta ini ada yang mencipta, ada yang mengelola, ada yang menentukan. Menurut Kasidi adalah omong kosong dan mengada-ada jika semua terjadi secara kebetulan dan tidak ada yang bertanggung-jawab sebagai yang memulai.

Kasidi juga sangat percaya bahwa Allah itu mempunyai kuasa untuk membuat semua orang jadi percaya pada Dia kalau berkehendak, hanya sayangnya tampak jelas bahwa Bapa tidak berkehendak seperti itu sampai saat ini. Itulah sebabnya mengapa dalam realita selalu ada yang peraya dan tidak percaya, selalu ada yang sangat percaya dan selalu ada yang sangat tidak percaya. Pokoknya ada sangat banyak ragam kelompok jika ditilik dari masalah percaya atau tidak percaya.

Ini semua menurut Kasidi sama sekali tidak apa karena sejatinya, ini Kasidi sangat total percaya, semua orang pada akhirnya harus menyerah dan harus percaya bahwa Sang Mahakuasa itu ada dan bahwa Tuhanlah yang akan mengadili semua orang. Dengan keyakinan total seperti ini maka bagi Kasidi sama sekali tidak ada masalah dengan realita dunia nyata baik yang dulu, sekarang atau nanti karena semuanya sudah diatur dan ditentukan. Ada banyak Sabda Tuhan yang mengonfirmasi hal ini jadi ya tidak perlu diragukan lagi bahwa memang seperti itulah adanya.

Berikut ini ayo disimak catatan seorang penulis tentang masalah tersebut. Memang tidak ada Sabda Tuhan dalam catatan ini tetapi baguslah untuk dibaca.

'Dan meskipun Tuhan mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"  Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka." Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepada-Nya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah.'

Bagaimana? Sudah jelas bukan bahwa sejak dulu sampai sekarang juga, sampai nanti juga, selalu akan banyak yang tidak percaya. Yang percaya juga banyak meskipun banyak juga yang percaya diam-diam supaya selamat dan tidak dimusuhi oleh yang kurang percaya. Lalu Kasidi sendiri jika ditanya masuk golongan yang mana?

Sangat total percaya pada Tuhan dan SabdaNya, sangat total percaya pada Bapa dan TitahNya, sangat total percaya bahwa tidak ada yang perlu disembunyikan jika berkaitan dengan total percaya ini dan itulah sebabnya homili dan hosabi terus saja ditulis untuk memuliakan Bapa. Ditulis dan tidak perlu disembunyikan melainkan terus saja dilantangkan, entah di dunia nyata, entah di dunia maya, entah di bumi entah di langit sana. Pokoknya ya terus saja diwartakan dan dilantangkan. (sda/tbs-15062024-hvk61-087853451949)

Catatan: Tulisan ini dipersembahkan untuk seorang penyair yang telah meninggal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun