Essi 152 -- TNI dan Polri, Setara tetapi Berbeda atau Bagaimana?
Tri Budhi Sastrio
Berbicara tentang TNI dan Polri ibarat membicarakan
     bendera benteng negara
Keduanya pasti berada di garis paling depan manakala
     datang itu mara bahaya.
Yang pertama akan jadi benteng perkasa ketika
     muncul ancaman dari luar sana
Sedangkan yang kedua ketika ada ancaman pada
     ketertiban dari dalam negara..
Singkat kata pada kedua perisai milik negara ini kita
     semua berlindung bersama.
Musuh mengancam dari luar sana, kita punya
     perisai warisan sakti mandraguna.
Ada yang membikin heboh dari dalam negara,
     perisai sakti yang lain akan bicara.
Rakyat kecil tidur nyenyak kala malam, dan bisa
     bekerja tenang ketika siang tiba
Inilah salah satu tolok ukur pertanda ini negara
     keadaannya aman dan sejahtera.
Lalu tiba-tiba bak petir dikala langit terang benderang,
     dua perisai hunus senjata.
Alasannya sama-sama tugas negara, tetapi dampaknya
     benar-benar luar biasa,
Penghuni negara terusik, rasa aman dan sejahtera
     bersembunyi entah ke mana.
Bagaimana hati rakyat bisa tenang sejahtera manakala
     perisai andalan utama,
Lupa pada tugas mulia dan malah asyik mengumbar
     angkara yang kadang kala
Tidak jelas latar belakang penyebabnya kecuali katanya
     demi keamanan negara.
Keamanan negara apanya jika rakyat kecil tak bersenjata
     malah risau karenanya.
Kelompok yang satu membawa senapan mesin
     laras panjang buatan Amerika,
Yang lain tidak mau kalah, juga bawa senapan
     yang pelurunya tajam berbahaya.
Pendek kata suasananya seperti mau perang saja,
     kata tukang ojek si saksi mata.
Kening berkerut, suasana seperti mau perang saja?
     Eh mau perang, sama siapa?
Malaysia Singapura kan tenang-tenang saja ...
     eh tahunya perang antar mereka,
Lho ini bagaimana, apa karena kurang kerjaan dan
     perlu latihan aktual dan nyata,
Sehingga musuh pun disimulasikan antar sesama
     perisai dan benteng negara?
Kami tentu saja tidak percaya dan pada mulanya
     hanya menganggap latihan saja,
Tetapi manakala korbannya jatuh juga, dan
     kepala negara ikut serta lantang bicara,
Barulah kami mulai percaya bahwa perang hampir saja
     meletus di dalam negara.
Tetapi seperti biasa semuanya kembali menjadi reda
     ketika media ramai bersuara
Dan pimpinan kedua benteng negara mulai turun tangan
     serta ikut lantang bicara.
Bahkan beberapa hari sesudahnya eh ... kedua
     kelompok pengawal bangsa jaya,
Hadir dalam upacara bersama dan bahkan ada acara
     gendong-gendongan segala,
Untuk menunjukkan kepada seluruh warga bahwa
     benteng negara baik-baik saja.
Buktinya kami bisa upacara bersama, tertawa dan
     bermain bak anak kecil sebaya.
Rakyat kembali tersenyum ah, ternyata semua hanya
     isu dan kabar burung belaka.
TNI Polri baik-baik saja, panglimanya boleh berbeda,
     tetapi visi misi demi negara
Jelas sama tidak berbeda ... lalu ... lalu ... bagaimana
     itu korban letusan senjata?
Tenang saja, itu kan ulah oknum belaka,
     akan segera ditangani dengan seksama.
Rakyat memang angguk-angguk kepala
     tetapi tetap saja setengah tidak percaya,
Karena bukan cuma sekali saja dua benteng dan
     perisai negara latihan bersama
Dan korbannya benar-benar ada termasuk rakyat jelata
     yang jelas tidak tahu apa.
Kepala negara sudah bersabda, para petinggi
     TNI Polri sibuk diskusi dan bicara,
Penyelidikan sudah digelar guna dalami duduk perkara,
     hasil memang belum ada
Tetapi tidak usah khawatir pasti nanti akan ada
     yang terpaksa dikirim ke penjara
Karena dianggap biang kerok pengharu-biru keruhnya
     suasana, jadi tenang saja.
Tetapi bagaimana kami semua tenang-tenang saja
     jika akar permasalahannya,
Yang satu sibuk luar biasa, yang lain sepertinya
     kurang kerja, belum juga dirasa.
Essi nomor 152 -- POZ05052012 -- 087853451949
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H