Essi 231 -- Karya Abadi Anak Manusia
Tri Budhi Sastrio
Â
Ada banyak karya abadi manusia dan salah satu
   antaranya jelas karya sastra.
Jika imajinasi ragam rona gejolak jiwa manusia
   tidak diabadikan dalam cerita,
Dan cerita tentu saja berada dalam dekapan karya
   sastra, lalu bagaimana bisa
Semua kekayaan imajinasi dan rona warna-warni
   jiwa manusia dapat dibaca,
Dinikmati, dan bahkan juga diapresiasi sebagai
   bagian peradaban nan mulia?
Karya sastra itu dapat melakukan apa saja, tentu
   tidak langsung begitu saja,
Tapi coba sebutkan satu saja urusan di dunia ini
   yang tak ada hubungannya
Dengan karya sastra ... yah rasanya tidak mungkin
   ada karena dalam sastra
Apa saja bisa dibicarakan, mulai dari yang paling
   remeh sampai paling mega,
Mulai dari yang paling esensi sampai menyangkut
   mati hidup umat manusia.
Bahkan sang mahakuasa yang misteri serta
   rahasianya dalam tidak terduga,
Eh ... dalam karya sastra juga dibicarakan,
   itulah hebatnya cermin abadi jiwa.
Karya sastra juga mempunyai potensi energi
   yang besarnya tidak terkira-kira.
Mampu menggerakan ekonomi dunia termasuk
   juga memberi lapangan kerja.
Simak saja bagaimana karya yang ditulis pada
   tahun-tahun yang agak lama,
Bahkan penulisnya sudah lama pralaya serta
   terbalik urutan popularitasnya
Tetapi mampu menghasilkan jutaan dolar dan
   hebohnya ternyata mendunia.
Anak-anak muda -- entah mengapa -- berbondong-
   bondong menjadi pemirsa
Karenanya tidak pelak lagi sutradara, aktor dan
   artis ternama banyak kerjanya.
Kocek mereka semakin tebal saja karena uang
   mengalir deras dari mana-mana.
Inilah hebatnya karya sastra, awal mulanya ditulis
   untuk anak-anak dan remaja,
Sudah puluhan tahun berselang terbitnya, penulisnya
   pun sudah lama tidak ada
Tetapi dunia ciptaannya -- dunia Arda -- ternyata
   sangat digemari di mana-mana
Tidak hanya anak-anak dan remaja, orang tua
   pun ikut dibuat kagum terkesima.
Dan dunia fantasi budaya popular pun menjadi
   bagian mengasyikan dunia kita.
Versi layar peraknya memang agak berbeda
   tata urutnya, tetapi ini hal biasa saja.
Yang dibawa ke layar perak lebih dulu -- trilogi
   bentuknya -- adalah novel kedua.
Setelah itu sang sutradara yang sama memperoleh
   dana besar luar biasa mega
Untuk membawa dunia Arda dan dunia yang ada
   di tengahnya juga ke layar kaca.
Karena trilogi bentuknya maka jika nanti semua
   film telah selesai pembuatannya
Akan ada enam film fantasi anak-anak dan remaja
   menjadi bagian seni film dunia
Dan semua berasal dari karya sastra karenanya
   jangan pandang enteng dianya.
Hiruk pikuk kehebohan dampak pembuatan filmnya
   juga bukan main luar biasa.
Hampir semua pengamat media ikut serta angkat
   bicara, bahkan pencinta satwa
Ikut bicara, karena konon untuk film ini ada banyak
   satwa yang harus menderita.
Memang masih diperlukan bukti-bukti nyata jika
   ingin menyeret para pelakunya,
Tapi tampaknya berita ini ada benarnya juga,
   karena untuk sebuah mahakarya
Yang menghabiskan ratusan juta dolar, penderitaan
   kecil bagi sejumlah satwa
Pasti bukan apa-apa, jangankan satwa, kami yang
   manusia juga ikut menderita.
Jadi ... terlalu naf rasanya jika penderitaan
   sekelompok hewan dianggap dosa.
Ada sesuatu yang jauh lebih besar serta lebih
   agung untuk dipikirkan perannya,
Membuat dunia hiburan anak dan remaja
   menjadi lebih indah berbunga-bunga,
Membawa fantasia dunia Arda dan tingkah
   polah para penghuninya jadi nyata.
Pernyataan ini rasanya sih biasa-biasa saja ...
   tetapi bagi para pencinta satwa,
Tentu saja tidak bisa diterima, setiap perlakuan
   bertendensi kejam penuh siksa
Harus dilarang apapun alasannya, begitulah
   argumennya, dan ini dapat diterima.
Film boleh kolosal mega, tujuan boleh saja mulia,
   tetapi membuat banyak satwa
Menderita dan bahkan binasa dalam proses
   pembuatannya, tidak bisa diterima.
Perlakukan mahluk hidup sesuai aturan ...
   dan kreasi imajinasi boleh-boleh saja.
Sekarang pusat perhatian terarah pada rentangan
   daratan di tengah samudera,
Tempat trilogi pertama novel pertama memilih
   lokasi menawannya panorama,
Imitasi dunia Arda tempat para pelaku cerita
   mengembara ke pusat bumi dunia.
Bahkan untuk menghormati ibukota negara
   yang kaya susu dan ternak domba,
Istilah The Middle ot the Middle Earth, Pusat Bumi
   Tengah, diberikan padanya.
Lalu apa sih yang diperoleh negara yang konon
   kabarnya sangat 'tipis' di dunia?
Tentu ada walau pengorbanan banyak juga
   termasuk harus mengubah uu-nya.
Sebuah film yang didasarkan pada karya sastra
   yang intinya cuma fantasi saga
Ternyata mampu menjadi motor diubahnya
   uu negara ... ya pasti hebat adanya.
Serikat pekerja mencak-mencak karenanya,
   tetapi demi kepentingan ini negara,
Mereka dipaksa untuk rela karena memang bukan
   masalah tenaga kerja semata
Ada masalah lain yang harus dijaga yaitu
   pendapatan negara lewat pariwisata.
Jika The Hobbit: An Unexpected Journey sebagai
     pembuka jalan bagian kedua
The Hobbit: The Desolation of Smaug yang akan
   diproduksi di lokasi yang sama
Disusul oleh The Hobbit: There and Back Again,
   trilogi ketiga buku yang pertama,
Hengkang ke negara lain hanya karena uu tenaga
   kerja tidak cocok bagi mereka,
Yah, bisa terjadi bencana karena perekonomian
   negara akan guncang karenanya.
Negara telah keluarkan begitu banyak dana guna
   ciptakan kawasan wisata saga,
Nah, kalau lokasi filmnya dipindah begitu saja
   bukankah semuanya akan sia-sia?
UU bisa diubah guna disesuaikan dengan banyak
   kepentingan warga dan negara,
Sehingga apa yang diharapkan dari sektor
   pariwisata dapat juga menjadi realita.
Lapangan kerja terbuka, wisatawan datang guna
   lihat bumi tengah di lokasinya.
Bilbo Baggins dan koleganya, Gollum dengan
   tampang uniknya, sang bijaksana
Gandalf dengan tongkatnya, dan puluhan
   tokoh saga dengan karakter uniknya,
Semuanya tidak hanya ada pada filmnya tetapi
   benar-benar dapat dilihat aslinya
Jika mau datang dan berkunjung ke tanah
   penghasil susu dan wol bulu domba.
Begitulah karya sastra merekam rona imajinasi
  manusia sampai ke rinciannya.                               Â
Semua tercatat agar dapat dibaca kapan saja
   dan kalau perlu diubah medianya.
Mulanya memang hanya fantasi saga tetapi
   di tangan aktor, artis dan sutradara,
Karya sastra diubah jadi tontonan kelas dunia
   yang mampu memukau siapa saja.
Ekonomi, pariwisata, dan bahkan politik negara,
   dampaknya langsung bisa dirasa.
Belum lagi bahasa dan kosakata yang memang
   langsung saja terkena imbasnya.
Sedangkan anak muda dan remaja yah ... tak usah
   lagi ditanya karena biasanya
Memang merekalah yang paling terpengaruh
   dalam hal meniru tokoh-tokohnya.
Singkat kata karya sastra tidak akan pernah lalai
   perannya sebagai gudang data.
Apa saja yang melintas pada jalur imajinasi
   penulisnya ... tentu terekam di sana,
Agar suatu ketika nanti jika ada yang mau
   merekonstruksinya, panduannya ada.
Selamat datang kembali Baggins ke dunia nyata
   walau engkau sudah lama ada.
Catatan kisah perjalanan fantasi saga kala dibaca
   semasa duduki bangku SMA,
Ternyata tidak seseru manakala dibandingkan
   dengan versi film layar lebarnya.
Selamat membandingkan fantasi pada bukunya
   dengan imajinasi dalam filmnya.
Essi nomor 231 -- POZ28112012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H