Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Kontemporer: Hadiah Tahun Baru

20 Februari 2021   18:27 Diperbarui: 20 Februari 2021   18:30 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.multiversitycomics.com/previews/wrapping-wednesday-micro-reviews-for-the-week-of-81314/

"Kau yakin?" tanya Bronto sambil sedikit memajukan mukanya.

"Aku yakin, kang!" sekarang si cambang lebat mewakili menjawab. "Kalau tidak tiba-tiba teringat pada persoalan kakang dengan Kolonel Purwanto, mungkin kami berdua tidak tertarik merampas bungkusan ini. Bungkusan kado semacam ini isinya pasti bukan emas permata."

Temannya yang satu mengangguk-angguk.

"Ini dilakukan, karena mungkin saja bungkusan ini berguna bagi kakang!" si Kumis lebat memberi tambahan keterangan.

Bronto menghela nafas sambil bersandar ke kursi. Berguna? Berguna untuk dirinya? Paling-paling, kalau hadiah ini memang benar untuk Kolonel Purwanto, maka Kolonel Purwanto akan sedikit terganggu, itupun kalau si pemberi hadiah menceritakannya. Bagaimana kalau tidak? Sama sekali tidak ada kerugian bagi Kolonel Purwanto. Kemudian, kalau ditinjau dari pihak dirinya. Manfaat apa yang bisa di ambil dari bungkusan ini? Tidak ada!

"Memang menarik," kata Bronto kemudian pada kedua anak buahnya, "tetapi gunanya tidak banyak! Ayo, buka saja bungkusan ini!"

Si Cambang lebat mendahului berdiri. Dengan cekatan tangannya menyobek pembungkus luar bungkusan itu. Sayang sekali kertas yang begitu mahal jadi tidak ada artinya di tangan si Cambang lebat. Begitu pembungkus luar tersobek habis, amplop merah muda jatuh ke meja. Si Cambang lebat mengambilnya menyerahkan pada Bronto. Bronto menerima sampul itu dan membaca tulisan di atasnya keras-keras.

"Untuk Kolonel Purwanto pribadi. Hanya boleh dibuka oleh beliau sendiri. Hadiah Tahun Baru dari seorang sahabat."

"Bah," seru Bronto keras. "Hadiah macam begini aplagi maksudnya kalau bukan untuk mengambil hatinya. Paling tidak si pemberi hadiah ini perlu jasa baik si Purwanto."

"Siapa pengirimnya, Kang?" tanya si Kumis lebat. Bronto membalik sampul surat itu.

"Tidak tertulis di sini!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun