Mohon tunggu...
T. Astari
T. Astari Mohon Tunggu... Freelancer - -

Seorang bibliophile yang sedang dalam proses menulis, ingin menjelajahi pengalaman, belajar, dan berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

WikiMelayu: Mendokumentasikan Kebudayaan Melayu Sumatera Utara

12 April 2024   05:10 Diperbarui: 13 April 2024   08:46 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin Melayu Deli Indonesia 9, oleh Riski Syahputra, Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0.

Kebudayaan Melayu Sumatera Utara adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia yang kaya. Sejak zaman prasejarah, kebudayaan ini telah berkembang pesat, tercermin dari artefak-artefak yang ditemukan, yang mencerminkan pengetahuan dalam bidang pertanian, perikanan, dan pembuatan alat. Pengaruh dari kebudayaan India, Tionghoa, dan Islam telah memberikan warna yang khas dalam perkembangan kebudayaan Melayu, terutama pada masa Kesultanan Deli di abad ke-17. Suku Melayu, sebagai suku asli dan mayoritas di Sumatera Utara, memegang peranan penting dalam menjaga dan mewarisi kekayaan budaya ini.

Dalam upaya untuk menjaga dan menyebarkan kebudayaan Melayu Sumatera Utara, diluncurkanlah proyek WikiMelayu. Proyek ini bertujuan untuk mendokumentasikan secara audio visual kebudayaan Melayu di Wikimedia Commons dengan lisensi Creative Commons, memungkinkan akses yang lebih luas dan bebas untuk setiap orang. Selain itu, proyek ini juga melibatkan lokakarya Wikipedia bahasa Indonesia dan Wiktionary Lingua Libre yang bertemakan kebudayaan Melayu, khususnya di Sumatera Utara.

Pengantin Melayu Deli Indonesia 9, oleh Riski Syahputra, Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0.
Pengantin Melayu Deli Indonesia 9, oleh Riski Syahputra, Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0.
Latar belakang proyek WikiMelayu sendiri berakar dari situasi timpang dalam menjaga kebudayaan Melayu akibat pengaruh globalisasi, kurangnya dokumentasi audio visual kebudayaan Melayu Sumatera Utara yang memiliki lisensi Creative Commons, serta keterbatasan dana untuk melakukan dokumentasi secara menyeluruh dan konsisten. Namun, dengan inisiatif untuk memasukkan warisan audio visual tersebut ke dalam lisensi Creative Commons di Wikimedia Commons, diharapkan warisan budaya ini dapat lebih mudah diakses dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Pelaksanaan proyek WikiMelayu tidaklah tanpa kendala. Mulai dari kesulitan dalam mencari sumber literatur yang valid hingga memperoleh izin hak cipta untuk dokumentasi audio visual, semua menjadi tantangan yang harus dihadapi. Penjadwalan dokumentasi juga kompleks, mengingat jadwal yang tidak sinkron antarpihak terlibat dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Di samping itu, kendala juga ditemui dalam berkontribusi di Wikipedia Bahasa Indonesia dan Wiktionary Lingua Libre, mulai dari kesulitan teknis hingga masalah akses internet yang tidak stabil.

Posisi gerak menyilang angkat pada ragam 8 penari pria pada tari serampang 12, oleh Mhd Tri Dewantara, Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0.
Posisi gerak menyilang angkat pada ragam 8 penari pria pada tari serampang 12, oleh Mhd Tri Dewantara, Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0.
Meski demikian, proyek WikiMelayu berhasil menghasilkan pencapaian yang membanggakan. Sebanyak 333 dokumentasi audio visual, 85 artikel di Wikipedia, 50 kata di Wiktionary Lingua Libre, dan 36 butir Wikidata telah berhasil diciptakan. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa upaya untuk menjaga dan menyebarkan kebudayaan Melayu Sumatera Utara dapat terwujud melalui kolaborasi dan komitmen yang kuat dari berbagai pihak.

Dari pengalaman ini, berbagai saran untuk perbaikan juga telah direfleksikan. Mulai dari pembentukan tim dokumentasi yang lebih terstruktur hingga penyusunan ulang pelatihan dengan materi yang lebih komprehensif, semuanya bertujuan untuk membuat proyek WikiMelayu lebih efektif dan produktif di masa mendatang. Dengan demikian, upaya untuk memperkaya dan melestarikan kebudayaan Melayu Sumatera Utara dapat terus berlanjut, mewariskannya kepada generasi mendatang sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa.

Referensi:

Azhari, Ichwan & Syafri Syaiful.  2009. Jejak dan Kebudayaan Melayu di   Sumatera Utara. Medan: Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Propinsi Sumatera Utara.

T. Mirah Sinar. 2011. Teknik Pembelajaran Dasar Tari Melayu: Tari Melayu Tradisional. Medan: Yayasan Kesultanan Serdang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun