Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Essi Nomor 152: TNI dan Polri, Setara tetapi Berbeda atau Bagaimana?

24 Maret 2021   11:14 Diperbarui: 24 Maret 2021   11:15 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.okezone.com

Essi 152 -- TNI dan Polri, Setara tetapi Berbeda atau Bagaimana?
Tri Budhi Sastrio

Berbicara tentang TNI dan Polri ibarat membicarakan
          bendera benteng negara
Keduanya pasti berada di garis paling depan manakala
          datang itu mara bahaya.
Yang pertama akan jadi benteng perkasa ketika
          muncul ancaman dari luar sana
Sedangkan yang kedua ketika ada ancaman pada
          ketertiban dari dalam negara..
Singkat kata pada kedua perisai milik negara ini kita
          semua berlindung bersama.
Musuh mengancam dari luar sana, kita punya
          perisai warisan sakti mandraguna.
Ada yang membikin heboh dari dalam negara,
          perisai sakti yang lain akan bicara.
Rakyat kecil tidur nyenyak kala malam, dan bisa
          bekerja tenang ketika siang tiba
Inilah salah satu tolok ukur pertanda ini negara
          keadaannya aman dan sejahtera.
Lalu tiba-tiba bak petir dikala langit terang benderang,
          dua perisai hunus senjata.
Alasannya sama-sama tugas negara, tetapi dampaknya
          benar-benar luar biasa,
Penghuni negara terusik, rasa aman dan sejahtera
          bersembunyi entah ke mana.
Bagaimana hati rakyat bisa tenang sejahtera manakala
          perisai andalan utama,
Lupa pada tugas mulia dan malah asyik mengumbar
         angkara yang kadang kala
Tidak jelas latar belakang penyebabnya kecuali katanya
         demi keamanan negara.
Keamanan negara apanya jika rakyat kecil tak bersenjata
          malah risau karenanya.
Kelompok yang satu membawa senapan mesin
          laras panjang buatan Amerika,
Yang lain tidak mau kalah, juga bawa senapan
          yang pelurunya tajam berbahaya.
Pendek kata suasananya seperti mau perang saja,
          kata tukang ojek si saksi mata.
Kening berkerut, suasana seperti mau perang saja?
          Eh mau perang, sama siapa?
Malaysia Singapura kan tenang-tenang saja ...
          eh tahunya perang antar mereka,
Lho ini bagaimana, apa karena kurang kerjaan dan
          perlu latihan aktual dan nyata,
Sehingga musuh pun disimulasikan antar sesama
          perisai dan benteng negara?

Kami tentu saja tidak percaya dan pada mulanya
          hanya menganggap latihan saja,
Tetapi manakala korbannya jatuh juga, dan
          kepala negara ikut serta lantang bicara,
Barulah kami mulai percaya bahwa perang hampir saja
          meletus di dalam negara.
Tetapi seperti biasa semuanya kembali menjadi reda
          ketika media ramai bersuara
Dan pimpinan kedua benteng negara mulai turun tangan
          serta ikut lantang bicara.
Bahkan beberapa hari sesudahnya eh ... kedua
          kelompok pengawal bangsa jaya,
Hadir dalam upacara bersama dan bahkan ada acara
          gendong-gendongan segala,
Untuk menunjukkan kepada seluruh warga bahwa
          benteng negara baik-baik saja.
Buktinya kami bisa upacara bersama, tertawa dan
          bermain bak anak kecil sebaya.
Rakyat kembali tersenyum ah, ternyata semua hanya
          isu dan kabar burung belaka.
TNI Polri baik-baik saja, panglimanya boleh berbeda,
          tetapi visi misi demi negara
Jelas sama tidak berbeda ... lalu ... lalu ... bagaimana
          itu korban letusan senjata?
Tenang saja, itu kan ulah oknum belaka,
          akan segera ditangani dengan seksama.
Rakyat memang angguk-angguk kepala
          tetapi tetap saja setengah tidak percaya,
Karena bukan cuma sekali saja dua benteng dan
          perisai negara latihan bersama
Dan korbannya benar-benar ada termasuk rakyat jelata
          yang jelas tidak tahu apa.

Kepala negara sudah bersabda, para petinggi
          TNI Polri sibuk diskusi dan bicara,
Penyelidikan sudah digelar guna dalami duduk perkara,
          hasil memang belum ada
Tetapi tidak usah khawatir pasti nanti akan ada
          yang terpaksa dikirim ke penjara
Karena dianggap biang kerok pengharu-biru keruhnya
          suasana, jadi tenang saja.
Tetapi bagaimana kami semua tenang-tenang saja
          jika akar permasalahannya,
Yang satu sibuk luar biasa, yang lain sepertinya
          kurang kerja, belum juga dirasa.

Essi nomor 152 -- POZ05052012 -- 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun