Mohon tunggu...
Tri Atmoko
Tri Atmoko Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Satwa Liar

Pengalaman menelusuri hutan, berbagai pengetahuan alam dan satwa liar.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perjalanan "Mufasa" Menjadi King of The Pride Lands

23 Desember 2024   05:42 Diperbarui: 23 Desember 2024   05:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mufasa, cocok untuk ditonton semua umur sangat sesuai untuk dinikmati bersama sekeluarga (Photo: Tri Atmoko)

Setelah perjalanan yang sangat melelahkan dan terror yang berkepanjangan oleh kawanan singa putih yang dipimpin oleh Kiros, akhirnya Mufasa tampil sebagai pemenang dan akhirnya Mufasa menjadi raja Pride Lands Bersama Sarabi sebagai ratunya.

Namun, hubungan dengan Taka memburuk seiring waktu, membentuk dasar konflik yang dikenal dalam film "The Lion King" sebelumnya.

Mufasa, cocok untuk ditonton semua umur sangat sesuai untuk dinikmati bersama sekeluarga (Photo: Tri Atmoko)
Mufasa, cocok untuk ditonton semua umur sangat sesuai untuk dinikmati bersama sekeluarga (Photo: Tri Atmoko)

Ulasan Komprehensif

"Mufasa: The Lion King" menyajikan Sejarah asal muasal Simba. Pre-kuel ini menambah nilai signifikan pada film sebelumnya "The Lion King". Dimana film ini memberikan beberapa jawaban yang sebenarnya tidak pernah ditanyakan oleh penonton, seperti bagaimana Mufasa bertemu Sarabi atau dari mana asal-usul tongkat Rafiki. Selain itu, perubahan dalam latar belakang cerita, seperti hubungan antara Mufasa dan Scar, menambahkan narasi yang sudah mapan dalam film sebelumnya.

Dari segi visual, film ini mempertahankan kualitas animasi fotorealistik seperti pendahulunya. Pemandangan yang ditampilkan beragam dan memukau, mencakup berbagai natural lanskap Afrika yang indah dengan kekayaan hayati di dalamnya.

Namun, desain karakter singa yang realistis membuat ekspresi wajah mereka kurang ekspresif, sehingga penonton mungkin kesulitan membedakan dan memahami emosi setiap karakter. Namun pemilihan pewarnaan rambut para singa dari kawanan yang berbeda cukup membantu penonton dalam mengikuti alur cerita.

Musik dalam film ini digarap oleh Lin-Manuel Miranda, lirik dan aransemen musiknya menunjukkan keahlian Miranda dalam permainan kata, meskipun lagu-lagu dalam film ini kurang memiliki melodi yang mudah diingat.

Sutradara Barry Jenkins membawa pendekatan artistik yang khas dalam film ini, dengan fokus pada pengembangan karakter dan dinamika hubungan antara Mufasa dan Taka. Namun, alur cerita berjalan lambat dan kurang memiliki momen puncak yang mendebarkan. Selain itu, interupsi naratif oleh Timon dan Pumbaa dianggap mengganggu aliran cerita utama.

Secara keseluruhan, film ini memperluas alam semesta "The Lion King". Namun, bagi penonton umum, film ini mungkin tidak memberikan pengalaman yang sebanding dengan film aslinya.

Mufasa: The Lion King sangat direkomendasikan ditonton bersama keluarga karena ccocok untuk semua umur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun