Mohon tunggu...
tri bhuana iswhari
tri bhuana iswhari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

just a human being

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture, Globalization and Their Interaction with Each Other

11 November 2022   22:42 Diperbarui: 11 November 2022   22:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: chinausfocus.com

Dengan globalisasi dan kemajuan teknis saat ini, yang terjadi dengan cepat dan agresif, memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan orang di luar negara kita menjadi lebih mudah atau memungkinkan kita untuk memanggil orang asing dalam kehidupan pribadi kita. 

Globalisasi membantu bangsa kita untuk berkembang dengan cepat, dan mampu memberikan dampak baik bagi kita karena memberikan kesempatan untuk menjelajahi dunia luar, belajar tentang budaya lain, dan mengadopsi hal-hal positif. Hal yang dampak dilihat adalah dengan pengenalan budaya dari luar negeri dan kolaborasi budaya, kita dapat merasakan globalisasi secara langsung karena sudah sepenuhnya direalisasikan dan beroperasi dengan sendirinya. 

Globalisasi secara tidak langsung akan memperbaik dan memperburuk ketegangan antar budaya dan institusi yang menampung orang-orang dari berbagai latar belakang. Kemungkinan adanya konflik budaya tidak bisa dihilangkan sama sekali. 

Gesekan dapat terjadi, dalam perspektif saya, dapat bermanfaat dan juga mengerikan. Karena gesekan itu, kita bisa saling memahami, tapi ada kemungkinan besar gesekan itu akan menimbulkan perselisihan atau keretakan. Tetapi apakah seseorang dapat mengendalikan emosinya bergantung pada mereka sendiri. 

Misalnya, di dunia terdapat organisasi yang dinamakan UNESCO (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) merupakan sebuah lembaga yang bertujuan untuk mendukung keamanan dan perdamaian dengan mempromosikan Pendidikan, ilmu penhgetahuan dan kebudayaan. Sehingga hal ini sangat cocok dengan topik yang dibahas yaitu potensi tantangan buday

Pembentukan UNICEF ini terdiri juga dari orang-orang yang memiliki latar belakang, suku, budaya, negara yang berbeda-beda namun mereka memiliki tujuan yang sama sehingga harus bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam lembaga UNESCO ini dapat membantu perkembangan dan pembangunan ilmu pengetahuan dan kebudayaan lembaga ini dapat mencakup dari semua daerah, wilayah, kota yang ada di seluruh dunia dan memiliki banyak cabang di berbagai kota tertentu. UNESCO berada dibawah tanggungan United Nations yang merupakan perserikatan bangsa-bangsa yang mengurus berbagai masalah yang ada di dunia. 

Dalam organisasi-organisasi besar tersebut tentunya mencakup dan mewadahi semua orang, untuk bekerja dan membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. 

Dengan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda dan tentunya dipengaruhi juga oleh budaya tempat permasalahan itu sendiri, oleh karena itu sangat diperlukan adanya toleransi dan pengertian antara satu sama lain.  Kemampuan berbicara di depan umum tentunya sangat diperlukan karena banyak permasalahan yang sensitive yang akan sering ditemui, apalagi menyangkut dengan kebudayaan. 

Adanya potensi tantang budaya tentunya sering terjadi dan ditemui oleh lembaga UNESCO, salah satu permasalahannyua adalah adanya perebutan kebudayaan yang dimiliki, hal ini sering kita jumpai pada perselisihan antara negara Indonesia dan Malaysia yang memperebutkan budaya satu sama lain, contohnya adalah adanya permasalahan tentang siapa pemiliki warisan budaya Batik sebenarnya, hal itu diributkan di media sosial, dan media sosial disini sangat membantu dan juga sangat mempengaruhi perselisihan kedua negara tersebut untuk memanas-manasi maupun untuk mencoba mencari jalan tengahnya. 

UNESCO tentunya juga membantu untuk menyelesaikan permasalahan tersebut untuk mecegah adanya konflik. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa globalisasi disini juga sangat memungkinkan untuk memmicu adanya potensi tantangan terhadap budaya-budaya yang ada di dunia.

Human interaction does not occur in a void. To some degree the social and physical setting, commonly referred to as the communication context, can influence everything, including seating arrangement, topic selection, attire, posture, and eye contact (Samovar, 2017).

Source: Samovar, L.A., et al. (2017) Communication between Cultures. 9th Edition, Cengage Learning, Boston

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun