Mohon tunggu...
Severus Trianto
Severus Trianto Mohon Tunggu... Dosen - Mari membaca agar kita dapat menafsirkan dunia (W. Tukhul)

mengembalikan kata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Membedah Wawancara Ahok Tentang Trotoar yang Berujung Kisruh

12 Agustus 2016   08:14 Diperbarui: 12 Agustus 2016   15:19 12493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok tidak menghindar kalau situasi Jakarta dibandingkan dengan situasi kota lain. Perkara trotoar di Surabaya diambil sebagai contoh karena sudah dibicarakan jadi lebih mudah dipahami oleh para wartawan. Contoh itu ditempatkan Ahok dalam sebuah debat ideal antara para calon pemimpin daerah, termasuk ucapan Ahok yang membuat senewen Bu Risma, "Surabaya itu cuma Jakarta Selatan."

Mungkin Bu Risma tidak akan semarah itu seandainya menempatkan ungkapan Ahok itu dalam struktur yang tepat. Sebelum mengatakan, "Surabaya itu cuma Jakarta Selatan," Ahok mengungkapkan perdebatan program sebagai perdebatan yang sehat (Jakarta membutuhkan banyak orang yang sudah terukur... itu yang sehat). Lalu, Ahok memberi contoh debat yang sehat itu, yaitu soal trotoar Surabaya dan Jakarta hingga muncul perbandingan Surabaya dan Jakarta Selatan.

Setelah itu, Ahok menutup kembali dengan pernyataan debat program itu debat sehat demi membuka wawasan masyarakat (Tinggal kamu pilih yang mana). Dengan demikian, pernyataan Ahok soal Surabaya dan Jakarta Selatan jauh dari pernyataan yang melecehkan. Struktur pernyataan Ahok memperlihatkan itu. Orang menyebut struktur demikian dengan istilah: sandwich, artinya sebuah pernyataan mendapat makna berkat dua pernyataan yang mengapitnya. Dua pernyataan yang mengapit "Surabaya itu Jakarta Selatan" adalah debat sehat para calon kepala daerah. 

Yang bisa dipetik dari kasus ini adalah pentingnya konteks bagi pemaknaan sebuah pernyataan. Bukan kata yang memberi makna sebuah pernyataan tetapi konteks pernyataan itu. Misalnya, istilah volume punya potensi makna beragam tergantung konteksnya. Kalau dikaitkan dengan konteks perbukuan, volume punya makna nomer atau edisi atau bagian dari kumpulan buku. Tetapi, kalau dikaitkan dengan ilmu fisika, volume memberi arti yang berbeda.

Maka, kita sudahi kegaduhan ini. Bu Risma dan Ahok itu orang kepercayaan masyarakat. Mari kita bantu mereka berdua menjalankan kepercayaan dengan baik dan bukannya mendorong mereka untuk beradu emosi. 

Salam persatuan

Ville de lumière, subuh, panca hari jelang Hari Suci Republik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun