Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hosabi Versi Kasidi 22 - Discipulorum Domini

21 Mei 2024   12:38 Diperbarui: 21 Mei 2024   12:50 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hosabi versi Kasidi 22 - Discipulorum Domini

Semua orang tahu apa perintah utama Tuhan tetapi tidak banyak yang tahu, apalagi mereka yang sering berlagak sok tahu, bagaimana perintah utama dijalankan. Penyebab utamanya, seperti yang sudah banyak kali dinyatakan oleh Kasidi dalam berbagai percikan ide dan pemikirannya, adalah banyak yang tidak paham benar bahwa semua kata yang bersifat abstrak tidak dapat dilakukan kecuali kata itu dikonkritkan dulu.

Hebatnya, Tuhan yang cerdas bahkan jenius itu, ternyata tidak hanya memberikan perintah yang abstrak tetapi juga telah mengkonkritkan dengan sejumlah teladan. Mereka yang berhasil melihat kait kelindan ini dengan jelas, lalu menyatukan dan mengaitkan dengan nurani dan pikirannya, dilanjutkan dengan keberhasilannya menyelaraskan dengan perbuatan dan tindakan, maka ... bravo, Sabda Tuhan berhasil dinyatakan.

Apakah semua orang dapat melihat semua yang berkait-kelindan ini? Seharusnya ya khususnya mereka yang total percaya pada Tuhan dan SabdaNya, karena pada merekalah Bapa dan Putra dan Roh Kudus selalu menyertai sampai akhir ziarah di dunia. Untuk mereka yang sudah sampai pada tingkatan semacam ini maka, menurut Kasidi, tidak lagi merepotkan diri dengan banyak hal, padahal hanya satu yang perlu, dan yang perlu itu sudah ada dan dilakukan, yaitu total percaya pada fakta bahwa Bapa dan Putra dan Roh Kudus selalu menyertai.

Sayangnya, seperti adat dunia, sangat banyak yang pikirannya tidak hanya sempit tetapi juga picik, sehingga alih-alih fokus pada satu hal yang perlu tetapi justru merepotkan diri dengan banyak hal. Lebih konyol lagi jika yang berpikiran picik dan sempit ini mempunyai otoritas dan kekuasaan, maka makin besar dan menjadi-jadi kerusakan yang ditimbulkan.

Hanya saja hebatnya kita semua, termasuk juga yang picik, bodoh, dungu, jahat, juga sok tahu dan 'kemlinthi', adalah juga hamba pilihan Tuhan, yang dalam kata-kata Tuhan sendiri: 'Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.'

Jadi, kata Kasidi sambil tersenyum manis, semua orang, termasuk di dalamnya juga yang biasa ngawur dan sok tahu, yang bodoh dan picik, yang dungu dan kemlinthi, adalah hamba dan sahabat pilihan Tuhan, yang tidak seharusnya berkecil hati. Ayo berbesar hati dan perlahan mulai berani melihat apa saja yang telah dilakukan Tuhan sebagai teladan karena dalam teladan itulah kata kasih yang abstrak jadi konkrit, jadi nyata.

Jika nanti Kasidi masih rajin menyentil dengan sejumlah kata negatif di atas, seperti ngawur, sok tahu, dan bodoh, itu hanya dimaksudkan sebagai provokasi belaka agar Sabda dan Teladan dari Tuhan dipahami, ditaati, dan dilakukan, sehingga pada akhirnya nama Bapa selalu dimuliakan.

Salam dari Kasidi ... (sda/tbs-21052024-hvk22-087853451949)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun