Bagi kita mungkin sudah familier dengan Iron Man, sebuah film yang diangkat dari novel karangan Stan Lee, yang pertama kali tayang tahun 2008. Tokoh Iron Man digambarkan pahlawan super yang kuat.
Mirip-mirip dengan hal itu, kali ini akan mengulas tentang iron wood  atau kayu besi. Sama halnya dengan iron man, iron wood juga memiliki tingkat kekuatan yang luar biasa. Melebih kekuatan kayu jati yang di Pulau Jawa sudah dianggap kayu yang paling kuat dan tahan lama.
Masyarakat lokal di Kalimantan umumnya menyebut Kayu besi dengan sebutan ulin. Berbeda dengan di Pulau Sumatera yang lebih dikenal dengan sebutan bulian.
Jenis ini memang hanya ditemukan secara alami di Pulau Kalimantan, Sumatera bagian selatan, Pulau Bangka Belitung, juga ditemukan di Pulau Palawan Philipina. Sayangnya keberadaannya di alam semakin menipis.
Karena kekuatannya, kayu ulin menjadi bagian terpenting dalam membangun rumah kayu di Kalimantan. Terutama sebagai tiang utama, kerangka rumah, dan tiang penyangga yang terhubung tertanam di tanah pada rumah panggung. Rumah adat suku Dayak "Lamin" dan "Betang" hampir semuanya bagiannya terbuat dari kayu ulin.
Bahkan dalam membangun rumah beton, masyarakat local juga menggunakan kayu ulin sebagai penguatnya pengganti tulangan besi. Bagian lantai bangunan pun menggunakan papan-papan kayu ulin sebelum dicor beton dan dipasang keramik.
Kayu ulin juga tidak hanya sebagai bahan bangunan rumah. Pembangunan konstruksi jembatan, darmaga di Pelabuhan juga menggunakan kayu ulin. Kayu ini justru akan semakin kuat saat terendam air atau ditanam di dalam tanah. Rayap dan serangga pemakan kayupun gak sanggup membuat rumah di kayu ulin.
Mengingat tingginya utilitas kayu ulin maka pohon ini banyak dieksploitasi secara besar-besarna karena permintaan pasar yang terus meningkat. Padahal pertumbuhan riap kayu ulin sangat lambat.Â
Berdasarkan penelitian Qirom (2006) menunjukkan bahwa pertumbuhan diameter ulin pada tingkat anakan hanya 0,1 cm/tahun sedangkan pertumbuhan tingginya 3,4 cm/tahun. Itupun seiring dengan pertumbuhan pohonnya menjad besar tingkat pertumbuhannya akan semakin melambat.
Menurut kajian Effendi (2009) menyatakan bahwa kayu ulin selain memiliki tingkat kuat dan tingkat awet nomor 1, juga memiliki beberapa kelebihan lain. Kelebihan tersebut diantaranya adalah: Pertama, memiliki kemampuan bertunas yang baik. Sehingga sisa tunggul kayu ulin yang sudah ditebang masih bisa menghasilkan tunas-tunas baru.Â
Kedua, memiliki umur hingga ratusan tahun meskipun pertumbuhannya sangat lambat. Kelebihan ketiga adalah jika bijinya dipotong-potong dapat menghasilkan beberapa bibit sekaligus. Keempat, pada tingkat tertentu pohon ulin tahan akan kebakaran hutan karena kulitnya tebal dan berlapis-lapis. Selain itu perbanyakan bibit dapat dilakukan dari biji, cabutan alam, putaran maupun stek pucuk.
Karena pertumbuhan yang lambat maka jarang orang yang mau menanam pohon ulin. Beberapa perusahaan dan Lembaga menanam ulin sebatas untuk upaya konservasi dan penelitian. Biasanya dalam bentuk demplot penelitian ulin, areal konservasi genetic ulin, atau sumber benih ulin.
Untuk mengumpulkan bijinya juga bukan perkerjaan yang mudah. Biji ulin memiliki ukuran dan bentuk yang beragam, mulai dari buat, lonjong, dan ada yang bsar maupun yang kecil. Namun rata-rata berukuran biji ulin besar dan berat. Sehingga untuk mendapatkan seratus biji ulin memerlukan tenaga yang besar untuk mengangkutnya dari dalam hutan.
Semoga keberadaan pohon ulin bisa tetap lestari, sehingga anak cucu kita nantinya masih bisa melihat bagaimana penampakan pohon ulin dan bagaimana uniknya biji ulin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H