Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kasidi Nomor 575: Membaca Mudah Menulis Mudah

7 Oktober 2021   08:24 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:28 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasidi 575  Membaca Mudah Menulis Mudah 

Berbicara tentang mudah, membaca dan menulis, sama mudahnya. Membaca mudah karena semua dapat dibaca, menulis juga mudah karena semua bisa ditulis. Berbicara tentang keterkaitan, maka membaca selalu terkait dengan menulis, atau menulis selalu terkait dengan membaca. Yang terakhir ini menurut Stephen King sangat penting tetapi juga sangat sederhana. "If you don't have time to read, you don't have the time (or the tools) to write. Simple as that." Jika tidak punya waktu untuk membaca maka sebenarnya juga tidak punya waktu (atau sarana) untuk menulis. Sesederhana itu. Jadi membaca itu keren, menulis juga keren.

Sedangkan Kasidi, masih berkaitan dengan membaca dan menulis, yang sama kerennya itu mempunyai pendapat yang sedikit berbeda. Sedikit lebih mementingkan menulis karena dianggap lebih sulit, padahal sebenarnya membaca kan juga sulit. Begini pendapatnya.

Menulis itu mudah, siapa saja bisa dan dapat menulis, asalkan ada niat dan kemudian memang menulis. Yang sulit, ini menurut Kasidi, adalah memastikan bahwa tulisannya enak dibaca, tidak ada dusta, dan - ini mungkin yang sangat penting - memberi inspirasi bagi yang sempat membaca.

Jika tiga hal penting ini dapat melebur dalam sebuah tulisan, maka boleh dibilang dunia pasti menjadi lebih baik. Tidak ada dusta, enak dibaca, dan memberi inspirasi. Adakah hal lain yang lebih penting dari ini? Mungkin ada tetapi tiga ini sudah cukup, menurut Kasidi.

Lalu mengapa jumlah penulis hebat tetap saja tidak melimpah ruah dan ada di setiap jengkal lanskap budaya dan kemanusiaan? Kasidi tampaknya lupa satu hal, yaitu membaca. Membaca dalam segala macam bentuknya. Apakah karena tidak banyak yang suka membaca sehingga tidak banyak yang bisa menulis?

Jika tidak suka membaca ya sederhana saja akibatnya. Pasti tidak bisa menulis yang tanpa dusta, enak dibaca dan memberi inspirasi. Maka dari itu ayo banyak membaca sambil banyak menulis.

Contoh dari Tuhan jelas sekali. Banyak membaca dan banyak bercerita. Cerita yang tanpa dusta, enak dibaca dan memberi inspirasi.

Bagaimana sekarang? Masih beranggapan membaca dan menulis tidak sama pentingnya, tidak sama kerennya, tidak sama hebatnya? 

Kasidi no. 575 -- tbs087853451949 -- SDA07102021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun