Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi versi Kasidi 28 - Penciptaan Kembali

26 Mei 2024   15:49 Diperbarui: 26 Mei 2024   16:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hosabi versi Kasidi 28 -- Penciptaan Kembali

Berikut adalah berita yang dilansir dalam laman milik  Nasa pada 7 Mei 2024 dalam kaitannya dengan perkembangan terakhir hasil kerja teleskop ruang angkasa yang dianggap paling kuat dan hebat saat ini:  https://www.space.com/news/live/james-webb-space-telescope-updates

Last year, it was widely reported that the James Webb Space Telescope (JWST) had spotted what could be the telltale signs of life in the atmosphere of a distant extrasolar planet, or exoplanet. It had been reported that the powerful space telescope had seen dimethyl sulfide, or DMS, in the atmosphere of the exoplanet K2-18 b, a super-Earth located around 120 light-years from Earth. This was significant because on Earth DMS is created primarily by ocean phytoplankton.

New research suggests, however, that this detection was a false positive with a reassessment of the JWST data, causing the DMS signal to fade away. The research calls into question whether the JWST would even be capable of seeing DMS unless it is in incredibly large volumes in the atmosphere of this super-Earth.

"The signal strongly overlaps with methane, and we think that picking out DMS from methane is beyond this instrument's capability," team member and UCR project scientist Shang-Min Tsai said in a statement.

Did the James Webb Space Telescope really find life beyond Earth? Scientists aren't so sure.

Berita dari NASA di atas dilanjutkan dengan pertanyaan apakah JWST benar-benar menemukan planet baru seperti bumi, dan jawabannya adalah bahwa para ilmuwan NASA tidak yakin akan hal itu. Atau paling tidak belum yakin.

Lebih dari tiga dekade, 10 milyar euro, ribuan tenaga ahli, dan hasilnya baru diorbitkan beberapa tahun lalu untuk mengintip alam semesta milyaran tahun yang lalu. Lalu bagaimana dengan nasib kisah penciptaan yang ditulis oleh mereka yang berimajinasi tentang alam semesta setelah melihat hasil yang dikirimkan teleskop angkasa paling kuat dan paling canggih saat ini? Rasanya, begitu pendapat banyak ilmuwan, kisah penciptaan harus ditulis ulang karena ada sangat banyak hal yang jauh jauh lebih hebat dan dahsyat dibandingkan imajinasi penulis masa lalu.

Apakah karena hal semacam ini yang menyebabkan Tuhan yang jenius itu hanya membicarakan banyak hal yang dirasa penting bagi hubungan  antar manusia dan Kemahakuasaan Allah, dan bukannya hal-hal yang tidak dimengerti saat itu, seperti masalah terbentuknya alam semesta? Entahlah tetapi yang jelas ilmu pengetahuan dan teknologi perlahan tetapi pasti membuka mata pikiran dan mata hati betapa banyak yang selama ini dianggap benar tetapi ternyata salah besar.

Ayo James Webb, buka mata pikiran dan mata hati semua orang, karena ternyata kisah penciptaan alam semesta jauh lebih dahsyat dari pada itu, atau dengan kata lain Bapa terlalu hebat jika kisah terciptanya alam semesta hanya seperti yang dicatat Musa, yang faktanya tidak pernah disinggung oleh Tuhan, padahal perintah Bapa jelas, dengarkan Dia dan bukannya dengarkan Musa.

Tuhan sendiri hanya satu kali saja berbicara tentang penciptaan dan itu pun tentang 'penciptaan kembali'. Lalu apa yang dimaksud dengan penciptaan kembali oleh Tuhan? Apakah penciptaan kembali alam semesta atau penciptaan kembali tentang yang lain dan juga bagaimana? (sda/tbs-26052024-hvk28-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun