Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Essi Nomor 207: Ada dan Menjadi Ada

27 April 2021   15:36 Diperbarui: 27 April 2021   15:52 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Essi 207 -- Ada dan Menjadi Ada
Tri Budhi Sastrio

Seorang filsuf klasik nan besar dengan tegas pernah
     menyatakan bahwa
Ada dan menjadi ada ternyata memang beragam dan
     berbeda caranya.
Menurut dia setidaknya ada lima cara menjadi ada
     yang dapat diamatinya.
Masing-masing berbeda dan tentu saja menjadi
     menarik melirik telaahnya
Khususnya bagi mereka yang sempat dan tertarik
     memikirkan nalar logika
Yang digunakan sang filsuf tatkala harus menjawab
     dari mana itu ada serta
Mengapa harus ada dan mungkin juga bagaimana
     yang ada menjadi ada.

Pertama ada dapat menjadi ada karena ada
     perubahan bentuk namanya.
Sebagai contoh ambil saja patung perunggu
     yang paling terkenal di dunia,
Yang bertahun-tahun telah menjadi simbol harapan
     bagi banyak manusia.
Simbol harapan terhadap hidup bahagia serta sejahtera
     di tanah Amerika.
Patung perunggu yang konon kabarnya merupakah
     hadiah antar bangsa,
Dipuja-puja karena melihatnya sama dengan melihat
     harapan jadi nyata.
Supaya mudah diskusinya ayo diasumsikan patung
     ini perunggu semua.
Dari kepala sampai kaki, dari obor di tangan sampai
     pada alas jiwa raga,
Semuanya dari perunggu dan hanya perunggu saja ...
     itulah asumsinya.
Patung kebanggaan ini ada karena jelas-jelas ada
     perunggu sebelumnya
Hanya mungkin bongkahan mungkin juga lempengan
      yang jadi bentuknya.
Bongkahan dan lempengan perunggu jelaslah berbeda
     dengan patungnya.
Singkat kata, patung kemerdekaan ada karena
     memang ada perunggunya,
Tetapi keberadaan bongkahan dan lempengan
     perunggu tidak serta merta
Menjadikan patung kemerdekaan yang terbuat dari
     peringgu menjadi ada
Kalau tidak ada seniman pembuat patung dengan
     segala ide dan kreasinya
Yang kemudian merealisasikan sehingga ...
     jadilah patung itu ada dan ada.

Yang kedua ada dapat menjadi karena adanya
     pertambahan atau lain kata
Karena terjadinya pertumbuhan, dan untuk ini
     biji jeruk sebagai contohnya.
Karena terjadi pertumbuhan maka pohon jeruk
     dapat muncul di dunia nyata.
Yang asalnya hanyalah biji kecil tetapi karena
     bertambah dan tumbuh maka
Pohon jeruk dan kemudian nanti mungkin bunga
     dan buah jeruk produknya
Segera ada dan menjadi ada di dunia nyata ...
     jadi karena tumbuh maka ada,
Jadi karena bertambah maka menjadi ada, begitulah
     sang filsuf yakin percaya.
Berikutnya konsep ada atau menjadi ada yang ketiga
     ternyata ada kaitannya
Dengan pengurangan ... karena dikurangi maka
     menjadi ada ... lho kok bisa?
Lihat penjelasan singkatnya ... ada sebuah bongkah
     batu besar, di dalamnya
Jelas-jelas sudah ada bentuk kuda, tetapi bentuk ini
     tidak tampak oleh mata
Karena ditutupi bagian batu lainnya maka bagian batu
     yang menutupi si kuda
Haruslah dibuang atau sang bongkah batu besar harus
     dikurangi agar supaya
Si kuda muncul, menyapa mata manusia dan kalau
     perlu ya dinikmati gayanya.
Singkat kata ada atau mengada yang ketiga karena
     dikurangi bagian elemennya.

Ada atau menjadi ada yang keempat karena ada
     proses menggabung unsurnya.
Contoh yang paling nyata dan sederhana dapat dilihat
     pada rumah, umpamanya.
Batu kali, batu bata, kayu, kaca, plastik, semen, serta
     sejumlah elemen lainnya
Jika disatukan dengan teknik dan cara yang tepat dan
     ditangani oleh para ahlinya,
Sebentuk rumah indah mempesona yang diinginkan
     dapat ada atau menjadi ada.
Sedangkan ada yang kelima dapat dilihat contoh
     nyatanya ya pada proses kimia.
Hidrogen dan oksigen jika disatukan melalui proses
     yang tepat maka air jadinya.
Singkat kata air itu ada dan menjadi ada karena
     dua hal berbeda menyatu jiwa.
Dan semua proses ada dan menjadi ada di atas ini
     asal muasalnya ya ternyata
Berasal dari sesuatu yang sudah ada, tidak satu pun
     dari contoh dan prosesnya
Yang berasal dari sesuatu yang jelas tidak ada ...
     semua berasal dari yang ada.
Pertanyaannya sekarang apa mungkin sesuatu
     yang ada berasal dari tidak ada?
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang juga ada,
     sudah terjawab sebelumnya.
Kalau sesuatu yang ada berasal dari yang tidak ada,
     rasanya sulit cari contohnya.
Walaupun dengan iman keyakinan, dan referensinya
     dari kitab suci umpamanya,
Ada banyak contohnya, bahkan sang mahapencipta
     jelas-jelas tercatat kiprahnya
Telah menciptakan segala sesuatu yang ada dari
     keadaan kosong dan tidak ada.
Tetapi ini kan pemikiran yang landasannya iman
     dan keyakinan, bukan dari indra.
Juga apakah mungkin sesuatu yang mulanya ada
     benar-benar menjadi tidak ada?
Hukum kekekalan energi yang hanya mengenal
     konsep berubah dan bukannya
Konsep sirna dan ada, yang sejauh ini dijadikan
     rujukan pengetahuan manusia,
Telah lama diterima, diguna, dan belum terpatahkan
     juga kebenaran konsepnya.
Energi tidak bisa sirna, berubah bisa, walau tentu ada
     saja yang meragukannya.
Lalu apakah benar bahwa energi itu kekal, energi itu
     baka dan ada selamanya?
Mereka yang percaya pada kitab suci tentu akan
     menggeleng-gelengkan kepala.
Yang kekal itu hanya sang mahakekal, nah apakah
     beliaunya itu energi adanya?
Ini yang sampai sekarang manusia dan ilmu
     pengetahuan belum menjawabnya.
Belum lagi semakin banyak saja orang yang
     tak percaya jika sang mahapencipta
Memang ada, sama adanya dengan semua
     hasil kreasi, inovasi dan ciptaanNya.
 
Ada dan menjadi ada memang dua hal berbeda,
     tetapi fokus perbincangannya
Tetap saja hal-hal yang memang sudah ada,
      karenanya jika digeser sedikit saja,
Masalah dan problematikanya jelas sekali bergeser
     sedemikian rupa sehingga
Yang misteri berubah menjadi rahasia dan
     yang rahasia semakin rapat tutupnya.
Ada ke tiada, dari tiada ke ada, begitu seterusnya
     bergantian tak pernah purna.
Alpha dan Omega-nya saling kait mengkait
     sampai-sampai manusia hanya bisa
Menjadi pemirsa atau paling jauh mendebatkannya,
     tapi tak pernah tuntas purna.
 
Essi nomor 207 -- SDA02102012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun