Tiang-tiang utama rumah panjang biasanya terbuat dari kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), yang terkenal karena kekuatannya dan tahan terhadap serangan rayap. Tiang-tiang ini menopang seluruh bangunan, memastikan stabilitas dan daya tahan rumah panjang selama puluhan hingga ratusan tahun.
Tiang-tiang ini tidak hanya memiliki fungsi struktural tetapi juga makna spiritual. Dalam beberapa tradisi, sebelum menanam tiang utama, dilakukan upacara adat untuk memohon restu kepada leluhur dan roh penjaga alam.
Lantai rumah panjang terbuat dari papan kayu yang disusun rapi. Papan-papan ini diikat dengan rotan untuk memastikan fleksibilitas dan daya tahan terhadap perubahan cuaca. Bagian bawah lantai sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu bakar atau ternak kecil.
Atap rumah panjang terbuat dari kayu sirap (papan kecil yang terbuat dari kayu ulin) atau daun nipah dan daun sagu yang dianyam. Bentuk atap biasanya melengkung atau miring untuk memungkinkan air hujan mengalir dengan lancar.
Dinding rumah panjang dibuat dari papan kayu atau kulit kayu. Pada beberapa rumah, dinding dihiasi dengan ukiran khas Dayak yang menggambarkan motif-motif seperti burung enggang, tanaman, atau pola geometris. Ukiran ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi tetapi juga memiliki makna simbolis, seperti perlindungan atau keseimbangan.
3. Bagian-Bagian Rumah Panjang
Rumah panjang terdiri dari beberapa bagian yang disesuaikan dengan peruntukannya. Lamin (Ruang Bersama) adalah ruang terbuka yang memanjang di sepanjang rumah, terletak di bagian depan. Lamin berfungsi sebagai pusat kehidupan sosial dan budaya. Di sinilah masyarakat berkumpul untuk mengadakan upacara adat, musyawarah, atau kegiatan sehari-hari seperti menenun dan menganyam. Ruang ini dirancang untuk memfasilitasi interaksi sosial. Semua anggota komunitas memiliki akses ke lamin, menciptakan suasana inklusif yang memperkuat rasa persaudaraan.
Bilik (Ruang Keluarga) adalah ruang pribadi masing-masing keluarga. Setiap bilik dilengkapi dengan dapur kecil dan ruang tidur. Meskipun bilik dirancang untuk privasi, pintunya selalu menghadap ke lamin, mencerminkan keterbukaan dan keterhubungan dengan komunitas. Ukuran bilik biasanya sama untuk setiap keluarga, mencerminkan prinsip kesetaraan dalam masyarakat Dayak.
Beberapa rumah panjang juga memiliki ruang khusus untuk keperluan spiritual atau ritual adat. Ruang ini digunakan untuk menyimpan benda-benda sakral seperti mandau pusaka atau patung leluhur. Di sini, upacara pemujaan kepada roh nenek moyang dilakukan.
4. Ukiran dan Ornamen