Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hosabi Kasidi 51 - Bodoh Tetapi Banyak

7 Juni 2024   09:44 Diperbarui: 7 Juni 2024   10:00 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Taking_of_Christ_%28Caravaggio%29

Hosabi Kasidi 51 -- Bodoh Tetapi Banyak  

Tere Liye yang nama pena dari DD baru saja meluncurkan novel terbarunya berjudul 'Teruslah Bodoh Jangan Pintar' (2024). Dalam sinopsisnya sang narator memprovokasi atau 'ngompori' banyak orang untuk melawan kala negeri sedang dikuasai oleh mereka yang tidak patut menjadi penguasa. Dalam kata-kata sang narrator sendiri:

'Saat hukum dan kekuasaan dipegang oleh serigala-serigala buas berbulu domba. Saat seluruh negeri dikangkangi orang-orang jualan sok sederhana tapi sejatinya serakah. Apakah kalian akan tutup mata, tutup mulut, tidak peduli dengan apa yang terjadi? Atau kalian akan mengepalkan tangan ke udara, LAWAN!'

Yang diprovokasi oleh narator novel ini, yang tampaknya tidak bodoh, adalah mereka yang tidak bodoh agar tidak mau dibodohi. Ayo lawan, katanya.

Ribuan tahun yang lalu kejadian serupa terjadi tetapi yang memprovokasi mereka yang ngawur dan bodoh, sedangkan yang diprovokasi ternyata juga ngawur dan bodoh, plus picik dan sempit pikiran. Mereka itu setelah berhasil dikompori lalu secara beramai-ramai melakukan yang berikut ini:

'Maka berteriaklah mereka: "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! Salibkan Dia!" Kata Pilatus kepada mereka: "Haruskah aku menyalibkan rajamu?" Jawab imam-imam kepala: "Kami tidak mempunyai raja selain dari pada Kaisar!" Akhirnya Pilatus menyerahkan Tuhan kepada mereka untuk disalibkan. (19-16b) Mereka menerima Tuhan.'

Karena teriakan yang dahsyat inilah, teriakan dari orang banyak yang ngawur dan bodoh, yang sempit dan picik wawasan, Tuhan pun menjadi korbannya dan seakan tidak berdaya. Setelah dibunuh dengan disalib, dicatatlah yang berikut ini:

'Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib --- sebab Sabat itu adalah hari yang besar --- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Tuhan; tetapi ketika mereka sampai kepada Tuhan dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya. Sebab hal itu terjadi, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci: "Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan." Dan ada pula nas yang mengatakan: "Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam."

Terlihat betapa dahsyatnya jika orang bodoh yang jumlahnya banyak itu berhasil dihasut untuk bersatu. Mereka sepertinya dapat melakukan apa saja. Jangankan orang biasa, Tuhan pun berhasil ditumbangkan. Bahkan sejarah mencatat betapa banyak kerajaan dan negara tumbang karena orang yang banyak berhasil disatukan untuk menyuarakan atau memaksakan kehendaknya.

Di samping dahsyat dampak yang ditimbulkan oleh mereka juga bisa sangat berbahaya. Seperti banjir bandang menerjang, semua disapu hanyut, dan ketika semuanya usai maka yang tertinggal adalah kerusakan besar. Maka dari itu ayo jangan ngawur dan bodoh karena ngawur dan bodoh hanya menghasilkan orang yang tidak percaya, dan orang yang tidak percaya dapat merusak dan menghancurkan apa saja. (sda/tbs-07062024-hvk51-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun