Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hosabi versi Kasidi 49 - Tuhan Pun (Tidak) Telanjang

6 Juni 2024   09:36 Diperbarui: 6 Juni 2024   09:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://exploringthedivine.wordpress.com/wp-content/uploads/2015/03/img_0311.jpg

Hosabi versi Kasidi 49 -- Tuhan pun (Tidak) Telanjang

          Ketika di salib apakah Tuhan mengenakan pakaian dalam atau telanjang? Disimak saja catatan tentang ini.

          'Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing.

Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ: "Raja orang Yahudi". Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. [Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi: "Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka."]

'Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!"  Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.'

Catatan ini memang tidak menyebutkan Tuhan telanjang bulat karena yang disebutkan hanya 'mereka membagi pakaiannya'. Bisa saja pakaian Tuhan memang dilucuti tetapi pakaian dalamnya tidak. Catatan yang lain menyatakan seperti berikut:

'Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Tuhan di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Tuhan berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.  Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." Lalu ia berkata: "Tuhan, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Tuhan kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Catatan ini juga tidak menyebutkan secara tersurat bahwa Tuhan disalib telanjang bulat. Yang dicatat adalah 'mereka membuang undi untuk membagi pakaianNya'. Jika pakaian bisa dibagi maka pakaian itu tentu dilepas, tetapi apakah dilepas semua termasuk pakaian dalam Tuhan, ini tidak dicatat. Lalu bagaimana dengan penjahat yang disalib di kanan dan di kiri Tuhan? Apakah mereka disalib telanjang bulat atau masih memakai pakaian dalam? Juga tidak ada dicatat secara eksplisit.

Pertanyaannya sekarang, apakah mereka bertiga disalib telanjang bulat atau masih memakai pakaian dalam? Bagi orang Romawi telanjang atau ketelanjangan bukan sesuatu yang aneh dan bahkan dari catatan sejarah diketahui dengan pasti bahwa mereka yang dihukum salib pasti telanjang supaya penderitaan, rasa terhina, rasa malu karena ditelanjangi di muka umum mencapai puncaknya sebelum mereka mati. Dengan latar belakang sejarah seperti ini maka sama sekali tidak ada alasan hukuman salib yang dilaksanakan di Yerusalem kala itu tidak mengikuti kebiasaan yang sama, yaitu menyalib orang dalam keadaan telanjang. Mengapa? Karena tujuannya adalah sama yaitu membuat orang tersiksa, terhina, dan malu luar biasa sebelum kematian tiba. Jadi Kasidi yakin bahwa dua penjahat yang disalib di sebelah Tuhan dalam keadaan teanjang bulat dan karenanya Tuhan pun diyakini disalib dalam keadaan telanjang bulat.

Bentuk hukuman dan penghinaan menjadi sempurna. Tersiksa, terhina, dan dipermalukan sampai puncaknya dengan disalib telanjang bulat. Lalu bagaimana dengan para wanita  hebat dan pemberani yang terus hadir di dekat Tuhan? Apakah ini tidak menjadi pertimbangan bagi prajurit Romawi demi menjaga perasaan para wanita itu sehingga Tuhan tidak disalib telanjang bulat? Rasanya aneh dan mengada-ada jika prajurit Romawi mempertimbangkan ini. Tugas mereka adalah menjalankan perintah. Perintahnya menyalib ketiganya sampai mati dengan hukuman salib yang biasa dilakukan saat itu, dan hukuman salib saat itu adalah dalam keadaan telanjang bulat. Bahkan menyiksa alat kelamin konon kabarnya juga biasa dilakukan meskipun Tuhan tampaknya tidak mendapat  perlakuan seperti itu.

Disalib dengan pakaian dalam atau disalib telanjang bulat, keduanya berujung dengan kematian yang menyiksa dan lama. Tuhan mengalami ini karena itu adalah kehendak BapaNya, dan semua kehendak Bapa pastilah terjadi. Bukan kehendak yang lain, kata Tuhan, termasuk juga bukan kehendak diriNya.  (sda/tbs-06062024-hvk49-087853451949)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun