Mohon tunggu...
Trias Aji Mulyana
Trias Aji Mulyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Belum Kawin

(sementara) hanya menulis yang diketahui dan disukainya saja

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Memaknai Proses dan Menikmati Hasil dari At Last Social Space

24 Mei 2022   11:32 Diperbarui: 24 Mei 2022   11:38 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki keresahan yang sama untuk menciptakan sebuah tempat dengan karakter yang sesuai dengan pribadi masing-masing, Ilham Setiawan Ali (23) selaku CEO/founder dengan beberapa rekannya memutuskan untuk mendirikan At Last Social Space. "Basically kami semua itu temenan, tapi semuanya mencar, ada yang kuliah di Makassar, Malang, Depok, dan ada juga yang kerja di Tangerang. 

Selama pandemi karena semuanya online akhirnya kami ngumpul lagi di Jakarta. Karena seneng nongkrong tapi banyak tempat yang tutup, dari situ mulai ada obrolan bikin tempat sendiri yang produk, service, dan konsepnya kami buat dari karakter dan kemampuan masing-masing". Ilham menjelaskan melalui Zoom (19/05/2022).

Tentu bukan hal yang mudah menjalankan sesuatu yang baru. Ilham menceritakan pada proses awal berdirinya At Last banyak kesulitan dan adaptasi yang dilalui, mulai dari berdamai dengan zona tidak nyaman, belajar dari awal tentang bisnis FnB, hingga kabar duka dari teman-teman yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Bahkan Ilham dan rekan-rekannya pernah berada di fase mereka terkendala biaya yang mengakibatkan tidak dapat membayar jasa tukang. 

Pada akhirnya Ia bersama rekan dan pegawai turun langsung mengerjakan proses pembangunan dari tempatnya tersebut. Hal baik yang didapat dari melalui kesulitan bersama itulah yang menurut Ilham membentuk senses of belonging yang kuat.

Lika-liku proses yang tidak mudah itulah yang menjadikan tempat yang resmi berdiri pada 9 Januari 2022 ini diberi nama At Last Social Space. At last yang memiliki terminologi akhirnya dalam bahasa Inggris tidak hanya sebagai kata namun juga ekspresi "yeah! akhirnya!" setelah melalui banyak proses At Last Social Space resmi berdiri dan beroperasi. 

Di sisi lain, at last yang memiliki kata dasar last, menurut Ilham banyak last order yang belum bisa Ia sampaikan ke orang-orang terdekat, "dari perjalanan ada yang ditinggal orang tua dan hal sedih lainnya, kami memutuskan menyediakan tempat untuk saling berbagi rasa dengan cara ngobrol satu sama lain, jangan fokus sama hp, itu sih pesan yang mau kami disampaiakan di sini".

(Dokpri)
(Dokpri)

Mengusung konsep social space, menu yang ditawarkan At Last tidak hanya fokus pada produk kopi. At Last menyediakan menu yang dapat diterima oleh semua kalangan namun tidak meninggalkan kopi itu sendiri, "FnB kopi ga melulu fokus pada kopi aja, ada pergeseran varian menu baru yaitu mocktail, itu juga yang lagi kami coba, menciptakan varian mocktail" Ilham menerangkan. 

Walaupun ada pergeseran varian menu dalam FnB kopi yang tidak melulu meyediakan kopi, At Last step by step mulai membuat manual brew, karena menurut Ilham market kopi sampai hari ini masih sangat luas.

Menu yang menjadi andalan di At Last Social Space adalah butterscotch, punch x, dan travelling. Butterscotch merupakan kopi susu yang di dalamnya terdapat esensi butterscotch. 

Butterscotch pada dasarnya adalah campuran gula merah dan mentega yang dilelehkan dan dimasak secara bersamaan. Sedangkan punch x dan travelling adalah mocktail. Sesuai dengan namanya, dengan rasa yang nano-nano, mocktail tersebut bisa membuat siapa saja yang meminumnya dibawa travelling.

Tidak hanya menyediakan minuman, At Last Social Space menghadirkan pizza sebagai unique selling point atas respon booming kedai kopi yang memiliki signature produk maisng-masing. 

Ilham menjelaskan kenapa memilih pizza sebagai menu yang ditonjolkan di tempatnya karena memiliki kesamaan dengan salah satu rekan bisnisnya yang sama-sama menyukai pizza. 

Selain itu, sebelum mendirikan At Last Social Space, rekannya tersebut bekerja sebagai chef pizza di salah satu restoran di Jakarta. "Jadi pas ide awal At Last ini emang pengen mengombinasikan kopi dengan pizza, ketika nongkrong ga cuma minum doang tapi ada makanan yang jadi pendamping", Ilham lanjut menjelaskan.

Ada beberapa varian menu pizza yang ditawarkan, yaitu king pepperoni, queen margherita, prince gili, dan princheese. Namun yang menjadi high demand adalah king pepperoni karena menurut Ilham, masyarakat Indonesia sangat peduli dengan protein.

Proses pembuatan pizza dengan cara tradisional menggunakan tungku batu (sumber: dokumentasi At Last Social Space)
Proses pembuatan pizza dengan cara tradisional menggunakan tungku batu (sumber: dokumentasi At Last Social Space)

Hal unik yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan pizza yang masih tradisional, dengan menggunakan tungku batu bata dan bara api. Hal tersebut juga yang ingin dijadikan signature dari At Last Social Space. "Dari ketidaktahuan dan kurangnya kemampuan, perlahan-lahan memberanikan diri untuk membuat sesuatu yang unik dengan biaya yang terbatas. Belajar bagaimana menyusun dan meletakkan batu serta mengira-ngira komposisi panas yang pas adalah proses pembelajaraan guna mengejar brand signature", ungkap Ilham.

Dari semua proses yang dijalani hingga hari ini, At Last Social Space menjadikan nothing ends sebagai narasi utama yang pada akhirnya menjadi tagline. Bahwa sesulit apapun kondisinya, jika dimaknai sungguh-sungguh hal tersebut akan menjadi dorongan untuk terus maju. 

Selain itu, At Last juga mengutamakan faktor lingkungan baik internal maupun eksternal agar bisa sustain ke depannya sebagai entitas bisnis. 

"Selain menguatkan hubungan di tubuh At Last sendiri, kami juga menjaga harmonisasi dengan lingkungan sekitar, entah itu pedagang atau warung-warung sekitar kami, bahkan dengan kedai kopi lain pun berusaha berhubungan baik. Kami menempatkan diri sebagai masyarakat, membuka diri untuk berkolaborasi memberikan kontribusi dan manfaat bagi lingkungan sekitar". tutup Ilham.

Support by Weorganizer.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun