Dia bernama Bu Warsih merupakan wanita paruh baya yang berumur 65 tahun, dia merupakan wanita yang tangguh dan kuat. Dahulu Bu Warsih adalah seorang pegawai tetap di sebuah PT Kahatex di daerah Dangdeur yang berpenghasilan sekitar 4juta, namun seiring berjalannya waktu akhirnya Bu warsih sampai di masa pensiunnya dimana ia sudah selesai dari pekerjaannya itu. Bu Warsih tinggal bersama suami dan kedua anaknya, dimana suaminya yang begitu menyayangi keluarganya dan anaknya yang begitu baik dan penurut.Â
Anak pertamanya adalan seorang perempuan cantik dan baik hati  bernama Muniroh dan dari pernikahan putri pertamanya Bu Warsih mendapatkan cucu pertamanya yang begitu cantik dan manis yang bernama Alifa serta anak keduanya bernama Syamsul yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas.Â
Setelah pensiun Bu Warsih hanya mendapatkan penghasilan dari berjualan camilan kripik singkong sekitar Rp. 50.000 per harinya, dan itupun tidak menentu setiap harinya, namun "saya harus tetap harus konsisten karena demi menghidupi keluarganya " ucap Bu Wraisih, demi mendapatkan penghasilan.
Namun semakin berjalannya waktu dimana ternyata kondisi keluarganya sudah tidak sehangat dulu, karena beberapa tahun lalu ternyata suaminya mengalami sebuah kecelakaan tunggal pada sepeda motor, naasnya dari kecelakaan tersebut dokter mengatakan bahwa kecelakaan yang dialami suaminya mengakibatkan sebuah benturan yang keras terhadap kepalanya sehingga mengenai syaraf yang ada di bagian kepalanya.Â
Sehingga, hasil yang di periksa oleh dokter mengatakan bahwa suaminya mengalami gangguan pada syaraf otak yaitu gangguan kejiwaan, yang akan menyebabkan suaminya tidak bisa sehat seperti dulu lagi.Â
Setelah terjadinya kecelakaan tersebut hari-hari yang di jalani oleh Bu Warsih memang begitu berubah, dengan perubahan sikap yang terjadi pada suaminya sangat membuat Bu Warsih begitu mengusap dada tiap harinya karena tidak pernah terbayangkan bahwa pada akhirnya dia mengalami cobaan yang begitu berat, tapi tidak sampai di sini Bu Warsih masih bertahan untuk menjaga dan membantu suaminya untuk bisa sedikit demi sedikit menjalani aktivitas normal, dengan sering mengajak ngobrol dan tidak membiarkan suaminya sendiri sehingga hal tersebut sudah menjadi kebiasaan untuk di lakukan.Â
Dan karena masih ada kedua anaknya yang senantiasa menemani Bu Warsih Satu tahun berlalu setelah kejadian yang menimpa pada suaminya, ternyata datang kabar duka bahwa anak perempuan pertamanya telah meninggal dunia karena mengalami sakit, namun banyak sekali hal yang tidak di mengerti penyebab kematian anaknya itu, karena sebelum anak Bu Warsih menikah putrinya terlihat sehat tanpa memiliki gejala penyakit apapun.Â
Setelah di selidiki lebih dalam oleh Bu Warsih mengenai anak perempuannya, ternyata anaknya itu mendapatkan tindakan yang kurang baik dari suaminya namun tidak adanya laporan sedikitpun tentang sikap suaminya yang sangat kurang baik terhadap anaknya.Â
Di sisi lain hasil dari pernikahan putrinya itu menghasilkan seorang anak yang begitu cantik dimana menjadi cucu pertama bagi Bu Warsih, dengan hadir seorang malaikat kecilnya itu menjadi pengobat rindu ketika Bu Warsih merasa rindu kepada putrinya.Â
Namun suami dari putrinya itu memiliki sifat yang sangat keras kepala sehingga memberikan penegasan bahwa anak atu cucu Bu Warsih tidak akan di perbolehkan untuk tinggal bersama, entah alasannya kenapa namun keputusan itu membuat bu warsih dan keluarganya merasa kecewa dan sedih.Â
Hingga sekian lama setelah di bawa pergi cucunya itu Bu Warsih selalu merasa kesepian dengan kondisi yang di alaminya itu berawal dari suaminya mengalami kecelakaan kemudian putrinya meninggal karena sakit atas perilaku suaminya dan sekarang cucunya yang di bawa pergi oleh menantunya.Â
Sungguh wanita yang tangguh bisa menghadapi dan menjalani hidup dengan kondisi keluarga seperti itu, namun Bu Warsih tidak pernah menyerah untuk selalu berdoa kepada Tuhan untuk tetap diberikan ketabahan dan kekuatan untuk bisa menjalani hidup kedepannya.Â
Karena Bu Warsih tau hal itu tidak menjadi penghalangan untuk menjalani hidup kedepannya karena mereka tau setiap kejadian pasti ada hikmahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H