Berdasarkan hasil berbagai kajian dan penelitian yang dirangkum oleh Yusnikusumah dkk. (2022) menunjukkan bahwa biji lai memiliki kandungan antimikroba. Bunga Lai mengandung minyak esensial dan vitamin C yang bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, antiradang dan juga penanganan penyakit kanker, diare dan demam.
Kulit batang pohon Lai mengandung zat anti diabetes dan sakit perut. Akar pohon dan kulit buah Lai juga dilaporkan mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, tannin, terpenoid, phenol, dan saponin.
Menurut Atmoko (2014) masyarakat lokal dari etnik Dayak sering mengambil pucuk daun dan buahnya yang muda sebagai lalapan. Biji dapat dimakan dengan cara direbus atau dibakar terlebih dahulu.
Selain itu, biji Lai dapat diolah lebih lanjut menjadi panganan yang lebih menarik, seperti keripik. Cara membuat keripik adalah dengan merebusnya setengah matang, mengirisnya tipis-tipis, dijemur sampai kering terus digoreng.
Sebagai upaya konservasi jenis endemik, Penulis pernah melakukan eksplorasi benih Lai dari berbagai daerah di Kalimantan Timur dan Selatan. Benih tersebut selanjutnya disemaikan di persemaian sebelum ditanam di areal penelitian KHDTK Samboja.Â
Tanaman Lai seluas 2,5 ha tersebut menjadi areal konservasi genetik jenis Lai (Durio kutejensis) yang berasal dari berbagai lokasi tumbuh. Saat ini tanaman sudah berumur 10 tahun.
Jika berkunjung ke Kalimantan Timur, ada yang kurang jika belum mencicipi rasa unik buah Lai. Jika melakukan perjalanan dari Balikpapan menuju Samarinda atau sebaliknya maka akan menjumpai para pedagang buah Lai berjajar di Km 22 jalan non-tol Balikpapan-Samarinda.Â