Bunga dan Rembulan
Tri Budhi Sastrio
Semuanya sudah lengkap, semuanya sudah disediakan.
Begitulah hukum alam, begitulah adat dunia!
Puteri Puspita duduk sendirian di serambi istana. Biasanya kalau sedang begini Putri Puspita selalu ditemani oleh dayang-dayang istana. Cuma kali ini tidak seperti biasanya. Penyebabnya Putri Puspita sendiri. Putri memerintahkan seluruh dayang agar meninggalkan dirinya sendirian.
"Aku ingin berpikir dan merenungkan sesuatu!" begitu Putri Puspita memberikan alasan. "Jadi kalian semua kuperintahkan untuk bermain-main sendiri. Jangan datang ke serambi depan ini kalau tidak kupanggil."
Seluruh dayang mengiakan perintah Putri Puspita.
Begitulah, sekarang Putri Puspita sendirian. Putri Puspita ingin merenung dan memikirkan sesuatu. Apa sebenarnya yang ingin direnungkan dan dipikirkan oleh Putri Puspita?
Putri Puspita baru saja melewati masa kanak-kanaknya. Sebagai putri Raja Besar, tentu saja Putri Puspita selalu berada dalam kecukupan. Semua kehendak dan keinginannya terpenuhi. Jadi cukup mengherankan juga kalau ada persoalan yang mampu merisaukan pikiran putri nan jelita itu! Tetapi mengherankan atau tidak, memang itulah yang sekarang sedang dikerjakan oleh Putri Puspita. Kepala Putri itu kadang-kadang menggeleng ke kiri kemudian berganti menggeleng ke kanan. Kening Putri Puspita juga sering berubah-ubah. Kadang-kadang berkerut dalam, kadang-kadang berkerut tipis.
"Hmm," akhirnya Putri Puspita menghela nafas panjang. "Aku tidak percaya kalau tidak bisa menggabungkan mereka berdua, tetapi ..."
Putri Puspita tidak melanjutkan kata-katanya dan kembali tenggelam dalam alam pikirannya sendiri.