Mohon tunggu...
Tri Budhi Sastrio
Tri Budhi Sastrio Mohon Tunggu... Administrasi - Scriptores ad Deum glorificamus

SENANTIASA CUMA-CUMA LAKSANA KARUNIA BAPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya, Istana Berani Juga!

14 Desember 2011   04:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:19 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, Istana Berani Juga!

Inilah babak baru pemberantasan korupsi di Indonesia dan semuanya bermula
Dari Istana Negara tempat Kepala Negara selama ini bimbang ambil prakarsa.
Meskipun cukup lama juga bimbangnya, eh tujuh tahun kalau tidak salah terka,
Kepala Negara akhirnya mantap juga menjadi orang pertama yang tidak cuma
Angkat pidato bicara tetapi juga mengambil tindakan nyata jadi yang pertama,
Menyerahkan koroptor perompak uang negara dan dianya adalah sang putra.
Semua orang terperangah tidak percaya tetapi inilah tindakan seorang ksatria,
Nan cerdas bijaksana yang berani menyerahkan lebih dahulu keluarga tercinta,
Lalu setelahnya mudah saja, karena kalau sang putra saja berani diserahkannya
Maka yang lain pastilah bukan halangan untuk ditangkap, disidik dan dipejara
Ketua partai korup, menteri culas, pejabat negara dusta semuanya tak tersisa,
Pokoknya mereka yang merampok uang negara dikirimlah oleh Kepala Negara
Ke tempat seharusnya mereka ada, hotel prodeo agar dapat menenangkan jiwa,
Melihat kembali semua tindakan tercela yang hanya merugikan bangsa negara.

Ha ... ha ... ha ... hampir seluruh rakyat kecil bisa tertawa gembira berlama-lama,
Setelah Kepala Negara tak lagi tersandera oleh perilaku korup keluarga tercinta,
Maka sekarang langkahnya ringan seringan mega-mega yang berarak di angkasa,
Seluruh uang negara memang benar-benar digunakan untuk membangun negara,
Tak sepeser pun berani diembat oleh para pejabat negara karena Kepala Negara
Setelah serahkan sang putra agar hukum bertindak karena ikut serta menerima
Banyak uang yang kategorinya suap dan pelicin yang banyak merugikan bangsa,
Beliau berikrar dengan lantang gagah perkasa dihadapan seluruh warga ini negara
Meskipun berbeda tetapi sedikit sama seperti ikrar sang mahapatih Gajah Mada,
Yang menyatakan bahwa sebelum nusantara bersatu di bawah panji-panji perkasa
Kerajaan Majapahit Nuswantara, dia tidak akan mau merasakan betapa nikmatnya
Rempah-rempah masakan istana, dan Gajah Mada terbukti menunaikan ikrarnya,
Kepala Negara pun dengan lantang membahana berikrar bahwa tidak akan dia
Mencicipi masakan lezat istana negara sebelum benar-benar semua uang negara
Digunakan untuk membangun negara dan bangsa serta semua pejabat negara
Benar-benar melaksanakan tugasnya ... ha ... ha ... ha ... rakyat kecil ria tertawa.

Polisi, Jaksa dan KPK juga ringan langkahnya karena ikrar perintah Kepala Negara
Membuat mereka tak lagi ragu menghantarkan dalam tempo sesingkat-singkatnya
Semua koruptor ke tempat seharusnya mereka berada dan merenungkan dosa.
Suap menghilang, gratifikasi tak terdengar, korupsi pun pantang dilakukan karena
Kepala Negara ternyata tak main-main dalam sisa jabatannya mengabdi negara.
Tata tentrem kerta raharja yang dulu pernah menjadi slogan keramat nusantara,
Akhirnya dapat juga menjadi kenyataan di tanah tercinta Indonesia sebuah negara
Yang pernah hampir mendapat predikat negara paling korup di seantero dunia.
Hanya lebah naik kereta, semuanya berubah menadi lebih baik lebih sempurna.
Selamat Kepala Negara karena hanya mereka yang tak dalam posisi disandera
Yang dapat bertindak leluasa menyejahterakan bangsa dan negara dan Anda,
Akhirnya berani bertindak seperti Bima Werkudara yang tak segan siapa saja,
Asal salah dan tak berada dalam jalan dharma haruslah ditindak sama dan rata.
Nama Anda sekarang sudah dikenal dalam dunia maya sebagai Kepala Negara
Yang sukses memberantas korupsi, ukir juga ini nama dalam dunia yang nyata.

Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – HP. 087853451949

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun