Mohon tunggu...
Trian Ferianto
Trian Ferianto Mohon Tunggu... Auditor - Blogger

Menulis untuk Bahagia. Penikmat buku, kopi, dan kehidupan. Senang hidup nomaden: saat ini sudah tinggal di 7 kota, merapah di 5 negara. Biasanya lari dan bersepeda. Running my blog at pinterim.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Pengabdi Setan 2": Film Wahana Hantu dengan Cerita yang Dangkal (No Spoiler)

5 Agustus 2022   10:56 Diperbarui: 6 Agustus 2022   05:54 2465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menonton beramai-ramai dengan kawan sepermainan. Saya merasakan jalinan cerita kemudian jadi dangkal mulai dari seperempat film hingga menjelang akhir. Dan ternyata itu terkonfirmasi oleh mayoritas kawan yang berjumlan 10 itu.

Kami sepakat, jika berekspektasi menikmati horor yang dibalut cerita yang berbobot, maka Pengabdi Setan yang pertama jelas lebih berkualitas  dan membuat saya masih menikmati sensasi ceritanya selepas keluar bioskop. Itu yang tidak saya alami di Pengabdi Setan yang kedua ini.

Selepas film usai, sensasinya 'cuma' seperti saya baru saja keluar dari wahana hantu yang banyak dipapari sosok-sosok menakutkan dan jump scare pendukungnya. **Yang sebenarnya kita tahu itu adalah bohongan dan untuk hiburan.

Sebab dari sisi cerita, pengembangan plot utama (bahwa keluarga rini ini mandul dan harus bersekutu dengan setan untuk mendapatkan keturunan) menjadi terlalu dibuat-buat dan dangkal jika dihubungkan dengan seluruh kejadian-kejadian horor yang terjadi sepanjang film. Murni wahana hantu yang dipaksakan berdiri di pondasi cerita utama 'pengabdi setan untuk kesuburan'.

Memang ada upaya Joko Anwar membuat cerita ini lebih berbobot dan 'mikir' di akhir-akhir film. Namun justru saat itu ingin disampaikan, delivernya menemukan momen paling buruk dari keseluruhan film ini. Akhir film menjadi bagian yang paling membagongkan dan menjadi antiklimaks kualitas film garapan Joko Anwar kali ini. Mulai dari jumpscare berlebihan tanpa konteks, proses kekalahan 'si jahat' oleh 'si penyelamat' yang terlalu dipaksakan, hingga CGI penutup yang sungguh tampak artifisial dan tidak natural sama sekali.

Sungguh, film yang sangat baik dan berkualitas dari sisi sinematografi ini, tidak didukung dengan ide cerita yang mantap dan diperparah dengan ending yang hanya bikin bengong saja. Sinyal bahwa tiket wahana kita sudah habis dan harus keluar dari rumah hantu.

Nonton film wahana hantu di hari pertama | Dok. Pribadi
Nonton film wahana hantu di hari pertama | Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun