Mohon tunggu...
Triawan susetyo
Triawan susetyo Mohon Tunggu... -

Penulis amatir yang seorang pemimpi. Utopis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Letter to You

20 Oktober 2016   20:37 Diperbarui: 20 Oktober 2016   20:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya tak ingin kutuliskan kata-kata yang ada di surat ini,

Ingin sebenarnya tak perlu kutulis surat ini kepadamu,

Surat yang mungkin akan membuatmu makin menjauhiku,

Surat yang sebenarnya aku ragu untuk menulisnya,

 

Tetapi, aku harus menulisnya.Bukan demi dirimu, Bukan karena aku masih menyimpan kenangan itu,

Bukan karena luapan emosi yang ingin kutumpahkan kepadamu,

Tetapi demi diriku sendiri,

Agar aku bisa melupakanmu,

Agar aku bisa melangkah maju,

Agar aku bisa keluar dari bayangan masa lalu

Yang selalu menghantuiku,

Inilah suratku untukmu….

 

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pertama kali aku melihatmu,

Kau bagaikan orang yang tak mungkin tersentuh olehku,

Kau cantik, ceria, membuat sekelilingmu terasa berwarna,

Tidak mungkin bisa bersanding denganku

 

Orang yang egois, cuek, dan aneh ini,

Dunia kita bertolak belakang satu sama lain,

Tak pernah terbayangkan sedikitpun aku kenal dengan dirimu

Hari demi hari berlalu,

Kita selalu berpapasan tanpa mengenal satu sama lain,

Just perfect stranger, nothing more..

 

Tapi, seperti kata pepatah,

“pertemuan seringkali datang tanpa diduga”,

Aku pun mengenalmu secara kebetulan,

Saat temanku sedang membutuhkan sandaran

Akibat luka hati yang diterimanya,

 

Kau pun ada disana,

Mencoba meringankan luka hati dia

Aku pun mencoba melakukan tindakan konyol

Agar dia bisa tertawa dan melupakan sejenak

Duka yang dialaminya,

 

Aku dan kamu pun mengantarkan dia pulang

Dan secara kebetulan jalur yang kita tempuh sama,

Dan sepanjang perjalanan, aku dan kamu bercerita dengan dia

Teman kita yang baru saja patah hati,

Tanpa berkenalan satu sama lain

Perbincangan kita terus berjalan sepanjang sore perjalanan kita di metromini ini

Perbincangan terus menghangat, dari sekedar membicarakan dia, 

hingga ke pertanyaan pribadi masing-masing

seperti tempat tinggal, asal daerah, all little things 

sampai berbicara tentang music favorit masing-masing,

tanpa terasa kaupun harus turun dari metromini ini,pergi ke rumahmu tercinta,

dalam benakku aku sedikit menyesal kau akan pergi,

“because we just having a good time here!”

 

 

Sebelum kau turun, kau melambaikan tanganmu dan tersenyum,

Mungkin bagimu hanya sekedar basa-basi,formalitas biasa terhadap seorang teman

“but for me, it’s one of the  sweetest things in my life!!”,

 

 

Metromini pun berjalan perlahan,

Aku tetap duduk didalamnya

Sambil menatap kau perlahan Menghilang dari pandanganku..

Seiring metromini berjalan semakin kencang

Terbesit didalam pikiranku,

“why i didn't ask for her number? what an idiot!!"

 

 

Sepanjang perjalanan itu,

Aku masih menyalahkan diriku,

Kenapa tidak meminta no teleponmu,

“shit,,I feel like I’m most stupid person in the world!”

 

Malam pun datang,

Aku masih teringat akan dirimu,

Baru saja aku ingin meminta no teleponmu,

Tiba-tiba sebuah sms datang tak terduga,

Dan...

“it’s from you!!!”

 

Aku kaget karena tidak tahu kau dapat darimana no hpku,

Aku senang karena mendapatkan sms darimu,

Aku pun masih ingat persis isi dari smsmu,

“hai, om!!! apa kabar?? hhee.lagi ngapain??? hhheee.Salam dari ponakan.hhee=p.”

 

Aku pun langsung tertawa melihat sms itu,

Dan teringat silsilah “keluarga” kita yang kita bicarakan di metromini

Aku “abang” dari temen kamu yang kamu panggil “ibu”

Jadinya aku pun kamu panggil “om”,

“that’s so funny if I remember that silly word..”

 

Aku pun membalas sms mu dengan penuih semangat,

Dan aku juga sms “ade”ku untuk bertanya

Apakah dia yang memberikan no telpku kepadamu,

Dan dia bilang “iya”,

“ well, i very grateful toward her.

Without her, perhaps our meeting just ended up at the metro mini and

 all of this moment will never began at all,,,”

 

 

to be continued

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun