Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi Versi Kasidi 17-Kelas Dunia

23 Mei 2024   17:33 Diperbarui: 23 Mei 2024   17:39 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://fineartamerica.com/art/paintings/sensual?page=5

Hosabi versi Kasidi 17 -- Kelas Dunia 

Ingin tahu apa yang dimaksud dengan 'kelas dunia'? Penonton kelas dunia. Tepuk tangan kelas dunia. Suara kelas dunia. Biola dan harpa juga kelas dunia. Orkestra juga kelas dunia. Lalu suara? Yang ini juga kelas dunia.

Kemudian bagaimana dengan sederhana dan bersahaja? Ini juga sikap dan sifat kelas dunia, menurut Kasidi. Lurus, jujur, terbuka dan pantang berdusta? Yang ini juga kelas dunia, masih kata Kasidi. Tekun cermat penuh perhatian dan empati pada sesama? Ini juga kelas dunia, lanjut Kasidi. Terbuka dan tidak picik serta cerdas juga kelas dunia. Tetap masih kata Kasidi. Murah hati dan rendah hati? Juga kelas dunia, kata Kasidi sambil tersenyum lebar.

Mengapa yang di atas ini kelas dunia? Karena Inilah yang diajarkan dan diperintahkan oleh Tuhan penguasa langit dan bumi, penguasa alam semesta. Maka dari ayo belajar dan mencoba menjadi kelas dunia dan tidak hanya tergolong pada kelas kelas kampungan yang picik, sempit, dungu, penuh dendam dan iri, yang senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Kasidi orang kampung, orang desa yang sederhana dan bersahaja serta pantang berdusta tetapi kelasnya jelas bukan kelas kampungan. Kasidi memang orang kampung tetapi bukan kampungan.

Lalu apa kata Tuhan tentang ini, tentang kelas dunia? Kelas dunia ternyata bukan dan tidak berhubungan dengan isi dunia, bahkan seluruh isi dunia, termasuk kekayaan dan harta berlimpah, sama sekali tidak membuat seseorang menjadi kelas dunia, bahkan jauh dari itu. Dalam kata-kata Tuhan sendiri: 'Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.'

Jadi menurut Tuhan jika ingin menjadi kelas dunia adalah bukan memperoleh seluruh dunia melainkan percaya, total percaya menurut Kasidi, pada Tuhan dan SabdaNya karena hanya ini yang bisa menyelamatkan nyawa. Hanya mereka yang total percaya yang mempunyai peluang untuk selamat.

Lebih jauh pada kesempatan lain Tuhan bersabda, dan SabdaNya menurut Kasidi adalah sabda yang kelas dunia. Simak saja Sabda yang mungkin jarang didengar ini.

"Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti bahwa kami juga buta? Jawab Tuhan kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Bagaimana, kelas dunia, bukan? Ayo jadilah kelas dunia agar semua orang tak malu kala harus melihatnya. (sda/tbs-20052024-hvk17-087853451949)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun