Di hari pertama bekerja di perpustakaan di sebuah lembaga pendidikan, saya menemukan buku tentang nahwu dan sharaf diberi label 570 dan diletakkan di bagian Science. Saya pun menemukan buku serial Chicken Soup diletakkan di rak yang sama dengan buku makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Ternyata, kata sharaf "nahwu dan sharaf" diartikan sebagai saraf, berarti masuk ke Biologi (570). Sedangkan buku-buku Chicken Soup dianggap sebagai buku tentang cara memasak sup ayam!
Ketidakmengertian (atau ketidakpedulian?) pimpinan lembaga akan perpustakaan menjadikan perpustakaan hanya dilirik jika ada akreditasi, open house, atau kunjungan dari lembaga lain. Pengelolaan perpustakaan pun diserahkan pada sembarang orang.
Bagaimana bisa membuat orang lain cinta membaca buku jika pengelolanya saja tak senang membaca?
***
Meski tak lagi bekerja di perpustakaan, kecintaan saya pada buku tak luntur. Jika dulu menjadi orang yang mengolah buku, sekarang saya menjadi orang yang menulis buku sekaligus membidani kelahiran buku. Setelah menulis dan mengedit puluhan buku, saya semakin mencintai jalan ini. Jalan buku.
***
[caption id="attachment_140529" align="aligncenter" width="300" caption="Beberapa buku karya saya dan buku yang saya edit."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H