Bekantan (Nasalis larvatus), primata endemik Kalimantan, memiliki ciri unik yang membedakannya dari primata lain, terutama hidung besar pada jantan dewasa. Karena hidungnya yang Panjang ini sehingga ada yang menyebutnya sebagai monyet pinokio. Menurut cerita hidung pinokio akan memanjang jika dia berbohong. Apakah hidung bekantan menjadi besar juga karena dia sering berbohong?
Banyak penelitian yang telah mengkaji fenomena ini, dan berbagai hipotesis telah diajukan untuk menjelaskan alasan evolusioner di balik ciri khas tersebut.
1. Fungsi Hidung sebagai Alat untuk Seleksi Seksual
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa hidung besar pada bekantan jantan kemungkinan besar berkaitan dengan seleksi seksual. Hidung besar dianggap sebagai indikator kesehatan, dominasi, dan daya tarik jantan bagi betina.
Dalam banyak spesies, fitur fisik yang berlebihan pada salah satu jenis kelamin umumnya merupakan hasil seleksi seksual, di mana individu dengan karakteristik yang lebih mencolok memiliki peluang reproduksi yang lebih besar. Hidung besar pada bekantan jantan mungkin berfungsi sebagai sinyal visual yang menunjukkan bahwa mereka adalah jantan yang lebih "fit" atau layak sebagai pasangan.
Dalam studi observasional, betina bekantan terlihat lebih cenderung mendekati atau memilih kelompok dengan jantan dewasa dengan hidung lebih besar, meskipun preferensi ini mungkin juga dipengaruhi oleh ukuran tubuh dan suara yang dihasilkan hidung tersebut.
2. Hidung sebagai Penguat Suara
Hidung besar pada bekantan jantan juga berfungsi sebagai resonator suara, yang membantu menghasilkan panggilan yang lebih dalam dan kuat. Hal itu identik dengan sebuah terompet yang memiliki moncong besar untuk mengeraskan suara yang dihasilkan.
Bekantan jantan menggunakan suara untuk mengkomunikasikan adanya bahaya bagi anggota kelompoknya atauuntuk mengusih pengganggu yang dating. Selan itu juga dimungkinkan untuk menyatakan kehadiran mereka kepada kelompok lain dan untuk menegaskan dominasi terhadap sesama jantan.
Suara panggilan yang lebih keras dan lebih dalam dapat menandakan jantan yang lebih kuat atau dominan, yang berpotensi mengintimidasi pesaing. Hidung besar, dengan struktur rongga yang lebih luas, memungkinkan resonansi suara yang lebih baik, memperbesar daya tarik jantan dalam konteks sosial dan reproduktif.
3. Korelasi dengan Ukuran Tubuh dan Kondisi Fisik
Studi morfometrik menunjukkan bahwa hidung besar bekantan jantan juga berkorelasi dengan ukuran tubuh dan status kondisi fisik. Bekantan jantan yang lebih besar cenderung memiliki hidung yang lebih panjang dan besar, menandakan bahwa ukuran hidung mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh seleksi seksual, tetapi juga oleh faktor pertumbuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik.
Individu dengan kondisi fisik yang baik biasanya lebih berhasil dalam bertahan hidup dan berkembang biak, sehingga hidung besar dapat menjadi indikator tidak langsung dari kesehatan dan kekuatan fisik. Penelitian juga menunjukkan bahwa semakin besar hidung jantan dewasa biasanya juga memiliki betina anggota kelompoknya dalam jumlah lebih banyak.
4. Efek Pengaturan Suhu
Meskipun ini adalah hipotesis yang memerlukan penelitian lebih lanjut, beberapa ilmuwan mengajukan bahwa hidung besar mungkin berfungsi dalam pengaturan suhu tubuh. Hidung besar menyediakan area permukaan tambahan yang dapat membantu mendinginkan atau menghangatkan udara sebelum masuk ke paru-paru, sehingga dapat menjadi adaptasi fisiologis dalam lingkungan tropis lembap Kalimantan.
5. Simbol Status Sosial dalam Kelompok
Selain sebagai daya tarik bagi betina, hidung besar pada bekantan jantan juga bisa berfungsi sebagai simbol status sosial dalam kelompoknya. Dalam beberapa spesies primata, ukuran dan bentuk tubuh yang menonjol pada jantan dapat membantu mengurangi agresi di antara jantan.
Dengan memiliki hidung yang besar, bekantan jantan dapat mengintimidasi pesaing tanpa perlu melakukan konfrontasi fisik, yang secara evolusioner menguntungkan karena mengurangi risiko cedera.
Hal tersebut juga terjadi pada gorilla, Dimana Jantan dewasa dominan akan memiliki warna punggung keperakan, sehingga sering sisebut sebaagai Si-punggung perak. Namun saat jantan dewasa tersebut sudah tidak menjadi dominan lagi maka warna keperakan tersebut akan memudah menjadi kehitaman.
Sudut pandang Hormonal
Jika kita melihat hidung besar pada bekantan jantan dewasa dari sudut pandang hormonal, ini bisa dikaitkan erat dengan perubahan hormonal yang mendukung perkembangan ciri seksual sekunder dan status kepemimpinan dalam kelompok. Hormon, terutama testosteron, memainkan peran penting dalam mengatur perkembangan fisik dan perilaku yang mendukung dominasi dan daya tarik pada bekantan jantan dewasa.
- Peran Testosteron dalam Pertumbuhan Hidung
Penelitian pada beberapa spesies primata menunjukkan bahwa testosteron, hormon seks utama pada jantan, berkaitan erat dengan perkembangan ciri fisik sekunder, termasuk ukuran hidung. Testosteron tidak hanya memengaruhi otot dan kekuatan tubuh, tetapi juga mendorong perkembangan fitur-fitur fisik yang menonjol, seperti hidung besar pada bekantan jantan. Jantan yang memiliki tingkat testosteron lebih tinggi cenderung memiliki hidung yang lebih besar, yang menjadi salah satu indikator visual dominasi.
Pada bekantan, hidung besar ini mulai berkembang seiring dengan peningkatan kadar testosteron saat mencapai kedewasaan. Ini adalah fase di mana mereka mempersiapkan diri untuk bersaing mendapatkan posisi dominan atau pemimpin dalam kelompok. Dengan demikian, hidung besar yang didorong oleh hormon juga menjadi simbol kedewasaan seksual dan kesiapan untuk bersaing dalam kelompok.
- Hormon dan Peran Dominansi Sosial
Sebagai pemimpin atau jantan dominan, bekantan jantan yang memiliki hidung besar biasanya juga memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi, yang memengaruhi perilaku mereka menjadi lebih agresif dan protektif terhadap kelompok. Hormon ini mendorong perilaku yang berhubungan dengan kepemimpinan, seperti kemampuan mempertahankan wilayah, melindungi kelompok dari ancaman, serta bersaing dengan jantan lain yang mencoba mengganggu statusnya.
Testosteron juga memengaruhi perilaku sosial jantan dominan dengan cara yang strategis. Sebagai pemimpin, mereka cenderung lebih waspada dan siap menunjukkan sikap agresif jika diperlukan untuk mempertahankan status atau melindungi kelompok.
- Testosteron dan Daya Tarik Seksual bagi Betina
Hormon testosteron juga mendorong daya tarik seksual jantan dewasa terhadap betina. Bekantan betina cenderung memilih pasangan dengan ciri-ciri yang menonjol, termasuk hidung besar, yang menjadi tanda keberadaan hormon tersebut pada jantan. Betina secara alami akan tertarik pada jantan dengan kadar testosteron tinggi, karena hal itu menandakan kesehatan, vitalitas, dan kemampuan untuk menghasilkan keturunan yang kuat.
Hormon ini memengaruhi penampilan fisik jantan, termasuk warna dan kondisi tubuh, yang menjadi sinyal visual bagi betina. Hidung besar dan ciri fisik lain yang menonjol menjadi bagian dari "iklan" bagi para jantan, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya cukup kuat untuk bertahan hidup tetapi juga cukup dominan untuk mengamankan posisi kepemimpinan.
- Keseimbangan Hormon dan Kerentanan Sosial
Meskipun kadar testosteron tinggi dapat memberikan keunggulan dalam hal dominasi, hal ini juga menimbulkan risiko bagi bekantan jantan. Kadar testosteron yang tinggi cenderung meningkatkan perilaku agresif, yang dapat memicu konfrontasi fisik dengan jantan lain.
Di alam, konfrontasi berisiko tinggi ini dapat mengakibatkan cedera atau kehilangan status, terutama bagi jantan yang mendekati puncak atau melewati puncak kekuatannya. Oleh karena itu, bekantan jantan dewasa harus menjaga keseimbangan antara menunjukkan dominasi dan menghindari konflik yang berlebihan, di mana hidung besar sebagai simbol dominasi sering kali cukup sebagai peringatan tanpa harus bertarung.
Ukuran hidung besar pada bekantan jantan dewasa kemungkinan besar dan Panjang ternyata bukan karena dia sering berbohong. Hal tersebut merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk seleksi seksual, fungsi resonansi suara, korelasi dengan ukuran tubuh, fungsi sosial dalam kelompok serta factor hormonal.
Hidung besar ini adalah salah satu contoh bagaimana adaptasi morfologis pada primata dapat berkembang bukan hanya untuk kebutuhan fisiologis, tetapi juga untuk kebutuhan sosial dan reproduktif. Melalui evolusi, hidung besar pada bekantan jantan telah berkembang menjadi ciri khas yang tidak hanya mencerminkan kondisi fisik dan dominasi sosial, tetapi juga memainkan peran penting dalam interaksi dan seleksi seksual di habitat alaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H