Dalam kehidupan professional, seringkali kita dihadapkan pada kebingungan dalam bertindak. Kebingunan ini seringkali dipicu karena kurang jelasnya tujuan yang akan kita capai.Â
Kita merasa telah memiliki tujuan, namun sejatinya tujuan itu belum benar-benar jelas sehingga kita belum tergerak sepenuh hati untuk mulai bertindak agar mencapai tujuan tersebut.
Salah satu teknik yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan Well-Formed Outcome (WFO). Teknik WFO ini dapat membantu menjernihkan pikiran kita terkait sebuah tujuan tertentu.Â
Pikiran kita akan dichallenge dengan pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita jawab dengan tegas agar dapat menghilangkan kabut yang membuat samar-samar di kepala.
Teknik WFO sering dikenal sebagai salah satu teknik dalam Neuro Linguistic Program (NLP), yakni teknik pemrograman kondisi diri memanfaatkan bahasa yang dapat memicu pikiran kita sehingga berimplikasi pada tindakan yang kita lakukan.
Prinsip teknik WFO antara lain menggunakan kalimat positif, berada dalam kontrol kita, empiris (dapat diindra dan diukur secara objektif), kita memiliki kemampuan untuk mencapainya, dan sesuai dengan kondisi pribadi (ekologis).
Untuk mempermudah menggunakan teknik tersebut, berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita gunakan untuk memperjelas tujuan sebelum kita berstrategi untuk mencapainya. Pertanyaan-pertanyaan ini saya ambil dari buku Self-Coaching karya Darmawan Aji.
Berikut ini daftar pertanyaan untuk WFO:
- Apa yang ingin saya capai? (Usahakan dalam kalimat positif, terukur, dan memiliki deadline yang jelas)
- Apa yang akan saya lihat, dengar, rasakan saat tujuan tercapai?
- Mengapa tujuan ini penting untuk saya?
- Di mana saya ingin mencapainya?
- Kapan saya ingin mencapainya?
- Siapa saja yang ada di sekeliling saya saat mencapainya?
- Apakah tujuan ini selaras dengan aspek kehidupan saya yang lainnya? Apakah selaras dengan visi saya? Apakah selaras dengan nilai-nilai hidup saya?
Untuk mempermudah, mari kita simulasikan dengan contoh. Simulasi ini bisa Anda gunakan dan sesuaikan sendiri dengan kondisi yang anda hadapi dan tujuan yang ingin Anda capai.Â
Contoh yang saya gunakan kali ini adalah penyelesaian skripsi. Momok raja terakhir yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa!
Apa yang ingin saya capai?
Saya akan menyelesaikan skripsi pada semester ini (deadline Desember). Cara saya menyelesaikannya adalah dengan mengerjakan secara konsisten 4 jam setiap hari menggunakan teknik pomodoro (25 menit tiap sesi selama 9 sesi).
Apa yang akan saya lihat, dengar, rasakan saat tujuan tercapai?
Saya akan merasa puas, lepas, dan bahagia saat skripsi saya ditandatangani oleh dosen pembimbing dan penilai.Â
Saya merasa bangga pada diri sendiri karena telah mampu mendaki gunung tinggi yang tampak mustahil, ternyata bisa saya selesaikan dengan langkah demi langkah secara konsisten!
Mengapa tujuan ini penting untuk saya?
Saya merasa penting menyelesaikan skripsi ini karena ini adalah tantangan terakhir saya setelah menjalani proses perkuliahan beberapa semester.Â
Tujuan ini penting sebagai bentuk tanggung jawab saya kepada orang tua dan pihak-pihak yang mempercayakan saya beasiswa untuk menyelesaikan pendidikan ini tepat waktu.Â
Tujuan ini juga penting sebagai bentuk ibadah saya kepada Tuhan dalam bentuk tanggungjawab terhadap Amanah yang diberikan kepada saya. Sebagai bentuk rasa Syukur atas segala fasilitas dan anugerah yang diberikan kepada saya.
Di mana saya ingin mencapainya?
Saya ingin mencapainya di fakultas tempat saya selama ini menjalani proses belajar. Tempat saya selama ini berinteraksi dengan para dosen, teman, dan staff pengajar.Â
Tempat di mana segala kenangan susah dan senang selama proses studi terekam secara baik dalam keheningan. Tempat di mana saya diberikan rezeki dan Amanah untuk menikmati beasiswa studi saya.
Kapan saya ingin mencapainya?
Saya akan menyelesaikan skripsi saya dalam bentuk sidang di bulan November. Sehingga saya memiliki kesempatan melakukan revisi dan mengikuti yudisium di bulan Desember sesuai dengan target penyelesaian studi saya.
Siapa saja yang ada di sekeliling saya saat mencapai tujuan tersebut?
Saya akan didampingi oleh keluarga saya yang selama ini mendukung saya baik dalam hal studi maupun dalam kehidupan lainnya.Â
Saya juga akan didampingi oleh para dosen pembimbing dan penilai saya. Saya juga didampingi oleh rekan-rekan sesama penerima beasiswa yang juga memiliki deadline penyelesaian tugas yang sama.
Apakah tujuan ini selaras dengan aspek kehidupan saya yang lainnya? Apakah selaras dengan visi saya? Apakah selaras dengan nilai-nilai hidup saya?
Ya, tujuan ini selaras dengan aspek, visi, dan nilai hidup saya. Saya adalah orang yang bertanggungjawab terhadap Amanah yang diberikan kepada saya.Â
Saya juga memiliki kemampuan dan fasilitas untuk menyelesaikan tujuan tersebut. Sehingga segala aspek sudah sesuai dan tidak ada yang bertentangan dengan diri saya saat saya menyelesaikan tujuan saya satu ini.Â
Saat saya berhasil menyelesaikan tujuan ini, maka visi dan nilai hidup saya semakin teguh dan sesuai, tidak meleset sedikit pun!
***
Dengan memanfaatkan daftar pertanyaan ini, semoga kita semakin mudah menjernihkan tujuan yang ingin kita capai sehingga mempermudah kita melakukan langkah selanjutnya: berstrategi bagaimana cara mencapainya.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H