Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi nomor 231: Karya Abadi Anak Manusia

3 Juni 2021   05:56 Diperbarui: 3 Juni 2021   06:08 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.etsy.com/listing/528340232/fellowship-of-the-ring-silhouette

Essi 231 -- Karya Abadi Anak Manusia
Tri Budhi Sastrio
 
Ada banyak karya abadi manusia dan salah satu
     antaranya jelas karya sastra.
Jika imajinasi ragam rona gejolak jiwa manusia
     tidak diabadikan dalam cerita,
Dan cerita tentu saja berada dalam dekapan karya
     sastra, lalu bagaimana bisa
Semua kekayaan imajinasi dan rona warna-warni
     jiwa manusia dapat dibaca,
Dinikmati, dan bahkan juga diapresiasi sebagai
     bagian peradaban nan mulia?
Karya sastra itu dapat melakukan apa saja, tentu
     tidak langsung begitu saja,
Tapi coba sebutkan satu saja urusan di dunia ini
     yang tak ada hubungannya
Dengan karya sastra ... yah rasanya tidak mungkin
     ada karena dalam sastra
Apa saja bisa dibicarakan, mulai dari yang paling
     remeh sampai paling mega,
Mulai dari yang paling esensi sampai menyangkut
     mati hidup umat manusia.
Bahkan sang mahakuasa yang misteri serta
     rahasianya dalam tidak terduga,
Eh ... dalam karya sastra juga dibicarakan,
     itulah hebatnya cermin abadi jiwa.

Karya sastra juga mempunyai potensi energi
     yang besarnya tidak terkira-kira.
Mampu menggerakan ekonomi dunia termasuk
     juga memberi lapangan kerja.
Simak saja bagaimana karya yang ditulis pada
     tahun-tahun yang agak lama,
Bahkan penulisnya sudah lama pralaya serta
     terbalik urutan popularitasnya
Tetapi mampu menghasilkan jutaan dolar dan
     hebohnya ternyata mendunia.
Anak-anak muda -- entah mengapa -- berbondong-
     bondong menjadi pemirsa
Karenanya tidak pelak lagi sutradara, aktor dan
     artis ternama banyak kerjanya.
Kocek mereka semakin tebal saja karena uang
     mengalir deras dari mana-mana.
Inilah hebatnya karya sastra, awal mulanya ditulis
     untuk anak-anak dan remaja,
Sudah puluhan tahun berselang terbitnya, penulisnya
     pun sudah lama tidak ada
Tetapi dunia ciptaannya -- dunia Arda -- ternyata
     sangat digemari di mana-mana
Tidak hanya anak-anak dan remaja, orang tua
     pun ikut dibuat kagum terkesima.
Dan dunia fantasi budaya popular pun menjadi
     bagian mengasyikan dunia kita.

Versi layar peraknya memang agak berbeda
     tata urutnya, tetapi ini hal biasa saja.
Yang dibawa ke layar perak lebih dulu -- trilogi
     bentuknya -- adalah novel kedua.
Setelah itu sang sutradara yang sama memperoleh
      dana besar luar biasa mega
Untuk membawa dunia Arda dan dunia yang ada
     di tengahnya juga ke layar kaca.
Karena trilogi bentuknya maka jika nanti semua
     film telah selesai pembuatannya
Akan ada enam film fantasi anak-anak dan remaja
     menjadi bagian seni film dunia
Dan semua berasal dari karya sastra karenanya
     jangan pandang enteng dianya.

Hiruk pikuk kehebohan dampak pembuatan filmnya
     juga bukan main luar biasa.
Hampir semua pengamat media ikut serta angkat
     bicara, bahkan pencinta satwa
Ikut bicara, karena konon untuk film ini ada banyak
     satwa yang harus menderita.
Memang masih diperlukan bukti-bukti nyata jika
     ingin menyeret para pelakunya,
Tapi tampaknya berita ini ada benarnya juga,
     karena untuk sebuah mahakarya
Yang menghabiskan ratusan juta dolar, penderitaan
     kecil bagi sejumlah satwa
Pasti bukan apa-apa, jangankan satwa, kami yang
     manusia juga ikut menderita.
Jadi ... terlalu naf rasanya jika penderitaan
     sekelompok hewan dianggap dosa.
Ada sesuatu yang jauh lebih besar serta lebih
     agung untuk dipikirkan perannya,
Membuat dunia hiburan anak dan remaja
     menjadi lebih indah berbunga-bunga,
Membawa fantasia dunia Arda dan tingkah
     polah para penghuninya jadi nyata.
Pernyataan ini rasanya sih biasa-biasa saja ...
     tetapi bagi para pencinta satwa,
Tentu saja tidak bisa diterima, setiap perlakuan
     bertendensi kejam penuh siksa
Harus dilarang apapun alasannya, begitulah
     argumennya, dan ini dapat diterima.
Film boleh kolosal mega, tujuan boleh saja mulia,
     tetapi membuat banyak satwa
Menderita dan bahkan binasa dalam proses
     pembuatannya, tidak bisa diterima.
Perlakukan mahluk hidup sesuai aturan ...
     dan kreasi imajinasi boleh-boleh saja.

Sekarang pusat perhatian terarah pada rentangan
      daratan di tengah samudera,
Tempat trilogi pertama novel pertama memilih
      lokasi menawannya panorama,
Imitasi dunia Arda tempat para pelaku cerita
      mengembara ke pusat bumi dunia.
Bahkan untuk menghormati ibukota negara
     yang kaya susu dan ternak domba,
Istilah The Middle ot the Middle Earth, Pusat Bumi
     Tengah, diberikan padanya.
Lalu apa sih yang diperoleh negara yang konon
     kabarnya sangat 'tipis' di dunia?
Tentu ada walau pengorbanan banyak juga
     termasuk harus mengubah uu-nya.
Sebuah film yang didasarkan pada karya sastra
     yang intinya cuma fantasi saga
Ternyata mampu menjadi motor diubahnya
     uu negara ... ya pasti hebat adanya.
Serikat pekerja mencak-mencak karenanya,
     tetapi demi kepentingan ini negara,
Mereka dipaksa untuk rela karena memang bukan
     masalah tenaga kerja semata
Ada masalah lain yang harus dijaga yaitu
     pendapatan negara lewat pariwisata.
Jika The Hobbit: An Unexpected Journey sebagai
          pembuka jalan bagian kedua
The Hobbit: The Desolation of Smaug yang akan
     diproduksi di lokasi yang sama
Disusul oleh The Hobbit: There and Back Again,
     trilogi ketiga buku yang pertama,
Hengkang ke negara lain hanya karena uu tenaga
     kerja tidak cocok bagi mereka,
Yah, bisa terjadi bencana karena perekonomian
      negara akan guncang karenanya.
Negara telah keluarkan begitu banyak dana guna
     ciptakan kawasan wisata saga,
Nah, kalau lokasi filmnya dipindah begitu saja
     bukankah semuanya akan sia-sia?
UU bisa diubah guna disesuaikan dengan banyak
     kepentingan warga dan negara,
Sehingga apa yang diharapkan dari sektor
     pariwisata dapat juga menjadi realita.
Lapangan kerja terbuka, wisatawan datang guna
     lihat bumi tengah di lokasinya.
Bilbo Baggins dan koleganya, Gollum dengan
     tampang uniknya, sang bijaksana
Gandalf dengan tongkatnya, dan puluhan
     tokoh saga dengan karakter uniknya,
Semuanya tidak hanya ada pada filmnya tetapi
     benar-benar dapat dilihat aslinya
Jika mau datang dan berkunjung ke tanah
     penghasil susu dan wol bulu domba.

Begitulah karya sastra merekam rona imajinasi
    manusia sampai ke rinciannya.                                                              
Semua tercatat agar dapat dibaca kapan saja
     dan kalau perlu diubah medianya.
Mulanya memang hanya fantasi saga tetapi
     di tangan aktor, artis dan sutradara,
Karya sastra diubah jadi tontonan kelas dunia
     yang mampu memukau siapa saja.
Ekonomi, pariwisata, dan bahkan politik negara,
     dampaknya langsung bisa dirasa.
Belum lagi bahasa dan kosakata yang memang
     langsung saja terkena imbasnya.
Sedangkan anak muda dan remaja yah ... tak usah
     lagi ditanya karena biasanya
Memang merekalah yang paling terpengaruh
     dalam hal meniru tokoh-tokohnya.
Singkat kata karya sastra tidak akan pernah lalai
     perannya sebagai gudang data.
Apa saja yang melintas pada jalur imajinasi
     penulisnya ... tentu terekam di sana,
Agar suatu ketika nanti jika ada yang mau
     merekonstruksinya, panduannya ada.
Selamat datang kembali Baggins ke dunia nyata
     walau engkau sudah lama ada.
Catatan kisah perjalanan fantasi saga kala dibaca
     semasa duduki bangku SMA,
Ternyata tidak seseru manakala dibandingkan
     dengan versi film layar lebarnya.
Selamat membandingkan fantasi pada bukunya
     dengan imajinasi dalam filmnya.

Essi nomor 231 -- POZ28112012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun